Novalina banyak tersenyum saat kami temui di ruangannya, Kantor Gubernur Sulawesi Tengah, Jalan Sam Ratulangi, Palu, Jumat pagi (3/2/2021). Semangat pada pagi itu juga terlihat dalam setelan batik bomba berwarna hijau cerah, dan kerudung biru muda yang dikenakannya.
Maklum, tiga hari sebelumnya, ia baru dilantik sebagai sekretaris daerah provinsi Sulawesi Tengah. Itu merupakan posisi tertinggi bagi aparatur sipil negara (ASN) dalam lingkungan birokrasi di Sulteng.
Dari balik partisi berbahan bambu—yang memisahkan meja kerja dan satu set sofa penerima tamu—Novalina menyapa dan tersenyum. “Silakan duduk yah. Saya selesaikan kerjaan sebentar,” ujarnya. Ia memang masih mengobrol dengan seorang tamu saat kami tiba.
Novalina dilantik sebagai sekdaprov Sulteng oleh Wakil Gubernur Ma’mun Amir, Selasa (31/1/2023). Gubernur Rusdy “Cudy” Mastura--yang punya kuasa untuk melantik--sedang ambil cuti untuk urusan kesehatan.
Lagi pula, Gubernur Cudy memang secara terbuka menyatakan keenggannya untuk melantik Novalina. Gubernur Cudy bilang bahwa perempuan berusia 53 tahun itu bukan sosok yang mengantongi rekomendasi darinya.
Di sisi lain, Kementerian Dalam Negeri menyebut bahwa Keputusan Presiden yang menunjuk Novalina sebagai sekdaprov Sulteng sudah sesuai prosedur. Beberapa orang lantas bikin demonstrasi di Jakarta. Mereka tuding Cudy telah melecehkan kewibawaan pemerintah pusat. Ramai pemberitaan soal posisi sekdaprov Sulteng ini pun berubah jadi polemik di media massa lokal.
Novalina menyebut polemik itu sebagai "bunga-bunga" dalam perjalanan kariernya. “Bapak Gubernur. Bapak Rusdy Mastura. Adalah sosok orang tua bagi saya. Saya siap bekerja di bawah kepemimpinan beliau,” ujar mantan kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Persandian dan Statistik Provinsi Sulteng itu.
Kepada Tutura.Id, ibu tiga anak itu menjawab berbagai pertanyaan seputar polemik jabatan sekdaprov Sulteng. Alumni Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN, sekarang IPDN) itu berbicara dengan tenang, sesekali tertawa, dan tersenyum ramah. Jauh dari kesan kaku ala birokrat. Berikut ini petikan wawancara kami.
Bagaimana rasanya setelah tiga hari menjadi sekdaprov?
Seperti berolahraga. Semua diawali dengan warming up (pemanasan). Bila ada tamu, kami layani. Kalau ada surat–surat atau hal-hal administrasif, kami selesaikan. Selebihnya melakukan silaturahmi dengan pegawai di kantor gubernur.
Anda sekarang jadi perempuan pertama di posisi sekdaprov Sulteng. Bagaimana rasanya?
Alhamdulilah. Syukur kepada Allah yang memberikan amanah. Ini juga kepercayaan dari pimpinan. Karena ini amanah serta kepercayaan, saya harus menjalankan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab.
Anda tentu sudah dengar polemik soal jabatan sekdaprov ini...
Ya saya mendengarnya. Saya anggap ini sebagai “bunga-bunga” dalam perjalanan karier.
Kapan Anda mengetahui telah terpilih sebagai sekdaprov, termasuk keputusan presiden?*
Saya tidak tahu secara langsung. Sekitar awal Desember 2022, saya tahu lewat grup WhatsApp dan pemberitaan media. Setelah mulai heboh.
*) Novalina ditunjuk sebagai sekdaprov per 1 Desember 2022, lewat Keputusan Presiden Nomor 146/TPA/2022. Sekitar sepekan setelahnya, keputusan itu bocor ke media dan jadi bahan pemberitaan.
Bagaimana Anda menghadapi polemik ini? Dan kenapa irit bicara kepada media?
Saya bertawakal. Tetap tenang. Justru saya khawatir dengan suami dan anak–anak, tapi syukurlah mereka tenang. Anak saya malah sering mengingatkan untuk tidak terlalu banyak membaca berita-berita seputar polemik ini.
Kadangkala ini juga didramatisir oleh media. Padahal saya sebagai pemeran utama, tidak banyak drama. Hahaha
Gubernur Rusdy Mastura menolak melantik Anda. Bagaimana kesan Anda terhadap sosok beliau?
Saya menganggap gubernur sebagai orang tua. Beliau itu tegas, tapi juga sangat lembut. Bisa dilihat kalau beliau turun langsung ketemu rakyat, hatinya mudah tersentuh. Sejak masih jadi ASN di Pemerintah Kota (Pemkot) Palu, kesan saya kepada beliau tidak berubah. Selalu begitu.
Sudah pernah ketemu gubernur saat polemik ini berlangsung?
Kami sempat bertemu dua minggu lalu. Kami tidak mau mendramatisir polemik ini seperti kebanyakan pewartaan.
Setelah dilantik berarti belum ketemu...
Beliau sedang di luar kota. Saya belum sempat bertemu. Setelah beliau kembali, saya akan langsung menghadap.
Bapak Gubernur. Bapak Rusdy Mastura. Adalah sosok orang tua bagi saya. Saya siap bekerja di bawah kepemimpinan beliau. Siap mengikuti arahan demi mewujudkan visi misi beliau untuk Sulteng.
Sebelum pelantikan, ruangan kerja sekdaprov mendadak dipindahkan. Ada komentar? *
Kalau buat saya, no matter soal tempat kerja. Yang penting niatnya untuk bekerja. Tempat sekarang ini (baca: Ruang Sekdaprov), saya rasa bagus, lebih terbuka. Saya happy.
*) Ruangan sekdaprov dipindahkan. Sebelumnya berdekatan dengan ruangan gubenur dan wakil gubernur di lantai III, Kantor Gubernur Sulteng. Tapi kini dipindahkan ke lantai I, dekat pintu belakang Kantor Gubenur Sulteng.
Ada tudingan soal permainan di balik urusan jabatan sekdaprov di kementerian. Termasuk selentingan tentang jejaring alumni IPDN dalam urusan penunjukan jabatan dari pusat…
Yang perlu diluruskan, saya bersama dua kandidat lainnya sama–sama alumni APDN (IPDN). Kami alumni APDN punya ikatan kekeluargaan yang baik. Kami selalu saling mendukung untuk kemajuan karier dan hal-hal yang positif. Tidak ada yang bermain dalam kacamata negatif.
Proses seleksi sekdaprov Sulteng ini sudah berlangsung adil dan profesional.
Bagaimana hubungan Anda dengan dua kandidat sekdaprov lainnya? *
Kami rekan kerja dan keluarga. Sama-sama alumni IPDN. Sama-sama di IKPTK (Ikatan Keluarga Alumni Perguruan Tinggi Kepamongprajaan).
Pak Fahrudin adik setahun dari saya, saat kami menuntut ilmu di APDN. Jadi bisa terbayang kedekatannya. Pak Sadly bahkan masih punya ikatan keluarga dengan saya. Keduanya turut memberikan selamat ketika tahu saya yang ditunjuk. Kami bersaing sehat, dan saling mendukung sebagai rekan kerja.
*) Dua nama lain yang diusulkan sebagai kandidat sekdaprov oleh pemerintah daerah ke pemerintah pusat ialah Fahrudin Yambas (Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik), dan M. Sadly Lesnussa (Kepala Dinas Lingkungan Hidup).
Apakah saat ikut seleksi sekdaprov, Anda sudah membayangkan bakal terpilih?
Membayangkan tidak. Tapi sebagai ASN tentu saja punya cita-cita menaiki jenjang karier. Pada saat mendaftar (ikut seleksi), saya menanamkan niat. Kalau niatnya coba–coba, maka hasilnya juga coba–coba. Kalau niat serius, energi kita bakal terarah dengan positif.
Bismillah, karena saya niatkan serius, fokusnya mengalir ke sana. Dan ini bukan sekadar hasil pada saat ini. Tapi paradigma dan proses bekerja dalam banyak hal selama berkarier. Seperti pepatah, "Apa yang terjadi adalah apa yang kita lakukan."
Apa yang menjadi fokus Anda sebagai sekdaprov dalam waktu dekat ini?
Setelah pelantikan, saya sempat berkeliling dan bersilaturahmi dengan teman–teman di lingkungan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan biro-biro. Saya menangkap ada isu strategis yaitu reformasi birokrasi.
Misalnya, sosal sistem merit dalam manajemen ASN, yakni pada soal manajemen berbasis kualifikasi, kompetensi, dan kinerja. Hal lain ialah mengefektifkan SPPBE (Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Berbasis Elektronik) serta beberapa turunan lainnya.
Bagaimana Anda bisa berkarier sebagai seorang birokrat?
Ada pengaruh orang tua. Hahaha. Saya alumni SMAN 1 Palu. Setelah lulus, saya daftar masuk Universitas Tadulako (Untad) lewat jalur PMDK (penelusuran minat dan kemampuan).
Saya diterima di jurusan pendidikan bahasa Inggris FKIP, tapi cuma sebulan. Karena orang tua punya latar belakang ASN, jadi saya ikut seleksi APDN Ujung Pandang dan akhirnya lulus di sana.
Anda pada mulanya tidak meniti karier di Sulteng?
Setelah menikah saya ikut suami ke Nusa Tenggara Barat. Mertua saya--yang berlatar suku Jawa--tinggal dan berkarier sebagai ASN di NTB. Jadi saya mengikuti suami balik ke sana.
Saya baru kembali ke Palu pada 2008. Saya ditugaskan di Dinas Pemberdayaan Masyarakat Sulteng yang dipimpin oleh Ibu Derry Djanggola. Beliau juga pernah jadi penjabat sekdaprov. Beliau ini adalah mentor utama dalam karier birokrasi saya. Sosok orang tua dalam perjalanan hidup.
Dalam tujuh tahun terakhir, karier Anda di Pemprov Sulteng meningkat pesat. Apa kiatnya?
Saya mencoba untuk jadi seorang ASN yang efektif. Sebagai contoh, saya mulai dari kebiasaan kecil semisal disiplin, tepat waktu, dan terjadwal. Insyaallah, kalau kita bisa disiplin, semua target bisa disusun dengan baik dan terwujud.
Apa aktivitas Anda yang di luar jam kerja? Hobi atau aktivitas menyenangkan lain?
Biasanya saya nonton YouTube. Terkadang juga diajak anak jalan–jalan. Saya juga sesekali nonton serial drama Korea, sebagai hiburan.
Apa drama Korea paling berkesan buat Anda?
Under the Queens Umbrella (2022). Ini paling keren. Tentang seorang perempuan, seorang ratu. Ia mendinamisir politik di kerajaan. Dia punya seorang anak (putra mahkota), yang otomatis bisa jadi penerus tahta. Tapi dia membuka kesempatan kepada anak-anak lainnya (termasuk anak selir) untuk menjadi penerus takhta.
Drama ini mengajarkan sikap demokratis, sosok perempuan tangguh, kompetisi yang sehat, dan nilai-nilai lainnya.
Novalina sekretaris daerah provinsi sulteng sekretaris daerah sekdaprov sulteng rusdy mastura pemerintahan pemerintah birokrasi