Kemilau Gisella Julianne dalam ajang Duta Pariwisata Remaja Indonesia 2022
Penulis: Robert Dwiantoro | Publikasi: 7 Desember 2022 - 12:07
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Kemilau Gisella Julianne dalam ajang Duta Pariwisata Remaja Indonesia 2022
Gisel saat dianugerahi tiara sebagai pemenang pertama dalam pemilihan Duta Pariwisata Remaja Indonesia 2022 (Foto: @itashan_/instagram.com/pageantcrownpacific)

Tak ada yang mengira bahwa nama Sampeantaba, sebuah desa yang jadi pusat pemerintahan Kecamatan Witaponda, Kabupaten Morowali, sontak ramai menjadi topik percakapan di kancah nasional.

Pasalnya, salah seorang remaja putri dari daerah itu berhasil mengukir prestasi manis dalam grand final pemilihan Duta Pariwisata Remaja Indonesia yang berlangsung di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Jakarta (3/12/2022).

Remaja putri yang dimaksud bernama Gisella Julianne Tolokende. Dewan juri mengukuhkannya jadi yang terbaik di antara 10 finalis lain. Dia didampingi pemenang kategori remaja putra asal Jawa Barat, Naufal Dzaky Adzdzuhry.

Gelar 1st Runner Up dalam ajang Tina Tama Kabupaten Morowali tahun 2021 silam yang diikuti Gisel – sapaan akrabnya, boleh jadi batu loncatan hingga bisa di titik ini.

Setidaknya butuh lebih dari setahun hingga Gisel melangkah dari pelosok daerah hingga ke kancah nasional, beradu gagasan, dan kreatifitas seputar pariwisata dengan kontestan se-Indonesia demi meyakinkan juri.   

Dara berumur 17 tahun ini tak pernah menduga dirinya akan memenangkan salah satu ajang pageant terpopuler besutan Kemenparekraf RI dalam waktu relatif singkat. 

Selasa (6/12) pagi, Tutura.id berkesempatan mengobrol dengan Gisel melalui aplikasi video Zoom. Sosoknya hadir mengisi layar mengenakan kemeja jeans kerah berwarna hitam biru.

Riasan tipis menyapu wajahnya sehingga tampak lebih natural. Ekspresi bahagia, tawa, bahkan perasaan haru turut mewarnai obrolan kami.

Perasaan campur aduk berkecamuk dalam pikiran Gisel kala dirinya dinobatkan jadi pemenang. Ucapan syukur terucap spontan dan pernyataan dewan juri ibarat kado kejutan baginya.

"Semua finalis yang tampil punya keunggulan dan kekuatan masing-masing. Pas mahkota itu dipakaikan di atas kepalaku, aku masih enggak menyangka. Ini serius aku yang terpilih? Puji Tuhan," ungkap Gisel mengingat momen di atas panggung saat malam grand final.

Putri pasangan Tonny Tolokende dan Hosiana Ribkha Ambeta itu pun tak ingin jemawa. Menurutnya ada 2 sosok yang berperan penting yang membantu dirinya melangkah hingga sejauh ini.

"Orang tua tentu jadi faktor utama, sosok seorang mama jadi support system paling besar dalam pencapaian aku. Mama yang ngajarin aku, kasih dukungan dan menemani hingga di tingkat nasional," sambung Gisel seraya menitikkan air mata. Sebuah tangis kebahagiaan.

Gisel mengaku sebelumnya tak pernah tahu-menahu tentang ajang-ajang kontes kecantikan. Pun karena merasa penampilannya jauh dari kesan feminin. Sesuatu yang kerap melekat dengan peserta berbagai kontes kecantikan.

"Aku ini tomboy banget. Dunia beauty pageant benar-benar kosong dalam pikiranku. Mama itu rela nonton ajang Miss Grand Internasional biar dapat modal awal buat memoles pengetahuan dan penampilanku untuk ikut ajang ini," ujar Gisel bersemangat.

Gisel menambahkan bahwa keterlibatannya dalam ajang kontes kecantikan ini juga tak lepas dari andil besar sosok bernama Arwin Andi Koro.

Dia menuturkan segala pengetahuan dan dukungan mental tidak lepas dari sosok almarhum yang kala itu jadi regional director ketika dirinya terpilih sebagai 1st Runner Up Tina Tama Kabupaten Morowali.

"Ketika ada bisikan yang muncul di kepala buat jatuhin mental, dia (alm. Arwin Andikoro, red.) yang selalu bantu support aku selain mama," katanya.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Duta Pariwisata Remaja Sulteng (@duta_pariwisataremajasulteng)

Mencatat dua kemenangan beruntun

Ibarat pemain sepakbola yang membukukan brace—mencetak dua gol beruntun dalam satu pertandingan, Gisel melakukan hal serupa. Kelar mengikuti ajang kontes kecantikan di tingkat kabupaten, dirinya kembali dipanggil berkompetisi untuk tingkat provinsi.

Dalam ajang yang berlangsung sejak 9–15 Januari 2022 di Hotel Best Western Coco, Kota Palu, Gisella bersama remaja putra asal Kabupaten Banggai, Fahrezal Ghalib, jadi finalis sekaligus dianugerahi mahkota Duta Pariwisata Remaja Sulawesi Tengah tahun 2022.

Langkahnya tak berhenti di situ. Berkat dukungan Pemerintah Kabupaten Morowali dan Yayasan Dey Ante Yojo besutan Iskandar Zulkarnain, Gisel kali ini turut dipromosikan mengikuti ajang serupa di level nasional.

Siapa menyangka Gedung Sapta Pesona yang berlokasi di Jl. Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, jadi saksi dara kelahiran 18 Juli 2005 ini mengukirkan prestasi dalam kancah beauty peagant. Dengan tinta emas pula. Gisel bukan hanya mencetak brace melainkan hattrick.

Atlet Karate-do binaan FORKI Kab. Morowali ini merasa tertantang dengan tahapan yang dilalui di tingkat nasional. Semua sumber daya, pikiran, dan energi dikerahkannya saat mengikuti ajang tersebut.

"Saat masuk di tingkat nasional, kami lewati prakarantina mulai 30 November–2 Desember 2022. Ada tiga tahapan di sana, mulai dari preliminary fashion show, talent show, hingga speech dan tanya jawab pas malam grand final," tutur pelajar kelas XII SMAN 1 Witaponda ini.

Meskipun secara mental sudah mendapat tempaan, Gisel tak memungkiri jika sempat terbersit pesimisme di dalam hatinya. Banyak finalis lain yang lebih diunggulkan dan berpeluang merebut mahkota sebagai Duta Pariwisata Remaja Indonesia 2022.

"Saat preliminary yang berlangsung 1 Desember, aktivitasnya itu padat banget. Aku lihat talent yang lain keren–keren, sempat down juga. Tapi dalam hati aku bilang, kalaupun gak jadi winner setidaknya aku udah buat yang terbaik untuk Sulteng," katanya.

Imbas pencapaiannya setelah mengikuti kontes kecantikan, gadis berdarah Mori ini mengaku followers akun Instagram @gisell_a05 miliknya ikut terkatrol naik.

Sebelum ikut ajang kontes kecantikan, jumlah pengikutnya belum mencapai 1.000. Kini angka tersebut sudah terkoreksi menjadi 2,029 followers (hingga 7/12, pukul 11.00 WITA). Tawaran pemotretan dan syuting video juga datang beruntun.

Rencana setelah menyelesaikan semua agenda di ibu kota, Gisel akan langsung mudik karena menjadi kontingen Kabupaten Morowali dalam cabang olahraga karate pada Pekan Olahraga Provinsi ke–IX yang berlangsung di Kabupaten Banggai (10–17 Desember 2022 ).

Gisel juga andalan Kabupaten Morowali dalam cabang olahraga karate (Sumber: instagram.com/gisell_a05)

Bicara penguatan pariwisata lokal dan keberagaman

Saat momen menyampaikan pidato di hadapan dewan juri, gadis yang bercita–cita menjadi dokter ini menyebutkan bahwa pariwisata di Sulteng ibarat mutiara di tengah pulau Sulawesi yang tak tertandingi keindahannya.

"Ini semacam promosi. Aku bilang jangan langsung percaya begitu saja dengan perkataan orang. Ibarat peribahasa asing, lebih baik melihat sekali daripada mendengar ribuan kali," ujarnya.

Bagi Gisel, pariwisata di Indonesia tidak bisa hanya sekadar digaungkan, orang–orang perlu diajak untuk melihat dan mengalami langsung keadaan alam yang ada, terutama di Sulteng.

Topik keberagaman dan budaya jadi topik berikutnya yang diangkat oleh Gisel. Menurutnya pariwisata berhubungan erat dengan budaya di tengah-tengah masyarakat. Meski ada perbedaan, inilah warna dalam kehidupan sosial berbangsa dan bernegara.

"Seperti di daerah aku (Witaponda, red.), masyarakatnya sudah bercampur antara Suku Mori, Jawa, Toraja, dan lain-lain.  Bahkan di dalam kelas aku aja, lebih beragam lagi suku dan agamanya," tuturnya.

Gisel yang tercatat sebagai Purna Paskibraka Kabupaten Morowali tahun 2021 menambahkan bahwa pariwisata juga perlu mendapat dukungan dari turis lokal. Mereka ini didominasi warga setempat dan para pekerja tambang.

Untuk mengunjungi Pulau Sombori yang merupakan spot unggulan di Kabupaten Morowali, misalnya, turis lokal tentu akan menghabiskan banyak energi dan waktu untuk mencapainya lantaran kendala jarak.

Padahal di sisi lain berlibur tentu penting dilakukan oleh para pekerja demi melepas rasa penat dengan lingkungan industri tambang.

"Oleh karena itu, saya tawarkan satu spot yang bisa jadi pilot project pengembangan pariwisata lokal, yakni Teluk Bete–Bete di Kecamatan Bahodopi. Hanya butuh waktu sekitar 10–15 menit untuk ke sana. Minim biaya juga bagi turis lokal karena tidak perlu menyewa cottage untuk menginap. Cukup bawa tenda untuk berkemah," jelasnya.

Saat ditanyakan mengenai target jangka panjangnya, Gisel bilang kalau dia ingin sekali mengikuti ajang kontes kecantikan di pentas internasional. Selain itu ia akan mematenkan project lain terkait pariwisata.

Menuju akhir obrolan, Gisel bukan hanya menitip pesan kepada para remaja Sulteng agar jangan gampang minder saat bersaing dalam kompetisi apa pun, tapi juga berharap generasinya berada di garda terdepan menjaga kelestarian alam.

"Dimulai dengan hal terkecil saja. Semisal tidak buang sampah sembarangan dan menjaga fasilitas umum. Karena kalau bukan kita, siapa lagi?" kata Gisel memungkasi percakapan.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
11
Jatuh cinta
8
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Penyegelan PETI di Sidondo; Kali ketiga Bupati Sigi tutup aktivitas tambang emas ilegal
Penyegelan PETI di Sidondo; Kali ketiga Bupati Sigi tutup aktivitas tambang emas ilegal
Antara 2021-2023, Bupati Sigi, Mohamad Irwan tercatat sudah tiga kali menutup secara permanen aktivitas pertambangan…
TUTURA.ID - Ragam hewan kurban sumbangan para kepala daerah di Sulteng
Ragam hewan kurban sumbangan para kepala daerah di Sulteng
Dinas Perkebunan dan Peternakan Sulteng menyebut sekitar 8.000 ekor sapi dan kambing dijadikan hewan kurban…
TUTURA.ID - Tambang nikel skala besar belum bikin warga Sulteng sejahtera
Tambang nikel skala besar belum bikin warga Sulteng sejahtera
Aktivitas tambang nikel ada di daerah. Namun bagi hasilnya lebih banyak ke pusat. Warga masih…
TUTURA.ID - Fraksi Bersih-Bersih meminta Pemda Sulteng serius menangani krisis iklim
Fraksi Bersih-Bersih meminta Pemda Sulteng serius menangani krisis iklim
Bukan hanya sampah plastik yang jadi momok bagi lingkungan, tapi juga suburnya industri ekstraktif yang…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng