Andika Pramulia: Festival Titik Temu harus tetap ada setiap tahun
Penulis: Syahrul Wardana | Publikasi: 21 Oktober 2023 - 10:16
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Andika Pramulia: Festival Titik Temu harus tetap ada setiap tahun
Andika Pramulia, salah satu figur penting di balik penyelenggaraan Festival Titik Temu (Foto: Syahrul Wardana/Tutura.Id)

Perhelatan Festival Titik Temu (FTT) kembali berlangsung untuk kedua kalinya, Jumat-Sabtu (20-21/10/2023). Kali ini pelaksanaannya tak lagi mengambil tempat di area parkir belakang Gelora Bumi Kaktus, Talise, tapi berpindah ke Jodjokodi Convention Center, Tatura Utara.

Andika Pramulia, co-founder RNR Experience selaku yang punya hajatan, mengaku tujuan penyelenggaraan FTT tetap konsisten. Jadi acara untuk lebih menggaungkan karya musisi dan band yang ada di Palu, juga Sulawesi Tengah secara umum.

Mereka juga berharap kehadiran FTT bisa ikut mendorong terciptanya ekosistem musik di Kota Palu, utamanya industri pertunjukan.

Saat bersua Tutura.Id di tengah kesibukannya mengawasi hari pertama FTT, Andika berbagi kisah tentang pengalamannya mewujudkan pelaksanaan FTT kedua ini. Simak kutipan obrolannya.

Grup musik Season Candy saat mengisi panggung musik di hari pertama pelaksanaan Festival Titik Temu (Foto: Syahrul Wardana/Tutura.Id)

Tujuan apa yang hendak kalian capai dari penyelenggaraan Festival Titik Temu?

Ketika kami hendak membuat FTT dengan konsep semua suguhan kontennya lokal, termasuk band-band, kami awalnya cukup ragu. Dalam artian apakah acara ini bisa mendatangkan orang. Daya tariknya seberapa, sih, ini?

Saya dan teman-teman di RNR Experience selaku promotor akhirnya cukup yakin. Bahwa sesuatu kalau terus dilakukan berulang nantinya bisa menciptakan tren atau bisa mendapatkan penonton.

Gelagat itu sudah bisa kelihatan sekarang?

Mungkin penyelenggaraan tahun pertama dan kedua ini gaungnya masih sedikit, tapi kami yakin memasuki tahun kelima atau keenam nanti bisa menjadi kebanggaan bersama masyarakat kota Palu.

Jadi, yang kami lakukan sekarang ini mencoba menjaga eksistensinya dulu. Nyala apinya harus tetap ada. Kami juga berharap Festival Titik Temu bisa jadi salah satu batu loncatan untuk band atau musisi Kota Palu atau Sulteng menggaungkan karyanya ke level lebih tinggi lagi.

Bagaimana antusiasme musisi di Palu dan sekitarnya yang mengikuti FTT?

Saya melihat sendiri antusiasme teman-teman musisi. Banyak dari mereka yang bahkan menghadirkan suguhan spesial. Sesuatu yang berbeda.

Beberapa band memiliki special show. Mereka akan membawakan format pertunjukan khusus yang memang digarap serius untuk tampil di panggung ini.

Apakah pemerintah turut memberikan sokongan dalam pelaksanaan FTT?

Selama dua tahun penyelenggaraan kami memakai gedung pemerintah. Pertama di Gelora Bumi Kaktus. Itu secara tidak langsung pemerintah support.

Kemudian tahun ini kami menggunakan JCC. Tentu saja itu bagian support dari pemerintah juga.

Tantangan yang mengiringi pelaksanaan FTT edisi kedua?

Menantang dari segi biaya produksi yang pastinya tidak kecil. Kami punya sponsor yang ikut mendukung pendanaan, tapi kami juga merogoh kocek pribadi untuk bikin acara ini. Kami orang-orang yang hobi di dunia pertunjukan.

Berarti secara bisnis belum jalan?

Dua tahun perjalanan festival ini belum bisa kami sebut sebuah bisnis. Ini bukan business base, tapi benar-benar movement yang berbasis komunitas.

Harapannya dua atau tiga tahun ke depan acara ini menjadi sesuatu yang lebih besar, dicintai oleh masyarakat umum di luar teman-teman komunitas.

Bagaimana cara kami mengejar itu, ya, dengan terus menjaga konsistensinya dulu. Festival ini harus tetap ada setiap tahun.

Lantas, apa harapan lainnya?

Tentu saja penonton ramai yang datang. Supaya band atau musisi yang tampil bisa bertemu dengan pendengarnya. Untuk apa kita bikin festival kalau tidak mempertemukan musisi dengan pendengarnya.

Mungkin sekarang musisi atau band-band Palu ini masih belum terlalu diminati masyarakat luas di kotanya kita sendiri, tapi dengan adanya FTT ini kami berharap pandangan mereka berubah. Karya-karya musisi kita harus dihargai, diapresiasi, dan dinikmati lebih luas.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
2
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Tardigrada; balutan musik Kaili dan nuansa elektronik menuju iKonseria
Tardigrada; balutan musik Kaili dan nuansa elektronik menuju iKonseria
Lewat bebunyian khas Lembah Palu, Tardigrada sukses menghadirkan musik ciamik. Kerja mereka berbuah posisi ketiga…
TUTURA.ID - Selebrasi Festival menghadirkan inklusivitas sebuah perayaan musik
Selebrasi Festival menghadirkan inklusivitas sebuah perayaan musik
Perayaan untuk fans panggung pertunjukan musik yang inklusif. Beragam penampil dihadirkan. Area menonton juga mengakomodir…
TUTURA.ID - Konser sudah batal, uang tiket tak kunjung kembali
Konser sudah batal, uang tiket tak kunjung kembali
Konsumen alias pembeli tiket yang telah dirugikan dapat menggugat penyelenggara konser melalui Pengadilan Negeri.
TUTURA.ID - Menyimak babak baru perjalanan Scarhead Barricade
Menyimak babak baru perjalanan Scarhead Barricade
Lima tahun absen merilis karya terbaru, Scarhead Barricade meluncurkan single "Fana" sebagai persembahan terbaru.
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng