Etgard Kalengke: Mempromosikan budaya Poso di Amerika Serikat
Penulis: Robert Dwiantoro | Publikasi: 6 September 2023 - 16:51
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Etgard Kalengke: Mempromosikan budaya Poso di Amerika Serikat
Etgard Kalengke, salah satu personil Ana Timur Official akan manggung di tiga kota di AS selama 8-23 September 2023 | Foto: Etgard Kalengke/dokumentasi pribadi

Etgard Kalengke terdengar bahagia kala berbincang soal turnya yang bertajuk "East Coast Tour 2023" di Amerika Serikat (AS).

Saat dihubungi Tutura.Id via telepon, Selasa (6/9/2023) malam, posisinya sedang berada di Philadelphia, salah satu kota di negara bagian Pennsylvania, AS. Obrolan kami terentang 15.404 kilometer dan berselisih waktu 12 jam.

Meski bukan kali pertama berkunjung ke Negeri Paman Sam, anak pasangan Agustinus Kalengke dan Ivana Pindongo ini mengaku tak sabar menyambut momen di mana ia bersama Dian Sorowea, penyanyi asal Maumere, Nusa Tenggara Timur, akan tampil di tiga kota di AS.

Alumni SMAN GKST 2 Tentena ini juga tak menyangka akhirnya bisa kembali tampil di negara yang mendapat predikat sebagai tanah kelahiran hip-hop, sebuah genre yang sejak awal berkarier digeluti Etgard.

“Saya dihubungi oleh Sinta Penyami Storms lewat Ana Timur Official. Tante Sinta mengundang kami untuk mempromosikan musik Indonesia Timur di AS,” ungkap Etgard.

Bak mendapat rejeki durian runtuh, Etgard tak ingin menyia-nyiakan kesempatan emas tersebut. Ia pun mengiyakan tawaran untuk manggung di AS pada 8-23 September 2023.

Kepada Tutura.Id, pria berusia 20 tahun ini menceritakan perjalanan kariernya di dunia musik hingga bisa tampil di panggung level internasional. Berikut petikan wawancara kami.

Apa yang Anda ketahui tentang "East Coast Tour" (ECT) ini?

Antara Agustus-September setiap tahun di AS, banyak event yang diselenggarakan oleh Warga Negara Indonesia (WNI) dalam rangka Perayaan HUT RI meski tak selalu bertepatan 17 Agustus.

Nah, kebetulan ECT ini merupakan event untuk menampilkan musisi dan penyanyi asal Indonesia, khususnya dari wilayah timur Indonesia. Sama seperti pergelaran Indonesia Fashion Week yang juga rutin setiap tahun dilaksanakan.   

Bagaimana ceritanya bisa terlibat dalam ECT ini bersama Dian Sorowea?

Sebenarnya saya pernah ke AS tahun 2022 untuk menghadiri event yang sama. Saya bersama Dian merupakan representasi dari kawasan timur Indonesia lewat naungan Ana Timur.

Kebetulan ada orang Poso juga di sini. Namanya Sinta Penyami Storms (kakak kandung Igor Penyami alias Igor Saykoji). Beliau punya sanggar tari bernama Modero Company.

Tante Sinta juga berperan sebagai direktur di Gapura Philly, organisasi orang Indonesia yang berbasis di Philadelphia. Tante Sinta ini sudah 11 tahun terakhir mempromosikan budaya Poso dan Indonesia melalui tarian dan seni.

Tante Sinta juga yang mengundang kami ke Amerika untuk mempromosikan musik dari Indonesia Timur yang bisa dibilang belum terlalu dikenal di Amerika.

Apakah memang hanya Anda dan Dian yang dipilih dalam ECT?

Dari Ana Timur hanya saya dan Dian yang berangkat, tapi dalam event ini akan ada musisi lain juga, seperti grup band d’Massiv dari Indonesia dan penyanyi asal AS.

Apa reaksi pertama Anda ketika mengetahui bisa ikut ECT ini?

Sangat bahagia dan bangga. Ini suatu kehormatan untuk saya dan Dian, juga untuk tim Ana Timur. Banyak anggota kami di Ana Timur yang kebetulan juga asli Poso. Jadi kami sangat antusias untuk mempromosikan budaya Poso di Amerika.

Apakah Anda hanya tampil khusus di depan WNI saja?  

Kami akan tampil di depan WNI dan warga AS.

Bagaimana persiapan Anda untuk tampil di ECT ini?

Tentu saja latihan bersama Dian. Kami juga memilih lagu-lagu yang akan kami bawakan nanti, termasuk memilih kostum yang akan digunakan di setiap event.

Nah, untuk kostum yang akan kami gunakan nanti salah satunya disponsori oleh Corrie Kastubi, desainer busana ternama dari Jakarta.

Bagaimana dengan situasi atau kondisi tempat latihan sebelum tampil di ECT nanti?

Kami latihan di rumah di Philadelphia dengan peralatan yang sangat memadai. Setiap hari kami latihan sekitar dua jam. Supaya tidak jenuh, Tante Sinta kasih treatment jalan-jalan di Kota Philadelphia. He-he-he.

Secara khusus, Anda nantinya akan menampilkan pertunjukan apa? Apakah ada yang mencirikan kebudayaan khas suku asli Kabupaten Poso, Pamona?

Saya dan Dian akan tampil dalam lima event. Dari semua lagu yang kami persiapkan akan ada juga lagu “Doni Dole” asal Kabupaten Poso yang telah diaransemen ulang.

Kami juga akan menyanyikan lagu “Nusantara Bersaudara” ciptaan Simeon Nggasi dari Poso, “Ua Ena” (lagu yang kerap hadir untuk mengiringi Tari Dero, red.), dan lagu-lagu kami dari Ana Timur.

Sedikitnya ada tiga kota di AS yang akan jadi lokasi penampilan Anda nanti. Apakah penampilannya nanti sifatnya kuota atau penampilan full?

Kebetulan pada 8 September 2023 nanti ada New York Indonesia Fashion Week. Kami akan menyanyikan tiga buah lagu, yaitu “Su Tra Bale” (lagu Ana Timur yang belum dirilis), “Karna Su Sayang”, dan “Doni Dole”.

Lalu, event Red Carpet kami akan menyanyikan satu atau dua buah lagu akustik. Sementara pada Festival Indonesia di beberapa tempat seperti Philadelphia dan New Hampshire akan tampil secara full.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Etgard Kalengke - Pindongo (@etgard_kalengke)

Pernah membayangkan akhirnya bisa tampil bermusik di luar negeri?

Sama sekali tidak pernah membayangkan akan ke AS. Rasanya masih seperti mimpi.

Pertama kali ada pembahasan ini saya sedang rekaman bersama Dian Sorowea di studio dan sedang live di Facebook.

Tiba-tiba Tante Sinta masuk menonton live kami berdua dan bertanya apakah kami mau ke AS lagi? Pertamanya kami pikir bercanda, eh, ternyata serius. Ha-ha-ha.

Lebih senang disebut musisi atau penyanyi?

Saya lebih senang disebut musisi. Karena saya juga seorang produser musik, pencipta lagu, dan penulis lagu. Karya saya berupa lagu yang saya ciptakan sendiri sudah banyak dan bisa dicek Youtube Ana Timur Official. Rata-rata lagu tersebut lirik dan produksinya saya yang kerjakan.

Selain itu, saya juga sudah beberapa kali kolaborasi dengan Igor Saykoji. Puji Tuhan, ada sejumlah lagu saya bersama Om Igor itu logat atau dialeknya menunjukkan ciri khas Pamona atau orang Poso.

Lagu yang saya maksud itu “Kita Semua Bersaudara“ yang sekarang views-nya sudah hampir mendekati angka dua juta.

Adakah pengalaman pahit selama menjadi musisi?

Kalau itu pasti ada. Karena dari awal menjadi musisi banyak rintangan yang saya hadapi, seperti ketidaksukaan beberapa orang di luar sana dan ada juga memandang rendah karya-karya saya.

Sebagai musisi, saya berprinsip bahwa saya bisa lewati dan saya tidak pernah ambil pusing. Bagi saya, yang namanya proses pasti akan ada hasil yang terbaik dan sekarang saya sudah menikmatinya.

Sejak kapan mulai senang bermusik? Dan apa yang bikin Anda akhirnya menyukai genre musik hip-hop atau rap?

Saya itu senang bermusik itu sudah sejak kecil. Kalau genre hip-hop dan rap, kebetulan karena terinsprasi dengan Igor Saykoji atau Igor Penyami, rapper kenamaan Indonesia berdarah Pamona.

Siapa sosok paling berjasa dalam perjalanan Anda menjadi musisi seperti sekarang ini?

Pendiri Ana Timur, Maya Adlam Manganti. Kebetulan mamanya Kak Maya orang Poso dan dia yang memanggil saya ke Bali untuk jadi anggota utama Ana Timur.

Saya, Dian, Kak Maya, dan Kak Nangsi Satigi (road manager Ana Timur) saling dukung setelah melalui banyak suka, duka, jatuh, dan bangun bersama.

Selain itu, ada sosok Om Igor yang selalu memberikan banyak masukan dan selalu terbuka membantu saya menjadi musisi dan karakter yang lebih baik. Saya banyak belajar dari Om Igor karena karakternya yang sangat positif.

Siapa musisi favorit Anda mulai dari lokal (Poso) hingga internasional?

Kalau lokal itu, ada band indie asal Poso namanya Sentimental Kampung Halaman. Kemudian ada Om Igor Saykoji dan Iwa K, dua-duanya saya sebut sebagai rapper legendaris Indonesia.

Kalau di level internasional, saya menyukai Calvin Cordozar Broadus Jr. alias Snoop Dogg, rapper dan aktor kenamaan asal AS.  

Kebetulan lagi AS, apakah tidak ada keinginan bertemu Snoop Dogg yang katanya rapper favorit Anda?

Besar sekali keinginan mau bertemu Snoop Dogg. Tante Sinta maupun Kak Maya sangat baik, bahkan bersemangat mempertemukan saya dengan Snopp Dogg. Ha-ha-ha.

Sebenarnya koneksi untuk bertemu Snoop Dogg sudah ada, hanya saja masih menunggu waktu. Saya saat ini diminta untuk fokus saja persiapan tampil di ECT.

Sebutkan masing-masing satu judul lagu favorit lokal (Poso) dan nasional/internasional dan apa maknanya dalam kehidupan Anda sehingga menyukai kedua lagu itu?

Kalau lagu lokal itu judulnya “Kita Semua Bersaudara” ciptaan Simeon Nggasi. Sementara lagu di Indonesia yang saya sukai itu lagunya Om Igor berjudul “Jalan panjang”.

Bagi saya, kedua lagu di atas punya makna tentang kehidupan, kebersamaan, dan perjalanan yang masih panjang untuk berkarya serta menyuruh kita untuk tetap melihat ke depan untuk berkarya tanpa memikirkan hal-hal negatif yang ada di belakang.

Apa ekspektasi atau harapan Anda dalam penampilan di ECT nanti?

Saya berharap agar ECT ini boleh berjalan dengan lancar. Semoga semua orang terhibur dan yang paling penting, Ana Timur akan lebih dikenal sampai ke mancanegara.

Setelah kembali ke tanah air, apa yang Anda akan kerjakan?

Saya dan Dian akan melakukan persiapan tampil di Festival Danau Poso (FDP) Oktober 2023 di Tentena. Dari tim Ana Timur yang akan hadir ada saya, Dian, dan Angelbert, rapper asal Kota Ambon, Maluku.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
5
Jatuh cinta
1
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Mengubah stigma dan mewujudkan pemenuhan hak korban pelanggaran HAM berat di Sulteng
Mengubah stigma dan mewujudkan pemenuhan hak korban pelanggaran HAM berat di Sulteng
Sulteng menjadi tempat ketiga setelah Aceh dan Jakarta yang melaksanakan kegiatan Pemenuhan Hak Korban Pelanggaran…
TUTURA.ID - Menghadirkan khazanah bacaan anak berbahasa daerah Sulteng
Menghadirkan khazanah bacaan anak berbahasa daerah Sulteng
Kepala Badan Balai Bahasa Sulteng menyebut penerbitan 32 buku cerita anak berbahasa daerah ini sebagai…
TUTURA.ID - Jafar G Bua dan jalan pedang menjadi wartawan
Jafar G Bua dan jalan pedang menjadi wartawan
Selama menjadi wartawan, Jafar G Bua akrab meliput di daerah konflik. Pun demikian, prinsipnya tetap…
TUTURA.ID - Ahli waris kontra Pemprov Sulteng; GOR Siranindi, punya siapa?
Ahli waris kontra Pemprov Sulteng; GOR Siranindi, punya siapa?
Sengketa lahan GOR Siranindi sudah berlangsung 50 tahun alias setengah abad. Hingga kini kedua pihak…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng