Profesi orang yang berjualan kopi keliling bukan sesuatu yang asing, terutama di kota besar semacam Jakarta. Mereka tersebar mengisi berbagai lokasi, mulai dari pengkolan, mangkal di depan pusat perbelanjaan, taman publik atau ruang terbuka hijau, hingga tempat-tempat keramaian lainnya.
Lantaran kerap berkeliling menjajakan kopi sasetan yang siap seduh menggunakan sepeda ontel, tercipta julukan pedagang starling alias Starbucks keliling. Tersampir serenceng kopi saset berbagai merek, termos berisi air panas, dan gelas-gelas plastik.
Roda zaman berputar, tapi pedagang starling tetap eksis. Mengisi ceruk yang selama ini tidak bisa diberikan oleh warung kopi atau kafe.
Pemesan yang ingin menikmati suguhan secangkir kopi tak perlu melangkah jauh mendatangi warkop atau kafe, pedagang starling yang akan mendekat. Istilahnya jemput bola.
Menyesuaikan kondisi dan situasi terkini, juga demi memperluas daya jelajah, pedagang starling kini tak semata mengandalkan sepeda. Ada yang mengendarai motor, bahkan tak jarang memodifikasi mobil pikap atau VW Combi sebagai wadah berjualan.
Sungguhpun fenomena pedagang starling telah lama menjamur di kota-kota lain, walakin pemandangan serupa masih jarang kita jumpai di Palu. Padahal kebiasaan menongkrong orang-orang Palu berbanding lurus dengan hasrat minum kopi; sama besarnya.
Duo kembar Reza Rahmat (22) dan Rezi Rahman (22), mahasiswa aktif Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Panca Marga Palu, jeli melihat peluang tersebut.
Mengandalkan motor bebek Honda Astrea Grand, keduanya mantap mencoba peruntungan menjadi pedagang starling. Modal awalnya Rp1,5 juta.
Agar bisa mengangkut bahan-bahan dan juga peralatan, Reza dan Rezi membuat boks kayu khusus. Fungsinya tidak hanya untuk menyimpan dan mengangkut barang, tapi juga tempat memanaskan air dan meracik kopi.
Saat ditemui Tutura.Id, Senin (29/5/2023) malam, tampak hanya Rezi yang mangkal di Kampus STIA Panca Marga Palu, Jalan Dayo Dara, Talise Valangguni, Kota Palu. Reza absen ikut menunggui dagangan karena sedang ada urusan lain.
Memakai kemaja flanel bercorak putih-abu-hitam dengan rambul dicepol, Rezi terlihat santai meneguk secangkir kopi miliknya sembari menunggu pembeli.
Inspirasi berjualan kopi keliling, ungkap Rezi, berasal dari media sosial. Mereka bersepakat memulai usaha kopi keliling usai perayaan Idulfitri 2023.
Kopdek27 dipilih sebagai jenama dagangan. Kata Rezi, sebutan kopi anak deker alias kopdek lebih pas di Kota Palu ketimbang kopi keliling. Sebab dari hasil riset mereka, orang Palu lebih sering menongkrong di deker.
Istilah deker, atau tepatnya dekker, terangkut dari Bahasa Belanda. Aslinya tertulis duiker yang artinya pembatas.
Biasanya untuk pembatas jembatan dengan pinggir selokan, sungai, atau saluran irigasi. Lantaran bentuknya lebih tinggi dari permukaan jalan atau jembatan, maka dekker sering pula jadi tempat menongkrong.
Meski suguhan utamanya kopi, Kopdek27 juga menawarkan minuman saset nonkopi, seperti susu, energen, dan milo. Harganya tentu ramah di kantong.
“Kalau susu (harganya) Rp6 ribu, kopi hitam Rp5 ribu, kopi susu Rp6 ribu. Memang harganya bersahabat semua, mulai dari Rp5 ribu, Rp6 ribu, dan Rp7 ribu,” rinci Rezi soal harga minuman.
Meskipun Kopdek27 adalah usaha bersama, tak jarang salah satunya absen berjualan. Terkadang Rezi yang berjualan tanpa Reza. Bisa juga sebaliknya. Hal itu terjadi bila salah satunya memiliki kegiatan atau kerjaan lain.
Rezi menerangkan Kopdek27 punya beberapa titik lokasi yang menjadi tempat tongkrongan. Secara nomaden, Kopdek akan berkeliling dari satu titik ke titik lainnya sesuai dengan jadwal hari.
“Sebenarnya tidak menentu sekali, sih. Biasanya Senin-Selasa di Kampus STIA, Rabu-Kamis di Taman Taiganja Kalukubula, baru Jumat, Sabtu, dan Minggu di Kampung Nelayan. Tapi kalau Jumat, Sabtu, Minggu ada event, kami biasa lebih pilih berjualan di event,” katanya.
Rezi mengungkapkan Kopdek27 beroperasi mulai jam 5 sore hingga jam 10 malam. Berjualan saat malam diakui Rezi lebih mengundang banyak peminat. Sebab pada waktu malam dengan cuaca yang dingin, banyak orang lebih menyukai kopi yang baru diseduh.
Pria berkumis ini mengaku menikmati berjualan kopi keliling. Sebab memungkinkan dirinya bisa nongkrong santai bersama teman maupun pembeli, sambil tetap mendapatkan uang. Rezi mengaku tipe yang suka bercerita bila bertemu dengan orang lain.
Rencana menu baru
Menjadi pedagang kopi keliling yang masih terbilang baru diakui Rezi belum bisa mendatangkan cuan besar saat ini. Pun demikian, mereka tetap menjalaninya. Salah satu alasannya karena waktunya fleksibel.
Tiap gelas kopi yang terjual mereka beroleh keuntungan Rp2000. Laiknya pedagang lain, pemasukan yang didapatkan per hari juga tak menentu. Semua bergantung ramai atau tidaknya titik lokasi yang mereka singgahi.
“Kalau lagi sunyi, biasa dapat Rp100 ribu. Tapi kalau ramainya bisa Rp150 sampai Rp200 ribu per hari. Dan kalau ada event biasa mencapai Rp500-600 ribu,” tutur Rezi.
Di masa depan, Rezi mengungkapkan Kopdek27 akan menambah satu varian minuman lagi, yakni susu jahe. Varian minuan ini mirip saraba. Harga segelasnya akan dibanderol Rp10 ribu.
Kepada sesiapa yang tertarik memulai bisnis kopi keliling di Kota Palu dan butuh semacam saran dan arahan, Rezi dengan senang hati akan membantu berdasarkan pengalamannya. Caranya bisa dengan menghubunginya via pesan langsung melalui akun Instagram Kopdek27.
pedagang penjual kopi keliling starling Starbucks keliling UMKM enterpreneur wirausaha ekonomi dekker duicker Kopdek27