Kali kedua penampilannya di Palu, kelompok .feast yang berpersonelkan Daniel Baskara Putra (vokalis), Adnan Satyanugraha Putra (gitaris), Dicky Renanda Putra (gitaris), Fadli Fikriawan Wibowo (bassis), Adrianus Aristo Haryo (drummer), plus Rayhoon Nur (gitaris) sebagai additional player tetap memiliki daya tarik tinggi. Serupa magnet. Sementara Hindia yang merupakan moniker dari sang vokalis tak kalah memesona.
Pembeda antara dua unit serupa tapi tak sama ada dalam segi lirik. Hindia lebih mengutamakan pendekatan personal dalam setiap bait lagunya. Sementara .feast sebagai grup lebih tajam mengomentari kondisi sosial politik yang terjadi di tanah air.
Gabungan dua nama tersebut menjadi jualan utama penyelanggaraan konser musik bertajuk "Here, There, Everwhere". Acara yang diinisiasi oleh Run by Escape, Creator of Many, dan Rani Syaranii itu berlangsung di Tanaris Coffee, Jl. Juanda, Palu Timur, Minggu (4/12/2022) malam.
Lokasi acara tampak sudah ramai penonton sejak sore menjelang waktu maghrib. Berjubel orang mengantre di pintu masuk. Alhasil koridor bagian depan panggung tak butuh waktu lama disesaki orang yang kebanyakan berusia remaja. Padahal tata suara di atas panggung belum juga menyalak.
Sembari menunggu, banyak dari penonton akhirnya memutuskan duduk bersila. Beberapa juga terlihat asyik foto-foto bareng. Lainnya coba menikmati aneka stan jajanan yang tersedia di dalam kompleks venue konser.
Ada satu pemandangan tak biasa yang kami temui dalam penyelenggaraan konser-konser sebelumnya di kota ini.
Banyak orang lalu-lalang mengenakan wastra alias kain tradisional Indonesia. Menurut salah satu pewara, ide ini tak lain sebagai upaya pelestarian budaya Indonesia. Sebuah niat yang patut mendapat apresiasi.
Ketika duo Novi Fatriani dan Dadie Hariyanto yang didaulat sebagai pembaca acara hadir di atas panggung, dalam sekejap para penonton yang semula duduk bersila tegap berdiri. Bahkan merangsek lebih ke depan. Berebut ingin mendapatkan sudut terbaik dan posisi terdekat menyaksikan idolanya.
Panggung pertunjukan dimulaikan oleh penampilan Denny Wijayanto, seorang disc jockey yang meramu sejumlah hits, antara lain lagu “C.H.R.I.S.Y.E.” yang dinyanyikan Eva Celia, “Baby” milik Justin Bieber, dan “Remaja” milik HIVI! Penampilan DNWJYT lumayan berhasil memanaskan suasana.
Tak berselang lama giliran Felis mengambil alih kendali panggung pertunjukan. Bersenjatakan piano, solis pria asal Palu ini menyuguhkan lagu-lagu ciptaannya sendiri, plus satu cover version milik Dewa bertajuk “Pupus”.
Foto: Moh. Rifky
Tuntas penampilan Felis, cukup lama rombongan kelelawar—sebutan untuk penggemar .feast—harus bersabar menantikan kehadiran sekstet yang terbentuk sejak 2012 ini. Kehadiran mereka membuat banyak penonton merangsek memadati area depan panggung.
Demi menghindari insiden yang tak diinginkan, panitia bersama pihak keamanan sepakat membuka barikade pembatas di sisi kiri panggung. Sementara di bagian sisi kanan panggung terlihat ada beberapa orang yang menyaksikan jalannya konser dari atas tembok pembatas.
Berturut-turut .feast membuka setlist-nya dengan membawakan lagu “Bintang Massa Aksi”, “Fastest Man Alive”, dan “Tarian Penghancur Raya”.
Saat jeda lagu, Baskara dkk. mengisinya dengan mengajak penonton berinteraksi. Beberapa penonton terlihat mengacungkan ponsel hingga menulis dalam secarik kertas tertulis demi terlihat menyolok.
Paling mengundang riuh ketika gitaris Adnan membopong Dicky saat membawakan lagu “Sectumsempra” yang dipasang sebagai pamungkas. Total sembilan lagu dibawakan oleh .feast.
Berikutnya giliran menantikan Hindia. Para penonton yang sudah terkuras energinya kembali duduk leyeh-leyeh sekadar meregangkan kaki. Baskara bersama Hindia mengawali aksi mereka dengan langsung mengusung lagu “Evakuasi”. Selanjutnya “Besok Mungkin Kita Sampai” dan “Apa pun yang Terjadi”.
Antusiasme penonton rupanya tak surut. Hampir sepanjang lagu mereka ikut bernyanyi mengikuti Baskara.
Kejadian romantis terjadi ketika tembang “Rumah Ke Rumah” dinyanyikan. Terlihat penonton kompak melambaikan tangan di bagian terakhir lagu tersebut. Pun ketika “Membasuh” dinyanyikan, iringan suara penonton menambah nuansa hangat.
Baskara dkk. menjadikan “Evaluasi” sebagai penutup. Pemilihan yang terasa pas mengingat konser berlangsung menjelang tutup tahun. Kontemplasi atau resolusi biasanya tersampaikan pada momen ini.
“Perjalanan yang jauh,
Kau bangun untuk bertaruh,
Hari belum selesai,
Biasa saja,
Kamu tak apa.”
Beberapa hal yang menjadi catatan minor dalam ajang pementasan musik kali ini adalah tata suara yang terdengar tak maksimal. Pun akses jalur evakuasi penonton.
konser .feast Hindia Baskara Putra Tanaris Coffee Run by Escape musik event organizer promotor kelelawar