Layanan tes gratis HIV di puskesmas demi memutus rantai penyebaran
Penulis: Pintara Dinda Syahjada | Publikasi: 7 April 2023 - 18:40
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Layanan tes gratis HIV di puskesmas demi memutus rantai penyebaran
Ilustrasi layanan tes HIV gratis pada salah satu fasilitas kesehatan (Foto: Shutterstock)

Pemeriksaan HIV (Human Immunodeficiency Virus) penyebab AIDS kini tak hanya bisa dilakukan di rumah sakit. Puskesmas turut pula menyediakannya secara gratis untuk masyarakat.

Aktivitas pemeriksaan berlangsung di Klinik Voluntary Conseling Test (VCT), program puskesmas untuk pencegahan dan manajemen pengobatan bagi pasien yang positif terinfeksi HIV.

Program tersebut meliputi konseling awal, tes darah, konseling setelah melakukan tes darah, dan pemberian obat Antiretroviral (ARV).

Penularan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), bentuk terparah dari infeksi HIV, terjadi dari kontak langsung antara lapisan kulit dalam atau aliran darah dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, semisal darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu.

Selain itu, penularan bisa pula melalui hubungan intim (vaginal, anal, atau oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu kepada bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.

Menyitir alodokter.com, mereka yang mengalami kondisi berat badan menurun drastis, sariawan tak kunjung sembuh, ruam kulit yang tidak hilang, pembengkakan kelenjar leher atau selangkangan, dan terdapat selaput putih dalam mulut disarankan untuk segera konsultasi ke rumah sakit. Bisa jadi itu gejala HIV.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, hingga Maret 2022, kasus HIV/AIDS yang tercatat sekitar 2616 dari estimasi sebesar 4702 kasus. Semua kabupaten ditemukan kasus HIV/AIDS.

Jika merujuk Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2021, kelompok umur produktif (15-49 tahun) mendominasi sebaran kasus
HIV maupun AIDS.

Selain itu, masih ditemukan kasus HIV/AIDS pada kelompok usia di bawah empat tahun yang menunjukkan penularannya berlangsung dari ibu ke anak.

Kurun Januari hingga Oktober 2022, Dinkes Kota Palu menemukan 151 kasus HIV/AIDS. Angka tersebut meningkat 38 kasus dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara untuk tahun ini, hingga Maret, ditemukan 33 kasus baru.

Sebagian besar penularan penyakit ini melalui hubungan seksual, heteroseksual maupun homoseksual, yang tidak aman.

Guna memutus rantai penularan penyakit ini, bukan hanya edukasi kepada masyarakat secara berkala yang terus ditingkatkan, tapi juga pelayanan kesehatan. Salah satunya dengan menyediakan tes HIV gratis di puskesmas.

Pasalnya makin banyak orang yang sadar dan melakukan tes HIV, pengungkapan kasus HIV/AIDS akan lebih mudah. Seseorang juga baru bisa dikatakan mengidap HIV/AIDS jika sudah melalui hasil tes.

“Sebenarnya semua puskesmas bisa melakukan tes HIV, cuma untuk memudahkan maka di sini ada satu puskesmas yang ditunjuk jadi pusat, yakni Puskesmas Talise,” ujar Kepala Dinkes Kota Palu dr. Rochmat Jasin Moenawar saat ditemui Tutura.Id (6/4/2023).

Pihak puskesmas, lanjut dr.  Rochmat Jasin, menjamin kerahasiaan data warga yang setelah melakukan tes ternyata mengidap HIV.

Selama ini yang jadi keengganan seseorang memeriksakan diri lantaran adanya stigma negatif dari masyarakat ketika mengetahui di lingkungannya terdapat orang dengan HIV (ODHIV) dan orang dengan AIDS (ODHA).

Padahal kampanye untuk menghapus stigma buruk terhadap penyintas penyakit ini senantiasa bergema, terutama saban peringatan Hari AIDS Sedunia pada 1 Desember. “Jauhi penyakitnya, jangan jauhi orangnya.” Demikian salah satu pesan kampanyenya.

Berdasarkan pengalaman Idham Chaliq, salah satu orang dengan HIV, melansir VOA Indonesia (2/12/2022), stigma atau diskriminasi terhadap ODHIV di Kota Palu dari tahun ke tahun makin menurun.

“Sudah banyak masyarakat yang bisa menerima teman-teman ODHIV. Sejak terkonfirmasi, saya sendiri sejak tahun 2015, sampai dengan saat ini alhamdulillah masih sehat,” kata Idham Chaliq

Alhasil Idham dan sesama penyandang HIV lainnya tidak ragu mendatangi Layanan Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan (PDP) di pusat layanan kesehatan.

Para petugas dari dinas kesehatan, layanan rumah sakit, dan puskesmas juga diakui Idham selama ini cukup membantu.

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah menargetkan Indonesia pada 2030 bebas AIDS. Indikator utamanya dengan mewujudkan ”Three Zero”, yaitu nol infeksi baru, nol kematian terkait AIDS, serta ketiadaan stigma dan diskriminasi.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
5
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Prevalensi depresi di Sulteng melampaui rerata Nasional
Prevalensi depresi di Sulteng melampaui rerata Nasional
Generasi muda kisaran umur 15-24 tahun paling berisiko mengalami depresi. Sementara upaya pengobatannya masih rendah…
TUTURA.ID - Waspada kasus gagal ginjal akut pada anak
Waspada kasus gagal ginjal akut pada anak
Kemenkes mencatat 241 kasus gagal atau gangguan ginjal akut di Indonesia. Sekitar 55 persen (133)…
TUTURA.ID - Respons pemerintah dan komunitas relawan setelah kasus Covid-19 kembali ditemukan di Palu
Respons pemerintah dan komunitas relawan setelah kasus Covid-19 kembali ditemukan di Palu
Temuan dua kasus Covid-19 di Kota Palu memantk reaksi dari warga. Bagaimana respons pemerintah dan…
TUTURA.ID - Kasus rabies masih menghantui Sulteng
Kasus rabies masih menghantui Sulteng
Sulawesi Tengah tecatat sebagai wilayah endemis rabies. Sulteng tercatat dalam 10 provinsi yang melaporkan kasus…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng