Indeks Pembangunan Manusia Sulteng 2023 meningkat
Penulis: Robert Dwiantoro | Publikasi: 13 Desember 2023 - 11:21
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Indeks Pembangunan Manusia Sulteng 2023 meningkat
Sekelompok pelajar sedang praktik tranplantasi karang di perairan Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah | Asset: Achmad Satria/Shutterstock

Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis penghitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Sulawesi Tengah tahun 2023.

Hasilnya, satu daerah berada dalam kategori “sangat tinggi”, tujuh daerah berstatus “tinggi”, dan enam daerah masuk klasifikasi “sedang”.

“Tahun 2023, urutan IPM teratas ditempati Kota Palu (83,71) dan urutan terendah ialah Kabupaten Banggai Kepulauan (67,05),” kata Rukhedi, Ketua Tim Statistik Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Sulteng, via kanal YouTube BPS Sulteng, Jumat (1/12/2023).

Rukhedi menilai, meski Kabupaten Banggai Kepulauan berada di posisi terbawah, tetapi mengalami peningkatan yang cukup baik yakni 0,75 poin. Sedangkan Kota Palu jadi satu-satunya daerah yang berstatus “sangat tinggi” sebab IPM lebih dari 80.

Sekadar pengingat, dua tahun silam, daerah berjuluk “Kota Lima Dimensi” ini juga masuk lis 38 kota/kabupaten berstatus “sangat tinggi” dalam IPM, berada di posisi 19—menggungguli Tangerang Selatan (20), Pekanbaru (21), Jakarta Pusat (22), Depok (23), dan Medan (26).

Ibu kota Sulteng terus mempertahankan predikat "sangat tinggi" sejak 2020, menunjukkan komitmen yang kokoh terhadap pembangunan manusia.

BPS juga mengklasifikasikan daerah-daerah lainnya dalam tiga kategori, yaitu "tinggi", "sedang", dan "rendah".

IPM Sulteng kembali naik

Tren positif juga diikuti oleh Sulteng. Provinsi yang sedang populer dengan nama “Negeri Seribu Megalit” ini turut mengalami kenaikan IPM pada tahun 2023. Angkanya 71,66.

Menurut Rukhedi, peningkatan IPM Sulteng kurun 2020-2023 sangat signifikan. Pada 2020-2021, naik dari 70,31 menjadi 70,54 (0,33%), lalu menjadi 71,01 atau 0,54% pada 2022, kemudian bertambah 0,92% di tahun 2023.

“Peningkatan IPM Sulteng tahun 2023 didorong oleh semua indikator pembentuk,” lanjut Rukhedi.

Adapun indikator pembentuk IPM ialah dimensi hidup panjang dan sehat, pengetahuan, dan standar hidup laik. Tetapi dalam paparannya, BPS Sulteng hanya menampilkan peningkatan empat komponen IPM, yang merupakan turunan tiga indikator di atas.

Misalnya, Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH) di Sulteng tahun 2023 ialah 70,66 tahun, rerata Harapan Lama Sekolah (HLS) 13,33 tahun, Rerata Lama Sekolah (RLS) 8,96 tahun, serta pengeluaran riil per kapita sebesar Rp10,14 juta.

Sebagai perbandingan dengah empat komponen yang sama, pada 2022, UHH saat lahir di Sulteng adalah 70,49 tahun, rerata HLS 13,32 tahun, RLS 8,89 tahun, serta belanja riil per kapita sebesar Rp9,69 juta.

Namun bila dikomparasikan dengan provinsi lain di kawasan Sulampapua (Sulawesi, Maluku, dan Papua), sambung Rukhedi, IPM Sulteng tahun 2023 berada di rangking lima di antara 10 provinsi, dan termasuk delapan provinsi yang berada di bawah rata-rata IPM se-Tanah Air yaitu 74,39.

Meski kondisinya belum sesuai harapan, setidaknya pencapaian ini laik diapresiasi. Pasalnya, sepanjang 2010-2021 alias 12 tahun lamanya Sulteng selalu terjebak dalam status IPM “sedang”. Baru dua tahun terakhir, Sulteng menapaki kategori IPM “tinggi”.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Sulteng tahun 2023 | Asset: BPS Sulteng

Dua daerah keluar dari status “sedang”, Banggai Kepulauan terendah

Masih dalam laporan BPS Sulteng, daerah yang juga meraih kategori “tinggi”, antara lain Morowali (73,82), Poso (73,25), Banggai (72,19), Morowali Utara (70,74), Sigi (70,28), dan Buol (70,18).

Dua kabupaten yang disebut paling akhir, kini melepaskan status IPM-nya dari kategori “sedang” menjadi “tinggi”. Pada tahun 2022, dua daerah ini berturut-turut beroleh IPM 69,40 dan 69,37.

Sementara itu, Tolitoli (69,68), Banggai Laut (69,12), Parigi Moutong (69,06), Tojo Una-Una (68,47), Donggala (68,17), dan Banggai Kepulauan (67,05) berada dalam kelompok daerah ber-IPM “sedang”.

Sekalipun BPS Sulteng bilang Banggai Kepulauan mengalami peningkatan yang cukup baik, tetapi sejatinya kurun 2020-2023, daerah berjuluk Bermuda-nya Sulteng ini selalu bercokol di posisi buncit dalam kategori IPM “sedang” di Sulteng.

Catatan cukup baik terjadi pada tahun 2020, di mana Banggai Kepulauan berada di urutan 12 se-Sulteng, sedangkan Tojo Una-Una mengisi posisi terakhir.

Secara keseluruhan, hasil penghitungan IPM ini menjadi panggilan untuk terus memperjuangkan pembangunan manusia yang lebih baik di Sulteng.

Agar pernyataan setahun silam tentang pembangunan manusia di Sulteng yang masih tertinggal jauh dibanding wilayah lain di Indonesia tidak terulang lagi.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
1
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
1
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Survei Pilgub Sulteng 2024: Rusdy Mastura terpopuler, Ahmad Ali paling disukai
Survei Pilgub Sulteng 2024: Rusdy Mastura terpopuler, Ahmad Ali paling disukai
Ahmad Ali, Rusdy Mastura, dan Anwar Hafid disebut memimpin dalam bursa Pilgub Sulteng 2024. Demikian…
TUTURA.ID - Menyelisik penyebab banjir di kawasan IMIP
Menyelisik penyebab banjir di kawasan IMIP
Banjir bandang di kawasan IMIP bukan hanya perkara tingginya curah hujan, tapi karena eksploitasi hutan…
TUTURA.ID - Festival Lestari 2023 jadi tempat promosi potensi agrobisnis di Sigi
Festival Lestari 2023 jadi tempat promosi potensi agrobisnis di Sigi
Pemkab Sigi terus menggenjot potensi pasar agrobisnis agar makin beroleh tempat saat pelaksanaan Festival Lestari…
TUTURA.ID - Catatan kritis organisasi lingkungan terkait penyelenggaraan Festival Media 2023
Catatan kritis organisasi lingkungan terkait penyelenggaraan Festival Media 2023
Walhi Sulteng dan Jatam Sulteng menyoroti Festival Media II yang mengusung tema perubahan iklim dan…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng