Selama tiga hari, suasana Kelurahan Baru lebih ramai dari biasanya. Untuk kesembilan kalinya, perayaan Lebaran Mandura dilaksanakan beriringan dengan Kampung Baru Fair, Selasa hingga Kamis (16-18/4/2024).
Hajatan ini dilaksanakan saban usai Idulfitri, tepatnya setelah berpuasa enam hari yang berakhir pada hari ke tujuh pada bulan Syawal. Tradisi ini serupa dengan perayaan lebaran ketupat yang biasanya dilaksanakan masyarakat di Pulau Jawa.
Kenduri yang dilaksanakan sejak 2016 ini telah dimasukkan dalam kalender pariwisata oleh Dinas Pariwisata Kota Palu untuk memperkenalkan keanekaragaman budaya daerah.
Pelaksanaan KBF mengusung konsep tematik setiap harinya, mulai dari religi, tradisi, dan urban. Hari pertama yang mengusung tema religi berisi acara musik dan kesenian yang berhubungan dengan Islam, sebagai agama mayoritas warga Kampung Baru. Pun ajang silaturahmi.
Keesokan harinya, panggung diisi penampilan beberapa sanggar seni yang mementaskan tarian dan musik tradisional. Hari ketiga alias pamungkas menghadirkan deretan grup musik dan seniman lokal dari ranah populer sebagai penggambaran warga urban. Musik yang mereka bawakan kebanyakan mengusung genre alternatif pop dan rock/metal.
Selama tiga hari, para penampil mendapat sokongan tata suara menggelegar. Ada enam speaker line array yang tergantung masing-masing enam di sisi kiri dan kanan panggung utama. Ada tambahan beberapa subwoofer lagi di bawah panggung.
Bagi para pengunjung, terutama yang berdiri di bagian dekat panggung, jantung bahkan tenggorokan serasa ikut bergetar mendengarnya.
Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura, Wakil Wali Kota Palu dr. Reny Lamadjido, Bupati Sigi Irwan Lapatta, dan perwakilan Kemenparekraf Amin Abdullah berkesempatan membuka hajatan kali ini.
Cudy dan dr. Reny dalam sambutannya kompak menyebut bahwa pelaksanaan KBF tak hanya ajang silaturahmi dan mendongkrak ekonomi, tapi juga menjaga kekompakan kolektif dan kreatifitas masyarakat Kampung Baru.
Hal itu tercermin dalam momen persiapan pawai mandura. Tua muda begitu semangat. Pun para bocah yang turut serta.
"Lebaran Mandura ini tradisi warisan orang tua. Ditambah dengan rangkaian Kampung Baru Fair yang diinisiasi oleh anak-anak muda dan anak-anak kecil yang meramaikan. Jadi terasa kedekatannya," ujar Ketua Panitia KBF 2024, Akbar S.H., di sela persiapan pembukaan, Selasa (16/4) petang.
Rangkaian acara hari pembukaan dimulaikan dengan arak-arakan mandura, sejenis makanan tradisional dari beras ketan yang dimasak dengan dibungkus daun pisang.
Kelompok marawis ibu-ibu, anak-anak, dan jamaah Masjid Jami, Kelurahan Baru, jadi pengiring pawai tersebut. Mereka berjalan menyusuri jalan Wahid Hasyim, kemudian Jalan Imam Bonjol, dan Jalan Gadjah Mada hingga Tugu Nol Kilometer.
Kirab selanjutnya melewati Jalan Jenderal Sudirman, lalu berbelok menuju Jalan Haji Hayyun, hingga berakhir kembali di Masjid Jami. Pamungkasnya ada acara buka puasa hari ketujuh Syawal.
Lepas salat isya, beberapa orang terlebih dahulu bergotong-royong memanggul mandura keliling Kampung Baru.
Usai arak-arakan yang berakhir di depan Tugu Mandura, tumpah ruah para pengunjung, orang dewasa maupun para bocah saling berebutan mengambil mandura. Padahal belum terdengar aba-aba dari panitia.
Alhasil, ada yang berhasil menenteng mandura, sementara yang gagal hanya bisa mengelus dada. Panitia hanya bisa tertawa menyaksikan momen "chaos" tersebut.
Antusiasme pengunjung begitu terlihat pada KBF kali ini. Sejak hari pertama, berjubel orang datang berkunjung. Ada yang datang sendiri dan juga berkelompok.
Drummer Gilang Ramadan yang juga dikenal sebagai pencinta dan kreator musik kontemporer-tradisional hadir mengisi puncak malam kedua bersama kelompok Tardigrada.
Beberapa jam sebelumnya, mantan drummer kelompok God Bless ini juga sempat mengisi diskusi dan coaching clinic di panggung utama yang mengusung tema “Musik Tradisional Nusantara Masuk Modern Manajemen”.
Dibandingkan suasana tahun lalu, penyelenggaraan KBF tahun ini terasa lebih mengundang keramaian dari sisi pengunjung, terlebih saat malam ketiga alias penutupan.
Bila melirik agenda acara, para pengisi panggung memang diisi musisi yang kadung dikenal di Kota Palu. Sebut saja Rezha Adista, Aci's Project, Kodara, Sweet Layla, dan The Moska.
Deretan band penampil tadi membawakan lagu-lagu populer, karya sendiri maupun musisi ternama lain yang kadung populer. Menciptakan kerumunan orang yang bertambah makin banyak di sekitar Tugu Mandura.
Saking banyaknya orang, sempat muncul pengumuman seorang anak “hilang” alias terpisah dari orang tuanya. Beruntung tak lama kemudian anak yang dimaksudkan berhasil ditemukan.
Sembari menikmati suguhan musik di panggung utama, para pengunjung berseliweran menyinggahi deretan stan UMKM yang meramaikan sebagian Jalan H. Agus Salim dan sebagian Jalan HOS Cokroaminoto. Kebanyakan pengisi stan menjajakan aneka makanan dan minuman. Beberapa lainnya memilih belanja aksesori.
Antusiasme KBF 2024 juga tergambar dari penjaja kuliner yang tahun ini lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya. Lumayan memuaskan hasrat mereka yang datang hendak berwisata kuliner.
Panitia menyediakan total 40 stan untuk para pelaku UMKM yang ingin berjualan selama KBF tahun ini. Para pengisi bukan hanya warga Kampung Baru, tapi ada juga yang berasal dari kampung atau kelurahan lain.
Selain itu, ternyata tak ada syarat khusus atau kurasi bagi yang ingin mengisi stan. Sebab sangat banyak yang ingin ikut ambil bagian stan. Prinsipnya siapa cepat dia dapat.
"Tahun ini kita tambah (jumlah stan, red.) karena banyak yang sekali yang mau. Dan tidak ada kurasi dalam mengisi stan ini, memang effort-nya masyarakat yang berjualan selaras dengan momentum lebaran mandura," tambah Akbar.
Menu jualan yang ditawarkan beragam, mulai dari kuliner khas macam uta dada ayam dan ikan, mandura, kaledo, uvempoi, surabe, putu ketan, kelor, burasa , putu, dan mie dampelas.
Tak ketinggalan pula jajanan berupa aneka kudapan yang siap mengganjal perut, seperti jagung bakar dan rebus, pisang goreng, bakso bakar, cucur, dan siomai. Pun pelepas dahaga macam es cendol sagu tersedia.
“Banyak sekali pilihan (makanan) di sini. Tiga hari ini saya kunjungi, makan mandura dan uta dada. Macam wisata kuliner. Ha-ha-ha,” celetuk Fahri (25) kepada Tutura.Id. Pria asal Morowali ini mengaku baru pertama kali mengunjungi KBF.
Kampung Baru Fair Lebaran Mandura Idulfitri Lebaran Ketupat tradisi religi kearifan lokal kuliner UMKM musik Rusdy Mastura Reny Lamadjido Irwan Lapatta Kemenparekraf pariwisata Gilang Ramadhan