Sulawesi Tengah sedang berharap agar Kawasan Megalitik Lore Lindu bisa menyandang status "Warisan Dunia" (kategori budaya). Sebelum menuju ke sana, kawasan itu harus memenuhi syarat untuk masuk "Daftar Sementara Warisan Dunia" milik Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan, Perserikatan Bangsa Bangsa (UNESCO).
Saat ini, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, sedang menggelar bimbingan teknis berkenaan pengusulan daftar sementara tersebut.
Tim Ahli Cagar Budaya Sulteng turut mengikuti kegiatan yang berlangsung pada 7-11 Agustus di Hotel Aryaduta, Menteng, Jakarta tersebut. Dua wakil Tim Ahli Cagar Budaya Sulteng yang turut serta ialah Iksam dan Zubair Batudoka.
Saat dihubungi Tutura.Id lewat telepon, Selasa (8/8/2023), Iksam menjelaskan bahwa masih banyak hal yang perlu dipersiapkan untuk mencantumkan Kawasan Megalitik Lore Lindu dalam "Daftar Sementara Warisan Dunia."
“Masih banyak berkas yang harus dilengkapi termasuk pembentukan tim, kajian, dan penelitian,” ujar Iksam.
Menurut Iksam, tak semua Kawasan Megalitik Lore Lindu akan diusulkan. Pasalnya, area yang diajukan harus berkesesuaian dengan wawasan global. “Warisan budaya itu harus betul-betul unik yang menggambarkan keanekaragaman budaya global,” katanya.
Sebagai catatan, pada tahun ini ada 11 situs dari Indonesia yang akan dipersiapkan untuk masuk "Daftar Sementara Warisan Dunia." Empat di antaranya merupakan situs yang baru diusulkan pada tahun ini, termasuk Kawasan Megalitik Lore Lindu.
Meski demikian tak semua situs bisa masuk daftar sementara tersebut. Pasalnya, dalam penilaian, ada sejumlah situs yang kurang kuat untuk menyandang status Warisan Dunia." Untuk kasus macam ini, situs tersebut sekadar dimasukkan dalam daftar warisan nasional.
Kabar baiknya, menurut Iksam, Kawasan Megalitik Lore Lindu sudah mendapat “lampu hijau” untuk masuk dalam tahap lanjutan pengusulan daftar sementara itu. “Yang dinilai itu keunikannya, tidak ada samanya di dunia,” ujar Iksam, menjelaskan perihal tolok ukur penilaian.
Guna menguatkan argumen sebagai warisan budaya dunia, Tim Ahli Cagar Budaya Sulteng mencoba membagi beberapa hal yang unik dari Kawasan Megalitik Lore Lindu. Mereka berusaha mencari relasi antara peninggalan era megalitik dengan tradisi yang masih eksis serta berkembang di masyarakat, misalnya baju kulit kayu.
Merujuk laman resmi UNESCO, saat ini Indonesia punya 19 situs di "Daftar Sementara Warisan Dunia." Beberapa situs yang sudah masuk, misalnya Kebun Raya Bogor, Kawasan Bersejarah di Yogyakarta, Kota Tua Semarang, dan Situs Trowulan peninggalan Majapahit.
Sebagai catatan, daftar sementara ini sekadar tahapan awal untuk menuju status "Warisan Dunia." Bila sudah tercantum dalam daftar sementara, proses lanjutannya adalah memasukan berkas-berkas nominasi. Setelah berkas dianggap lengkap, maka status situs akan naik dari daftar sementara menjadi nominator.
Selanjutnya ada proses penilaian yang akan dilakukan oleh International Council on Monuments and Sites (ICOMOS) dan International Union for Conservation of Nature (IUCN).
Kedua lembaga ini mendapat mandat penilaian dari World Herritage Comitee (Komite Warisan Dunia). Komite yang disebut terakhirlah yang akan memberikan penilaian akhir kelayakan untuk menyandang status “Warisan Dunia.”
megalitik lore lindu warisan budaya dunia warisan dunia iksam zubair butudoka tim ahli cagar budaya negeri seribu megalit