Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdi “Cudi” Mastura, menolak melantik Novalina sebagai sekretaris daerah provinsi Sulawesi Tengah. Padahal status Novalina sebagai sekdaprov Sulteng sudah ditetapkan lewat Keputusan Presiden (Keppres).
"Saya lepas pemilihan sekda. Tetapi saya juga berharap dan merekomendasikan calon yang saya anggap cakap dan memiliki integritas dan loyalitas untuk membantu saya,” kata Gubernur Cudi, dalam rilis pers yang diterbitkan Humas Pemprov Sulteng dari Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (9/12/22).
Gubernur Cudi menyebut bahwa dirinya akan berkomunikasi langsung dengan Presiden Joko “Jokowi” Widodo ihwal Keppres penunjukkan Novalina sebagai sekdaprov Sulteng. Harapannya, keputusan tersebut bisa ditinjau kembali.
Ia berargumen bahwa seharusnya yang diangkat ialah tokoh yang memiliki nilai asesmen tinggi dan mengantongi rekomendasi dari gubernur Sulteng.
Sebelumnya, Gubernur Cudi telah merekomendasikan tiga nama kandidat sekdaprov Sulteng kepada pemerintah pusat.
Ketiga kandidat ialah Fahrudin Yambas (Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Sulawesi Tengah); M. Sadly Lesnusa (Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Tengah), dan Novalina (Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian, dan Statistik).
Sebagai catatan, Sulteng sudah lebih dari dua tahun tak punya sekdaprov definitif terhitung sejak 4 September 2020, saat Hidayat Lamakarate mundur dari jabatan karier birokrasi nomor wahid di level daerah itu. Hidayat mundur karena berkompetisi dalam Pilkada Sulteng 2020.
Sejak itu, posisi sekdaprov diisi birokrat dengan status pelaksana tugas dan penjabat.
Di sisi lain, Gubernur Cudi juga pernah melukiskan pentingnya peran Sekdaprov sebagai “jantung” dalam pemerintahan. "Apabila kepala daerah diumpamakan sebagai otak, maka saudara (baca: sekdaprov) merupakan jantungnya," kata Cudy.
Selintas tentang Novalina
Kabar soal penetapan Novalina sebagai sekdaprov Sulteng mulai terdengar nyaring setidaknya pada Kamis malam (8/12/22).
Kabar ini muncul dari tangkapan layar surat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia Nomor R-289/Adm/TPA/12/2022 yang menyantumkan salinan Keputusan Presiden Nomor 146/TPA Tahun 2022—yang memuat status Novalina. Tangkapan layar ini beredar di berbagai grup WhatsApp dan mulai jadi hidangan berita media lokal pada Jumat dini hari (9/12/22).
Keppres yang diteken pada 1 Desember 2022 itu memuat pengangkatan Novalina sebagai “Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tengah terhitung sejak pelantikan.”
Adapun Novalina dikenal pula dengan nama Novalina Wiswadewa. Nama belakangnya berasal dari suaminya yakni Bakti Wiswadewa.
Perempuan kelahiran Donggala ini merupakan Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) 1990--sekarang dikenal sebagai IPDN. Sebagai abdi negara, alumni SMA 1 Palu ini pernah berkarier di Lombok, NTB, selama lebih kurang 15 tahun.
Saat balik ke Lembah Palu, pada medio 2000-an, Novalina merintis kariernya di lingkungan Pemkot Palu. Ia lantas pindah tugas ke Pemprov Sulteng. Jabatan perdananya di lingkungan Pemprov Sulteng ialah sekretaris Badan Penanaman Modal Pelayanan Perizinan Terpadu (2015-2018).
Sempat menjabat kepala Biro Otonomi Daerah pada Sekretariat Daerah Sulteng (2018-2019), Novalina lantas mulai menapaki posisi penting saat jadi kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Sulteng (2019-2022). Adapun posisinya sebagai kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian, dan Statistik baru dijalankan pada Mei 2022 alias baru setengah tahun.
Merujuk dokumen LHKPN 2021, perempuan birokrat berusia 53 tahun itu punya harta dan kekayaan mencapai Rp837 juta.