Jalan berliku pelajar Palu menembus kampus bergengsi
Penulis: Robert Dwiantoro | Publikasi: 30 Januari 2023 - 11:08
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Jalan berliku pelajar Palu menembus kampus bergengsi
Ilustrasi pelajar. (Foto: Shutterstock).

Ahmad Dzaki Sofyan (19) masih ingat betul perjuangannya menembus Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Ia memang sudah lama bermimpi bisa kuliah di luar Kota Palu. Pun ia sudah punya jurusan favorit, yakni Manajemen Penilaian Properti, UGM.

Demi mewujudkan mimpinya, Dzaki tahu perlu berusaha keras. Alumni SMAN Model Terpadu Madani Palu ini sempat ikut Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada 2022. Ia taruh pilihan pertama D4 Manajemen Penilaian Properti, Universitas Gadjah Mada (UGM), dan iliham kedua S1 Manajemen Universitas Indonesia (UI). Namun mimpinya kandas pada upaya pertama.

Dzaki, yang punya nilai baik selama di bangku sekolah, tak lantas patah arang. Ia coba jalur Penerimaan Bibit Unggul (PBU). Targetnya pun sama jurusan Manajamen Penilaian Properti, UGM. Akan tetapi usaha keduanya kembali pupus.

Barulah pada kesempatan ketiga, upaya Dzaki beroleh hasil positif. “Saya ikut Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), memilih D4 Manajemen Penilaian Properti, UGM dan S1 Manajemen, UGM. Nah, pada seleksi ketiga ini baru lolos di pilihan pertama,” katanya.

Cerita senada datang dari Ahmad Mursyid Azhari (18), yang kini berstatus mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi, UI. Sebelum bisa pakai almamater kuning, mahasiswa yang karib disapa Ai ini perlu ikut bimbingan belajar selama sembilan bulan pada tahun terakhirnya di SMA Al-Azhar Mandiri Palu.

Sejak duduk di bangku sekolah, Ai berangan-angan bisa jadi dokter. Tujuan utamanya Fakultas Kedokteran. Atau setidaknya Fakultas Kedokteran Gigi. Saat ikut SNMPTN, Ai menuliskan pilihan pertamanya di Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin.

Ia memang berhasil lolos SNMPTN, tetapi pada pilihan kedua di Fakultas Kedokteran, Universitas Tadulako. Ai tak cukup puas. Ada rasa penasaran sekaligus frustasi yang menganggunya. Ia akhirnya mencoba peruntungan dengan ikut seleksi mandiri di UI.

“Saya pilih UI, karena tidak membebankan uang pangkal, dan beberapa biaya lainnya,” katanya. “Saya akhirnya lolos di Fakultas Kedokteran Gigi."

UI memang masuk dalam daftar penerima Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN). Lewat skema itu, negara kasih subsidi kepada kampus, sehingga tak perlu lagi ada sistem uang pangkal yang kadang jadi beban bagi calon mahasiswa.

***

Ahmad Dzaki Sofyan, mahasiswa UGM sedang menjelaskan seputar kampusnya kepada pengunjung di Edufair Palu 2023. | Foto: Robert Dwiantoro/Tutura.Id

Tutura.Id berjumpa Dzaki dan Ai pada momen Edufair Palu 2023 di Taman GOR Kota Palu, Sabtu (28/1/2023). Itu merupakan ajang pertemuan bagi para pelajar dengan sejumlah kampus ternama skala lokal dan nasional.

Ada 21 kampus yang terlibat. Enam di antaranya merupakan kampus di Kota Palu, Sulteng. Sedangkan 15 kampus lain berasal dari luar Palu. Pun enam di antaranya masuk dalam daftar 10 besar kampus terbaik versi QS AUR 2023, sebuah sistem pemeringkatan untuk perguruan tinggi di Asia.

Bagi para siswa di Palu dan Sulawesi Tengah, menembus kampus terbaik di Indonesia bukanlah perkara mudah. 

Sebagai ilustrasi, hanya ada dua sekolah asal Palu yang masuk daftar “Top 1.000 Sekolah Berdasarkan Nilai Ujian Tulis Berbasis Komputer 2022” yang dirilis oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi. Kedua sekolah asal Palu itu ialah SMA Al-Azhar Mandiri Palu (186) dan MAN Insan Cendekia Kota Palu (595).

Padahal provinsi tetangga, macam Kalimantan Timur punya 17 wakil dalam daftar tersebut. Atau Sulawesi Selatan dengan sembilan sekolah. Lagi pula, kedua provinsi itu menempatkan nama-nama sekolah dari daerah tingkat II lainnya, tak sekadar dari ibu kota provinsi.

Situasi tersebut sedikit banyak menunjukkan kualitas pendidikan dan kompetensi para pelajar asal Palu (atau Sulteng) dalam menembus perguruan tinggi.

***

Ada pula sejumlah pelajar asal Palu yang langsung menembus perguruan tinggi ternama lewat sekali tes. Namun untuk mencapai hal itu juga tak mudah. Butuh tekad kuat untuk belajar, mengikuti serangkaian tes uji coba (try out), bimbingan belajar, dan serangkaian persiapan lain. 

Bukan sekadar usaha, para pelajar juga harus bersiasat dalam mengintip kesesuaian minat dan postur kemampuan dalam memilih jurusan. Berangan-angan terlalu tinggi tanpa disertai potensi akademik besar kemungkinan bakal berujung kegagalan.  

Nur Intifada (18) hanya sekali ikut tes dan bisa langsung lolos sebagai mahasiswa Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Surabaya.

“Saya sudah pernah dengar cerita soal ITS. Lingkungannya nyaman. Persaingannya sehat. Lewat dukungan orang tua, saya belajar dengan giat supaya bisa kuliah di kampus ini. Saya lulus lewat UTBK-SNMPTN,” ujar alumni SMAN Model Terpadu Madani Palu itu.

Fahreza Nurhidayat (20) juga bisa lolos dengan sekali tes. Jauh-jauh hari, ia sudah taruh minat pada ilmu kebumian. Maklum, Fahreza tercatat sebagai salah satu anggota Tim Olimpiade Ilmu Kebumian Indonesia (TOIKI) dalam ajang International Earth Science Olympiad (IESO) 2022.

“Setelah saya amati, teknik adalah jurusan yang paling tepat bila berkuliah. Saya memilih Institut Teknologi Bandung (ITB), karena jurusan pertambangan di ITB punya keunggulan dan sudah terbukti,” kata alumnus SMA Al-Azhar Mandiri Palu tersebut.  

Meskipun bisa kuliah di kampus impian, Fahreza juga mengaku kesulitan kala mengikuti UTBK-SNMPTN. Ada beban terasa di pundaknya. Bahkan ujian terasa kian berat setelah diterima sebagai mahasiswa ITB.

“Buat kuliah perlu bayar uang masuk Rp12,5 juta. Bagi saya, itu cukup membebani keluarga. Syukurlah, ada beasiswa dari Kemendikbud,” katanya. 

Pada tahun pertama kuliah, Fahreza juga perlu melewati seleksi yang disebut Tahap Persiapan Bersama (TPB). Pada fase ini, mahasiswa akan diseleksi untuk masuk ke sistem penjurusan berbasis Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).

“Bila IPK tinggi, punya potensi masuk jurusan teknik pertambangan, salah satu jurusan favorit dan unggulan,” ujarnya.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
5
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - The Panturas: Duta Jatinangor yang berlayar dengan surf rock
The Panturas: Duta Jatinangor yang berlayar dengan surf rock
Para personel The Panturas kompak mengatakan Jatinangor paling pas jadi tujuan wisata pendidikan. Tempatnya para…
TUTURA.ID - Akun cantik @untadbeauty dan kacamata lelaki yang bermasalah
Akun cantik @untadbeauty dan kacamata lelaki yang bermasalah
@untadbeauty punya 31 ribu pengikut. Isinya galeri mahasiswi cantik. Lantas, apakah cantik semata-mata tentang paras…
TUTURA.ID - Lika-liku perjuangan mengejar beasiswa
Lika-liku perjuangan mengejar beasiswa
Satrio Amrullah, Aulia Rahman, dan Vania Qanita Damayanti berbagi kisah perjuangan mereka hingga akhirnya mendapatkan…
TUTURA.ID - Penantian mahasiswa Untad angkatan 2015 atas wisuda dan ijazah
Penantian mahasiswa Untad angkatan 2015 atas wisuda dan ijazah
Tiga periode wisuda terlewati. Tapi belum satupun kejelasan bagi mahasiswa Untad angkatan 2015, untuk bisa…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng