Mohamad Irwan menerima kami dengan hangat di kediamannya. Saat berjabat tangan, Irwan punya kebiasaan untuk menepuk akrab pundak atau punggung tangan lawan bicaranya. Sebuah gestur penuh kehangatan. Konon gaya salaman itu jadi salah satu ciri khasnya saat bertemu dengan warga.
Minggu siang, 11 Juni 2023, Irwan mengenakan setelan kasual. Baju polo berwarna putih plus bawahan blue jeans. Irwan memang sengaja bersetelan santai di pengujung pekan, selaras dengan waktu jeda dari aktivitas kedinasannya sebagai bupati Sigi.
“Tadi malam, kumpul dengan teman-teman lama di KHAN'S Studio. Reuni kecil-kecilan dan nostalgia sambil mendengarkan lagu-lagu Iwan Fals,” kata Irwan, tentang salah satu aktivitasnya pada akhir pekan itu kepada Robert Dwiantoro, dan Muammar Fikrie dari Tutura.Id.
Beberapa bulan terakhir, nama Irwan kian santer disebut dalam bursa Pilkada Sulawesi Tengah 2024. Baliho yang memuat potret ketua Koperasi Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro) Sulteng itu tersebar pada 13 kabupaten dan kota di Sulteng. Slogannya, "Mengabdi untuk Sulteng" perlahan meraih atensi orang banyak.
Gayung pun bersambut, desas-desus politik menyebut bahwa tokoh yang karib pula dengan sapaan Iwan Lapatta ini dikabarkan sudah beroleh restu Partai Golkar untuk berlaga pada Pilkada Sulteng 2024. Belakangan, baliho yang menuliskan statusnya sebagai bakal calon gubernur Sulteng dari Partai Golkar memang mulai terlihat di beberapa ruas jalan.
Sebagai ketua Kosgoro Sulteng, salah satu organisasi pembentuk Partai Golkar, Irwan memang laik diperhitungkan. Belum lagi bila mengingat status tokoh berusia 54 tahun sebagai ketua Partai Golkar Kabupaten Sigi. Ia pun terdengar optimistis bisa mendapatkan dukungan dari Partai Beringin.
"Saya sudah ketemu dengan Kak Arus (Ketua Partai Golkar Sulteng). Beliau mempersilakan saya untuk jalan terus. Beliau juga sudah dan akan terus berkomunikasi dengan seluruh pimpinan Partai Golkar di daerah tingkat dua,” ujar Irwan.
Kepada Tutura.Id, Irwan berbagi pandangan dan kasih komentar perihal bursa Pilkada Sulteng 2024. Ia juga bercerita ihwal pengalaman dan pelbagai programnya sebagai kepala daerah di Kabupaten Sigi sejak 2016.
Sejak kapan Anda menatap potensi politik untuk maju di Pilkada Sulteng 2024?
Setelah dilantik pada periode kedua sebagai bupati Sigi--ditemani oleh Pak Samuel Pongi sebagai wakil bupati.
Sejak itu, saya mulai memikirkan kelanjutan program-program di Kabupaten Sigi. Semuanya bermula dari niat untuk mengabdikan diri kepada masyarakat dan daerah ini.
Terkait niatan maju Pilkada 2024, bagaimana komunikasi Anda dengan para elite politik di Sulteng?
Silaturahmi jalan terus. Termasuk dengan beberapa tokoh senior. Pak Longki Djanggola (Ketua Partai Gerindra Sulteng, dan mantan gubernur Sulteng) terakhir ketemu dalam satu acara di Lore Tengah. Pernah juga menjenguk Gubernur Rusdy Mastura di Jakarta. Mungkin lantaran tidak berfoto, jadi tidak banyak yang lihat. Saya juga tidak mau mengganggu waktu istirahat beliau.
Komunikasi saya dengan Ketua Partai Golkar Sulteng, Arus Abdul Karim berjalan lancar. Saya juga berkomunikasi dengan Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali. Bersama sejumlah tokoh PDI Perjuangan, saya juga sering berinteraksi. Sebagai politisi, penting untuk membangun komunikasi dengan siapa saja.
Baliho yang menunjukkan atribusi Anda sebagai bakal calon gubernur Sulteng dari Partai Golkar mulai tampak di beberapa ruas jalan. Sudah dapat restu partai?
Rekomendasi resmi akan diputuskan dalam agenda Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) Partai Golkar Sulteng.
Tapi, saya sudah ketemu dengan Kak Arus (Ketua Partai Golkar Sulteng). Secara lisan, beliau mempersilakan kepada saya untuk jalan terus. Insya Allah, saya dapat restu Partai Golkar untuk Pilkada Sulteng 2024.
Anda akan mengincar posisi gubernur atau wakil gubernur?
Keinginan pribadi ialah "Mengabdi untuk Sulteng," dan membidik posisi calon gubernur. Namun semuanya masih menunggu arahan resmi Partai Golkar. Apakah akan ditempatkan di posisi 01, 02, atau lainnya? Sebagai kader, saya menunggu keputusan terbaik dari pimpinan partai.
Ada banyak kandidat yang masuk bursa Pilkada Sulteng. Siapa yang paling pas untuk menjadi pasangan Anda? Adakah pertimbangan khusus?
Bila melihat peta Pilkada Sulteng selama ini, tentu calon dari wilayah timur cenderung lebih cocok.
Selama ini, polanya sering begitu. Seorang tokoh yang mewakili area lembah (Palu, Sigi, Donggala, dan Parigi Moutong); sedangkan pasangannya merepresentasikan wilayah timur Sulawesi.
Sebagai figur dari Partai Golkar, Anda juga terlihat sering bersama dengan elite PDI Perjuangan Sulteng. Apakah ini pertanda bahwa Partai Golkar dan PDI Perjuangan akan berkoalisi di Pilkada Sulteng 2024?
Wajar saja bila saya sering berinteraksi dengan sejumlah tokoh PDI Perjuangan.
Pak Samuel, Wakil Bupati Sigi, merupakan wakil Ketua PDI Perjuangan Sulteng. Muharram Nurdin (Ketua PDI Perjuangan Sulteng dan anggota DPRD Sulteng) juga terpilih dari daerah pemilihan Sigi-Donggala. Matindas Rumambi (Sekretaris PDI Perjuangan Sulteng dan anggota DPR-RI) sering pula berkunjung ke Sigi.
Soal potensi koalisi, akan menjadi ranah pimpinan partai. Jikalau bersatu dalam Pilkada kelak, pastilah karena ada kesamaan program atau visi dan misi.
Ihwal Pilkada Sulteng 2024, ada Anwar Hafid-Reny Lamadjido yang secara terbuka sudah menyampaikan akan berpasangan. Bagaimana komentar Anda?
Adalah hak sebagai warga negara untuk maju dan berkompetisi dalam pesta demokrasi. Pesta demokrasi yang baik sudah seharusnya diikuti oleh putra-putri terbaik daerah ini; yang selanjutnya akan dipilih oleh warga berbasis pada program serta visi dan misi.
Saya percaya, proses demokrasi yang baik; akan menghasilkan pemimpin yang baik pula.
Apakah ada hal lain yang menginspirasi Anda sehingga berkeinginan untuk naik kelas ke level provinsi?
Saya mengambil inspirasi dari banyak tokoh, termasuk dari para tokoh senior. Misalnya, Pak Rusdy Mastura yang dua kali terpilih sebagai wali kota Palu, lalu naik kelas ke Sulteng. Pak Longki Djanggola juga dua periode menjadi bupati Parigi Moutong, sebelum memimpin di level provinsi.
Kedua tokoh ini mulai berkarya di daerah tingkat dua. Sudah memberikan bukti, teruji, dan berpengalaman selama dua periode. Tak heran ketika diberi kesempatan jadi gubernur, banyak hal yang bisa mereka realisasikan.
Adakah motivasi lain di balik niatan Anda menuju Pilkada Sulteng 2024?
Pertama, saya tidak bisa maju di Pilkada Sigi lantaran sudah dua periode menjadi bupati. Fakta itu beriringan dengan niat untuk mengabdi kepada masyarakat dan daerah ini.
Kedua, sebagai politisi, seharusnya tak memburu kekuasaan semata. Sebaliknya, kita perlu menggunakan kekuasaan untuk kepentingan orang banyak. Misalnya, bagaimana anggaran bisa dikelola lebih baik untuk kepentingan masyarakat.
Apa yang Anda bayangkan soal pengelolaan anggaran itu?
Selama ini, kita bergantung dengan PAD (Pendapatan Asli Daerah), serta anggaran dari pusat. Padahal, di Sulteng, banyak perusahaan besar--termasuk tambang dan sawit.
Kita bisa mendorong program untuk kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan dana Corporate Social Responsibility (CSR), sehingga tidak lagi membebani APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah).
View this post on Instagram
Apakah memungkinkan untuk mengusahakan kesejahteraan warga lewat politik anggaran?
Memungkinkan. Pengalaman di Kabupaten Sigi, dengan kapasitas APBD yang terbatas, kami bisa mengusahakan program-program yang menyasar kesejahteraan rakyat.
Misalnya, kami menyediakan program KUR (Kredit Usaha Rakyat) 0%--yang bunganya ditanggung oleh pemerintah.
Kabupaten Sigi juga punya program Masagena Kesehatan dan Masagena Pendidikan. Bisa dijelaskan?
Program Masagena Kesehatan telah menyediakan subsidi layanan kesehatan gratis. Data tahun 2022, sudah lebih dari 12 ribu keluarga penerima manfaatnya–menengah ke bawah.
Sedangkan Masagena Pendidikan memberikan bantuan pendidikan untuk anak-anak berprestasi dan kurang mampu secara ekonomi. Kami mendorong agar mereka jadi sarjana lewat subsidi pendidikan. Program ini telah menghasilkan ratusan sarjana.
"Satu kecamatan, satu dokter," termasuk dalam program ini?
Iya. Kami punya target “Satu kecamatan, satu dokter.” Pemkab Sigi membiayai anak-anak kurang mampu yang berprestasi untuk sekolah kedokteran, seperti di Universitas Alkhairaat, Palu. Buat calon tenaga kesehatan, kami punya skema kerjasama dengan Poltekkes Makassar, Universitas Tadulako, dan Akper Bala Keselamatan.
Ada juga kemitraan kami dengan Universitas Al-Ahgaaf, Yaman yang bisa diakses oleh para santri berprestasi. Bagi mereka yang nasrani, ada pula kesempatan melanjutkan sekolah lewat kemitraan bersama Bala Keselamatan.
Belum lama ini, kami juga teken kesepakatan untuk menyekolahkan anak-anak muda dari Kabupaten Sigi di institusi pendidikan ternama, seperti SMA Taruna Nusantara dan Institut Pertanian Bogor (IPB Univesity).
Ada selentingan pertanyaan publik soal kondisi infrastuktur Sigi yang kurang memadai. Bagaimana Anda menanggapinya?
APBD Kabupaten Sigi terbatas. Jika menyimak program kami, akan terlihat bahwa fokus utamanya adalah pembangunan manusia. Kami berusaha menjamin kebutuhan dasar masyarakat yakni pendidikan dan kesehatan. Berinvestasi pada sumber daya manusia.
Infrastuktur perlu, tapi harus jeli melihat peluang dalam perencanaan karena anggaran yang terbatas. Memang ada ruas jalan di Sigi dalam kondisi kurang baik. Namun, hal ini juga berkaitan dengan kewenangan pemerintah di berbagai level--sesuai status jalan: kabupaten, provinsi, atau negara.
Pada tahun ini, kami merampungkan beberapa pembangunan fisik. Misalnya, Taman Taiganja sebuah ruang terbuka hijau di Kalukubula. Jalan menuju Puncak Paralayang Wayu juga segera diperbaiki. Kami pun punya plan pembangunan Sigi Sports Center, dan sedang membangun komunikasi dengan pemerintah pusat soal realisasinya.
Tapi soal jalan ini merupakan hal yang krusial...
Betul. Akses petani untuk mendistribusikan hasil produksinya juga terkendala oleh kondisi jalan. Banyak komoditas kopi, kakao, vanili, dan lain-lain yang sulit untuk diperjual belikan oleh petani di wilayah terpencil, seperti di poros Gimpu-Peana-Kalamanta-Batas.
Sejak awal menjabat Bupati Sigi, saya terus mengusulkan ke Pemerintah Provinsi Sulteng untuk perbaikan poros tersebut. Alhamdulillah, saat Pak Cudy jadi gubernur, usulan itu masuk dalam program RPJMN (Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional). Alhasil jalan tersebut akan dikerjakan oleh pemerintah pusat.
Lantaran APBD Kabupaten Sigi terbatas, kami sadar bahwa diperlukan upaya ekstra untuk mendapatkan sumber-sumber pendanaan lain.
Sigi sedang bersiap menuju Festival Lestari 5. Ada pesan khusus soal event ini?
Kabupaten Sigi memang jadi tuan rumah Festival Lestari 5 yang akan diadakan pada 23-25 Juni 2023. Festival ini bagian dari visi kami terkait pembangunan lestari, sebuah konsep pembangunan yang ramah sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Lebih dari 76 persen wilayah Kabupaten Sigi merupakan kawasan konservasi dan hutan lindung; puluhan persen sisanya merupakan kawasan budidaya pertanian, perikanan, dan lain-lain. Inilah potensi kami. Peluang dari ekonomi dan investasi berbasis alam, yang tak bersandar pada industri ekstraktif--seperti pertambangan.
Festival Lestari ini salah satu wadah untuk mempertemukan berbagai pihak--mulai dari pemerintah, pebisnis, investor, hingga komunitas--sekaligus wadah untuk mempromosikan gagasan pembangunan lestari.
Mohamad Irwan Irwan Lapatta iwan Lapatta bupati sigi politik pilkada pilkada 2024 pilkada sulteng partai golkar wawancara pilgub sulteng