Kota Palu dan Colorado kini punya "portal penghubung"
Penulis: Rizki Syafaat Urip | Publikasi: 5 Januari 2023 - 23:48
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Kota Palu dan Colorado kini punya
Patung Taman Nasional Bundaran Hasanuddin, Palu, Sulteng yang diresmikan pada 29 Desember 2022. (Foto: Rizki Urip).

Kota Palu dan negara bagian Colorado di Amerika Serikat punya patung yang mirip. Patung punya Palu terpajang di Taman Nasional Bundaran Hasanuddin. Sedangkan kepunyaan Colorado berada di America The Beautiful Park.

Keduanya bak pinang dibelah dua. Baik bentuk atau warna terlihat serupa. Meski demikian pinang yang dibelah tak selalu sama persis. Ada sisi yang lebih besar, dan bagian lain nan kecil. Pada kasus kedua patung ini demikianlah adanya.

Dalam catatan Uncover Colorado, patung milik Colorado punya tinggi sekitar 12 meter. Patung punya Palu, yang diresmikan pada Kamis (29/12/22), tak setinggi itu. Sekadar taksiran mata telanjang, kira-kira tingginya 7-9 meter.

Colorado juga bangun patungnya di kawasan seluas 16,9 hektare. Sedangkan area milik Palu tak seluas itu. Colorado pun lebih dulu merampungkan pembangunan patung, yakni pada 2005, sekitar 17 tahun lebih dulu dari Palu.

Lantaran bentuknya yang sama, warga Kota Palu ramai-ramai berkomentar dengan nada bakugara. “Temukan 10 kesamaan dalam gambar berikut,” begitu tulisan sebuah sebuah kiriman medsos lengkap dengan foto kedua patung.

Tak salah juga bila imajinasi kanak-kanak kita membayangkan keduanya sebagai portal penghubung. Saat kita menyeberangi patung di Palu, tiba-tiba tubuh terhisap, melintasi jarak 13 ribu kilometer, dan sampai di Colorado. Skenario lain, jangan heran kalau tiba-tiba ada bule dari Colorado tersasar di bilangan Hasanuddin.

Kalau itu yang terjadi, mungkin kita cuman bisa berbisik ke Si Bule, "Magic is mejit."

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Info Palu (@infopalu)

Tentang filosofi putaran waktu

Sumber dana buat bikin patung di Palu berasal dari Alfamidi yang diberikan lewat skema Corporate Social Responsibility (CSR).

Nah, kakaknya di Colorado juga dibangun dan dirawat lewat sumber dana nonpemerintah. Patung berair mancur itu memang dibuat untuk mengenang Julie Penrose, perempuan filantropis asal Colorado. Saat ini ongkos perawatannya ditalangi lewat dana publik yang dihimpun lewat The Friends of Julie Penrose Fountain. 

Nama Sang Filantropis pun melekat sebagai titel patung tersebut, Julie Penrose Fountain (Air Mancur Julie Penrose). Orang Colorado juga sering menyebutnya sebagai Continiumm. 

Istilah "Continiumm" merujuk pada suatu kesatuan rangkaian, sekuens, atau perkembangan dari nilai atau elemen yang berubah beriring waktu.

Perkara "perkembangan nilai atau elemen yang berubah beiring waktu" itu jadi terdengar mirip perkataan Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid saat meresmikan patung kebanggaannya di Palu. "Ketika dia mulai perputarannya maka dia tidak akan pernah bertemu dengan awal putarannya," kata Hadi dalam nada filosofis.

Kalau kamorang masih berkerut dahi dengar nada filosofis itu, kira-kira ilustrasi gampangnya begini: Meski waktu terus berputar tak ada situasi yang benar-benar sama. Kita boleh kembali pada jam atau hari yang sama, tapi situasinya pastilah berbeda.

“Putaran waktu ini juga menunjukkan bahwa Taman Nasional ini perwujudan dari bagaimana Palu di awalnya dan kemudian Palu sampai di masa yang akan datang,” ujar Hadi.

Permaknaan lain juga terselip pada kolam yang berada persis di bawah patung. Kolam itu disebut sebagai perlambang kesejukan. Retorikanya, meskipun Palu bersuhu panas, warganya punya hati nan sejuk.

Siapa sangka, nyaris sama, taman di Colorado plus air mancurnya juga ditujukan untuk menyejukkan. Betapa pun Colorado tak panas-panas amat; suhu reratanya 43,5 derajat fahrenheit (6-7 derajat celsius). Filosofi memang bisa dicari dan dirangkai dalam kata-kata; bahkan lewat metode cocoklogi sekalipun.

Sebagai tambahan informasi, konon patung di Taman Nasional Bundaran Hasanuddin semula direncanakan bakal berbentuk gimba, alat musik tradisonal Kaili. Rencana itu dipancang oleh Hidayat, Wali Kota Palu periode sebelumnya.

Sempat pula beredar kabar soal plan bikin relief 12 raja dari Tanah Kaili di taman yang bersemuka dengan Gedung Juang itu. Namun dua plan itu tak bersisa. Tergantikan dengan Continiumm versi mini.

Julie Penrose Fountain di America The Beautiful Park, Colorado, AS. (Foto: Jeffrey Beall/CC BY 4.0).

"Melihat kota tidak boleh egois"

Tutura.Id mewawancarai Rachmat Saleh, pengajar Program Studi Arsitektur, Universitas Tadulako, demi dapat persepektif seputar pembangunan patung di Taman Nasional Bundaran Hasanuddin tersebut.

Rachmat bilang patung itu telah jadi pembicaraan di kalangan arsitek Palu. “Saya juga belum tahu siapa yang mendesain, sampai sekarang juga masih jadi pertanyaan di kalangan arsitek,” ujar pria yang karib disapa Ai itu, saat ditemui pada Rabu malam (4/1/23).

Lazimnya, sebelum pembangunan berlangsung ada proses yang harus dilalui. Pemerintah akan membuat arahan singkat (brief) lewat dokumen Kerangka Acuan Kerja. Selanjutnya pelaksana proyek bertugas  menerjemahkan keinginan itu dalam bentuk desain.

“Sebagai contoh, pemerintah ingin punya muatan lokal, ingin ekspresif, ingin jadi magnet, dan lain sebagainya. Kemudian diterjemahkan dalam desain,” kata Rachmat.

Setelah rancangan jadi, ada pula tahap asistensi dan pemaparan ke pemerintah. Bila semua pihak setuju, rancangan direalisasikan.

Dalam usaha menerjemahkan keinginan pemerintah dibutuhkan serangkaian studi awal, misal: Melihat hal-hal yang melekat pada kawasan sekitar, menimbang aspek kesejarahan, dan mengkaji unsur budaya.

Pun perlu menimbang konteks ruang. Rachmat mengingatkan saat ini sudah ada tugu Sambulu Gana di titik nol kilometer, yang hanya 500 meter dari Taman Nasional Bundaran Hasanuddin.

“Jangan juga sampai tumpang tindih," katanya. "Mana yang jadi simpul utama, dan mana yang jadi simpul pendukung.”

Dalam pembangunan patung atau monumen, kata Rachmat, perlu pula memikirkan aspek keberlanjutannya. Jangan sampai hanya jadi tren sesaat beriring masa kepemimpinan. Satu contoh baik bisa dipetik dari Monumen Nasional (Monas) di Jakarta, yang jadi kebanggaan serta dirawat oleh pemimpin lintas era.

“Melihat kota tidak boleh egois. ‘Mauku begini, mauku begitu’. Itu tidak boleh," kata Ai. "Kalau idenya bagus, dasar desainnya juga bagus, terlebih menampung gagasan banyak pihak, besar kemungkinan akan diterima. Kapan pun sekaligus oleh siapa pun.”

Meski mengakui ada kemiripan, Ai tak mau buru-buru menyebut patung ini plagiat. Ai menjelaskan perlu ada studi lebih lanjut. Ada beberapa hal yang perlu dinilai, seperti bentuk dan skala bangunan.

“Jangan sampai dia menyadur langsung karya itu, apalagi sampai menduplikasi. Itu hal-hal haram dalam dunia perancangan karena menyangkut karya cipta orang lain,” ujarnya.

Perihal mirip atau tidak, ada juga jenis desain yang diperbolehkan. Desain model ini bersifat universalisme. Seperti desain gong perdamaian atau patung Soekarno. Banyak daerah punya tugu atau patung seperti itu. Meski tak berarti salin dan tempel.

Pada pengujung percakapan kami, Rachmat bilang, “Tugas arsitek memberikan sentuhan supaya patung itu memberi ciri khas.”

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
9
Jatuh cinta
0
Lucu
5
Sedih
0
Kaget
1
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Menengok moda angkutan jadul dari masa ke masa di Kota Palu
Menengok moda angkutan jadul dari masa ke masa di Kota Palu
Bernostalgia ke masa lampau. Mengenang moda angkutan jadul di Kota Palu. Ada yang sepenuhnya musnah,…
TUTURA.ID - Mewujudkan perizinan yang mudah bagi penyelenggaraan acara
Mewujudkan perizinan yang mudah bagi penyelenggaraan acara
Selama dua hari Forum Backstagers Sulteng mengadakan FGD yang menghadirkan para pemangku kepentingan dengan komunitas…
TUTURA.ID - Hidayat: Jika kembali menjadi wali kota, saya akan bangun New Tatura Mall
Hidayat: Jika kembali menjadi wali kota, saya akan bangun New Tatura Mall
Pembangunan New Tatura Mall yang mangkrak akan dilanjutkan oleh Hidayat jika terpilih jadi Wali Kota…
TUTURA.ID - Di Palu, 27 anak dilecehkan secara seksual selama 2022
Di Palu, 27 anak dilecehkan secara seksual selama 2022
Dugaan pelecehan seksual pada santriawati oleh okum pimpinan Ponpes di Kota Palu, bukan kasus pertama.…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng