Respons pemerintah dan komunitas relawan setelah kasus Covid-19 kembali ditemukan di Palu
Penulis: Juenita Vanka | Publikasi: 23 Desember 2023 - 21:33
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Respons pemerintah dan komunitas relawan setelah kasus Covid-19 kembali ditemukan di Palu
Melindungi anak-anak dari Covid-19 dengan cara pemberian vaksin dan menerapkan protokol kesehatan (Foto: Ainul Ghurri/Shutterstock)

Sejak awal November, gelombang kembali meningkatnya kasus Covid-19 merambah sejumlah negara ASEAN, termasuk Indonesia.

Hingga 21 Desember 2023, catatan Kementerian Kesehatan RI mencatat ada total 2.761 kasus dirawat, 453.569 kasus sembuh, dan 9 kasus meninggal dunia.

Di Kota Palu per 17 Desember 2023 ditemukan dua kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Kedua pasien ini telah mendapatkan penanganan intensif dan isolasi di Rumah Sakit Umum Anutapura. Temuan ini pun memantik keresahan warga.

Menyikapi hal tersebut, Wali Kota Hadianto Rasyid mencoba meredakan kecemasan dengan mengimbau warga Palu agar tidak panik. Pada Senin (18/12/2023), kepada Tutura.Id, ia menyampaikan, "Kita akan pastikan dan juga mengikuti arahan dari pusat. Untuk warga diharapkan untuk lebih menjaga kesehatan dan selalu mematuhi protokol kesehatan yang sudah pernah kita lakukan."

Sementara itu, kepedulian masyarakat juga tercermin dari aksi nyata komunitas Roa Jaga Roa.

Balita berusia 11 bulan, anak dari seorang wartawan di Kota Palu, yang terpapar Covid-19 mendapatkan bantuan kebutuhan sehari-hari dari relawan ini.

Nudin Paduka, perwakilan Roa Jaga Roa, mengatakan, "Anaknya sudah mulai membaik. Kita juga selalu memastikan untuk menyediakan kebutuhan mereka, kayak popok, susu, vitamin, dan lainnya."

Sebagai salah satu komunitas relawan Covid-19 yang aktif saat melonjaknya kasus pandemi, Nudin mengungkapkan pihaknya juga turut serta memantau kondisinya. Sembari  memastikan kebutuhan-kebutuhan keluarganya terpenuhi karena mereka menjalani isolasi.

“Anaknya sudah mulai membaik, kita juga selalu memastikan untuk menyediakan kebutuhan mereka, kayak popok, susu, vitamin, dan lainnya,” ungkap Nudin saat ditemui pada Senin (18/12/2023).

Nudin mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk sama-sama gotong royong membantu pemerintah dalam mencegah kembalinya lonjakan Covid-19 di Sulteng.

“Kita juga harus tetap jalankan protokol kesehatan,  varian baru Covid-19 ini dia lebih cepat penularannya. Makanya kita harus mawas diri untuk menjaga kesehatan,” ungkapnya.

Nudin pun mengungkapkan pihaknya terbuka dengan segala bentuk donasi. Baik jasa, uang, makanan, minuman, vitamin dan lain sebagainya. Bila ada masyarakat yang ingin membantu mereka yang terpapar Covid-19 dan keluarganya, dapat langsung menghubungi Roa Jaga Roa.

Vaksin Covid-19 gratis bagi warga masih tersedia di faskes Kota Palu hingga 31 Desember 2023 (Foto: Ainul Ghurri/Shutterstock)

Digolongkan sebagai penyakit endemi

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Hestiwaty SKM mengungkapkan, situasi Covid-19 sebenarnya telah ditetapkan sebagai penyakit endemi.

Sebagai penyakit endemi, Hestiwaty mengimbau agar warga tidak panik dan takut berlebihan. Pun demikian jangan menganggap sepele bila kemudian merasa mengalami tanda-tanda gejala Covid-19.

Mengutip penjelasan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, apabila Covid-19 menjadi endemi, maka penanganannya akan menjadi seperti penyakit biasa.

“Sesuai dengan regulasi, Covid ini sudah ditetapkan sebagai penyakit endemi. Sehingga penangananya tidak lagi seperti dulu. Namun, diharapkan warga untuk tetap selalu menjaga kesehatan, dan tidak menganggap remeh gejala penyakit apapun,” ungkap Hestiwaty (19/12).

Sejak ditetapkan sebagai penyakit endemi pada 21 Juni 2023, Covid-19 telah masuk dalam daftar 24 penyakit potensial kejadian luar biasa (KLB). Masuk dalam sistem laporan rutin setiap pekan dan dipantau melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) untuk mengetahui penyakit apa saja yang mengalami peningkatan.

“Jadi Covid-19 ini sudah masuk pantauan mingguan, melalui SKDR bersama dengan 23 penyakit potensial KLB,” tambah Hestiwaty.

Hestiwaty menjelaskan yang perlu dilakukan agar tidak terjadi penyebaran secara masif, warga perlu kembali disiplinmemerapkan protokol kesehatan seperti penggunaan masker dan lainnya. Protokol yang sejatinya sudah dipahami dan pernah diterapkan oleh masyarakat sebelumnya.

“Kalau protokol kesehatan tetap harus kita jalankan, menjaga keamanan dan juga untuk mematuhi surat edaran yang dikeluarkan Kemenkes RI untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19,” kata Hestiwaty.

Sementara itu, soal vaksinasi Covid-19 di Sulteng saat ini, sejatinya sudah diupayakan oleh Dinkes Provinsi Sulteng. Hestiwaty SKM mengungkapkan pihaknya telah mengajukan permintaan vaksin sebanyak 5.000 dosis vaksin.

“Jadi kami sudah mengajukan, nantinya kalau sudah ada akan diberikan kepada daerah-daerah yang membutuhkan,” ungkapnya.

Vaksinasi Covid-19 di Sulteng akan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Surat Edaran Himbauan Melengkapi Dosis Vaksinasi Covid-19, No.IM.02.04/C/4864/2023 yang dikeluarkan oleh Kemenkes RI.  

Menurit Hestiawaty, vaksin Covid-19 masih bisa diperoleh secara gratis di fasilitas kesehatan terdekat sampai dengan 31 Desember 2023. Setelah itu, vaksin dapat diperoleh secara mandiri.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
0
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Suhu panas ekstrem, El Nino dan ketahanan pangan di Sulteng
Suhu panas ekstrem, El Nino dan ketahanan pangan di Sulteng
BMKG menilai suhu udara di Mei 2023 masih netral. Tidak se-ekstrem April lalu. Meski ada…
TUTURA.ID - Menutup pameran Rasi Batu dengan antusiasme
Menutup pameran Rasi Batu dengan antusiasme
Pameran seni "Rasi Batu: Residensi Seribu Megalit" akhirnya tuntas setelah melewati 21 hari penyelenggaraan. Animo…
TUTURA.ID - Tahun politik: Tikungan terakhir politisi senior Sulteng
Tahun politik: Tikungan terakhir politisi senior Sulteng
“Polling Paling 2023” dari Tutura.Id memuat empat nama politisi senior. Sebagai politisi nan kenyang asam…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng