Hadianto Rasyid dan janjinya membangun Gedung Kesenian Palu
Penulis: Dimas Moko | Publikasi: 29 Oktober 2022 - 14:11
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Hadianto Rasyid dan janjinya membangun Gedung Kesenian Palu
Wali Kota Palu Hadianto Rasyid saat menghadiri temu komunitas, 28 Oktober 2022 (Foto: Dimas Moko/Tutura.Id)

Wali Kota Palu Hadianto Rasyid kembali melakukan pertemuan rutin dengan sejumlah komunitas lokal, Jumat (28/10/2022) petang. Berbeda dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya yang berlokasi di Taman Vatulemo depan Kantor Wali Kota, edisi keempat temu komunitas kali ini memanfaatkan sepetak tanah berbentuk segi tiga yang dijadikan taman di persimpangan Jl. Hasanuddin dan Jl. Pattimura.

Beberapa komunitas yang tampak hadir, antara lain Tadulako Sims Sport, Sekolah Beladiri ETC, Komunitas Adat dan Budaya Ulujadi, Garap Film, Kaizen, Maracana Basketball, dan Stand Up Indo Palu yang diwakili oleh Ichal Kate dan Luqmanul Hakim.

Hadi, demikian sapaan akrab sang wali kota, tiba di lokasi mengenakan setelan kemeja putih dan celana panjang hitam. Sebelum memulai pertemuan, disempatkannya membaca laporan warga yang mampir ke akun media sosialnya.

Beberapa laporan itu berisi keluhan, mulai dari soal biaya retribusi sampah, praktik penutupan jalan sesuka hati yang mengganggu arus kendaraan, kinerja buruk pegawai kelurahan, hingga jeritan para pedagang yang direlokasi ke tempat sepi pembeli.

Tiba saatnya memasuki sesi diskusi, Hadi dalam mukadimahnya mengharapkan para anggota komunitas yang hadir untuk saling terbuka menyampaikan pendapat, kritik, dan saran demi kemajuan bersama.

“Keterbukaan kita ini adalah upaya untuk membangun semangat yang sama agar bisa berkontribusi dan memberikan kerja yang terbaik untuk kota tercinta ini,” ujar politisi Partai Hanura itu.

Lagi pula, tujuan Pemerintah Kota Palu menghelat pertemuan dengan berbagai komunitas di kota ini adalah untuk menyerap aspirasi mereka sebagai warga. Berbagai sumbang saran yang disampaikan para anggota komunitas dalam tiga pertemuan terdahulu juga menjadi catatan penting.

Satu permintaan sekaligus harapan penting dilontarkan Stand Up Indo Palu. Sebagai komunitas yang butuh panggung atau tempat untuk mengadakan pertunjukan, mereka kerap kesulitan akibat prasarana di kota ini belum memadai.

Lebih menukik lagi, mereka mengeluhkan belum adanya gedung kesenian yang bisa mengakomodir keinginan untuk mengadakan sebuah acara di tempat seharusnya.

Alhasil banyak kegiatan seni pertunjukan yang kemudian menyewa gedung olahraga maupun ballrom hotel. Bagi penyelenggara acara musik semisal konser yang sifatnya komersial, harga sewa tempat-tempat tersebut mungkin tak jadi kendala. Bagaimana dengan komunitas seni dan budaya yang basis pendanaannya bersifat swadaya?

Menurut Stand Up Indo Palu, kehadiran sebuah gedung kesenian dapat memfasilitasi tak hanya mereka saja, tapi juga bisa digunakan oleh komunitas lainnya. Sejumlah komunitas yang hadir mengamini permintaan tersebut.

Hadirnya gedung kesenian di Palu bisa menjadi kuali peleburan alis melting pot yang bukan hanya mempertemukan para seniman dengan penonton, tapi juga melatih apresiasi warga terhadap seni, tempat menambah pengetahuan, informasi, sarana hiburan, dan pusat rekreasi seni. Pun bisa menjadi daya tarik wisata.

Sebelum lindu mengguncang empat tahun silam, beberapa pergelaran seni dan budaya menggunakan Gedung Olah Seni (GOLNI) Palu yang beralamatkan di Jl. Abdul Raqie, Kel. Lere. Lantaran berlokasi di depan bibir pantai, kerusakan yang melanda gedung tersebut kini dibiarkan begitu saja.

“Pembangunan Gedung Kesenian Kota Palu baru kita mulai tahun ini. Cuma pembangunannya berlangsung dalam dua tahap karena anggarannya cukup besar. Pengerjaannya juga cukup besar. Insya Allah akan dilanjutkan tahun depan,” janji Hadi tanpa merinci besaran anggaran yang dimaksudkan.

Saat melakukan audiensi dengan Tutura.Id di ruangan kantornya, Selasa (25/10) siang, Hadi yang menjabat Wali Kota Palu sejak 2021 sempat memperlihatkan rancangan tiga dimensi Gedung Kesenian Palu. Lokasi gedung nantinya tak jauh dari kompleks Palu City Square di Jl. Soekarno-Hatta, Talise, Kec. Mantikulore.

Hadi menyebut bahwa pembangunan Gedung Kesenian Palu merupakan salah satu dari 53 program kerja yang dijanjikannya kepada warga saat terpilih menjadi wali kota. Komitmen itu yang coba diwujudkannya tahun depan.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
3
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Ridha Saleh: Dari gelanggang aktivis bersiasat menuju kursi wali kota Palu
Ridha Saleh: Dari gelanggang aktivis bersiasat menuju kursi wali kota Palu
Tiga dekade bergiat di dunia aktivisme, Ridha Saleh pernah jadi EN WALHI, dan bertugas sebagai…
TUTURA.ID - Cara Forum Backstagers Sulteng mendorong kemajuan penyelenggaraan acara
Cara Forum Backstagers Sulteng mendorong kemajuan penyelenggaraan acara
DPD Forum Backstagers Indonesia Sulteng giat melakukan audiensi dengan para pemangku kepentingan untuk menyampaikan berbagai…
TUTURA.ID - Lima tahun setelah lindu melanda; suara dari huntara
Lima tahun setelah lindu melanda; suara dari huntara
Warga penyintas yang hingga hari ini terpaksa tinggal di huntara berharap segera pindah. Apa boleh…
TUTURA.ID - Hidayat kembali mencalonkan diri jadi wali kota Palu berbekal keresahan
Hidayat kembali mencalonkan diri jadi wali kota Palu berbekal keresahan
Hidayat resmi mencalonkan diri sebagai calon wali kota Palu periode 2024—2029. Kali ini berpasangan dengan…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng