Manuver relawan dalam negosiasi politik Pilpres 2024
Penulis: Muammar Fikrie | Publikasi: 7 November 2022 - 14:09
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Manuver relawan dalam negosiasi politik Pilpres 2024
Deklarasi relawan IndonesiAnies, kelompok pendukung Anies Baswedan, di Jakarta Convention Centre, Rabu (2/11). - (Foto: Facebook Anies Baswedan)

Lima belas bulan menuju Pemilihan Presiden 2024, manuver kelompok relawan pendukung kandidat RI-1 kian ramai.

Aktivitas paling mencolok ditunjukkan oleh para pendukung Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, dua tokoh yang bersinar dalam berbagai survei calon presiden tetapi belum punya perahu politik tetap. 

Ganjar masih tersandera oleh partainya, PDI Perjuangan. Partai Banteng hanya akan mengumumkan calon presiden lewat Sang Ketua, Megawati Soekarnoputri. Tarik ulur masih kencang, nama Puan Maharani, anak Mega dijagokan internal partai. Namun Ganjar selalu moncer dalam survei.

Adapun Anies punya kartu dukungan dari Partai NasDem. Meski begitu Partai NasDem butuh berkoalisi buat menyokong Anies. Masalahnya, sekutu paling potensial, Partai Keadlian Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat, punya pataba masing-masing sebagai calon wakil presiden.

Partai Demokrat menjagokan Agus Harimurti Yudhoyono. Sedangkan PKS condong ke Ahmad “Aher” Heryawan, kader mereka yang pernah jadi gubernur Jawa Barat dua periode.

Adapun gabungan Partai NasDem, Partai Demokrat, dan PKS punya 153 kursi DPR-RI. Pas-pasan buat mengusung capres-cawapres. Salah satu keluar, perahu koalisi bisa karam.

Dalam konteks besar politik itu, kelompok relawan tak lagi sekadar kumpulan pendukung setia, tetapi tumbuh menjadi bagian dari negosiasi politik.

***

Kader parpol deklarasi relawan Anies

Pada 24 Oktober 2024, sejumlah kader Partai Golkar menyatakan dukungan kepada Anies Baswedan lewat pembentukan relawan Go-Anies.

Koordinatornya ialah Sirajuddin Abdul Wahab. Ia pernah menjabat sebagai wakil sekretaris jenderal bidang pemuda di DPP Partai Golkar; sempat pula menduduki posisi ketua Pimpinan Pusat Angkatan Muda Partai Golkar. Segala posisi itu dipegang Sirajuddin antara 2014-2019. Sekarang, dirinya mengaku sekadar kader dan bukan pengurus. 

“Kami ini memang berangkat dari kader Golkar tapi dalam konteks Go-Anies ya tidak ada kaitannya dengan partai Golkar," ujar Sirajuddin, dikutip Kompas.com.

Saat ini Partai Golkar masih menjagokan ketua umumnya, Airlangga Hartarto, sebagai capres. Akan tetapi segenap kemungkinan masih terbuka, mengingat pendaftaran capres-cawapres baru dimulai pada Oktober 2023.

Pada konteks ini, perlu pula mencatat faktor Jusuf Kalla, mantan wakil presiden dan ketua umum Golkar (2004-2009). Kalla secara formil memang mendukung Airlangga; walaupun namanya sering disebut sebagai tokoh di balik layar dalam pencapresan Anies. 

Ada lagi kelompok relawan IndonesiAnies yang dideklarasikan di Jakarta Convention Center, Rabu (2/11). Tempo (7 November 2022) menyebut relawan ini identik dengan Partai NasDem. Ketua Bidang Penggalangan dan Pengerak Komunitas Partai Nasdem, Andri Alimuddin menjadi salah seorang penggagasnya. Sedangkan Ahmad Ali, Wakil Ketua Umum Partai Nasdem, duduk sebagai pembina. 

IndonesiAnies juga langsung tancap gas. Ahmad Ali ikut berkeliling mendeklarasikan kelompok ini di daerah. Termasuk kala dihubungi Tutura.Id pada Jumat (4/11), Ali sedang ikut agenda deklarasi IndonesiAnies di Medan. 

“Saya diberi mandat oleh Ketua Umum Partai NasDem untuk mendampingi Anies Baswedan dalam setiap agenda politik beliau,” kata Ali. 

Politisi asal Sulawesi Tengah itu menepis anggapan bila IndonesiAnies disebut bagian dari partai. Ia sekadar bilang bahwa kelompok pendukung atau relawan boleh saja membuka komunikasi dengan partai politik.

Manuver relawan Ganjar

Relawan Ganjar Pranowo paling menonjol di media sosial ialah @sahabatganjar. Per Senin (7/11), jumlah pengikut kelompok ini mencapai 49 ribu di Instagram dan 82 ribu di Twitter. Mereka juga tengah menyiapkan Ganjar Pranowo Festival di Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah. 

Di sisi lain, muncul pula kelompok-kelompok relawan swadaya. Misalnya, Koalisi Aktivis dan Milenial Indonesia untuk Ganjar Pranowo (KAMI-GANJAR) yang tiba-tiba bikin heboh pada akhir Oktober 2022. KAMI-GANJAR kirim doa agar Joko “Jokowi” Widodo bisa jadi ketua umum PDIP selanjutnya.

"Untuk PDI Perjuangan, kita tahu bahwa fatsun partai itu adalah demokrasi, bukan partai kerajaan, maka kami berharap Pak Jokowi mau dan bisa terpilih kelak menjadi ketua umum di Kongres PDIP Tahun 2024," kata Koordinator KAMI-GANJAR, Joko Priyoski, via rilis pers, Rabu (26/10).

Pernyataan itu boleh dilihat sebagai reaksi lantaran ketidaksabaran atas sikap PDI Perjuangan yang belum merilis calon presiden. Di sisi lain, perkataan tersebut bikin panas telinga kader PDI Perjuangan. Bagaimana pun, posisi Megawati sakral. Sejak partai ini berdiri, Mega senantiasa di pucuk pimpinan.

Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, menyebut kelompok relawan ini dipakai untuk mengadu domba. “Ada sukarelawan yang juga dipakai untuk mengadu domba berbagai tokoh-tokoh tertentu,” kata Hasto, dikutip VOI.

Ganjar bahkan harus turun gunung meredam kegaduhan. “Janganlah membentur-benturkan apalagi membenturkan Pak Presiden Jokowi dengan partai termasuk dengan partai saya di PDI Perjuangan,” kata Ganjar, dilansir Kompas.com.

Belakangan, si pembuat pernyataan, Joko Piyoski melempem. Ia menyampaikan permintaan maaf dan mengaku tak ingin memperkeruh suasana. “Jadi saya tidak ingin memperkeruh suasana sebab banyak yang salah tafsir dalam bahasa saya mendoakan, bukan mendorong atau masuk ke area internal partai," kata dia, lewat rilis pers, Senin (31/10).

KAMI-GANJAR bukan satu-satunya relawan yang bermanuver. Relawan Jokowi Mania alias Joman sejak pertengahan tahun sudah tegas menyatakan keberpihakan pada Ganjar. Ketua Umum Joman, Immanuel Ebenezer bahkan memprediksi bahwa relawan Jokowi “ujung-ujungnya” akan mendukung Ganjar.

Isu relawan Jokowi melimpahkan dukungan ke Ganjar sudah lama jadi kasak-kusuk. Namun kelompok relawan besar, macam Projo, hingga kini masih menanti hasil agenda musyawarah rakyat, yang bakal digelar demi menentukan capres.

Sebelumnya, pada Mei 2022, saat Rapat Kerja Nasional Projo, teriakan-teriakan seperti “hidup” dan “2024” kerap terdengar saat nama Ganjar disebut Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi.

Ganjar memang hadir dalam acara tersebut. Adapun Jokowi, yang membuka Rakernas Projo, menganjurkan agar pendukungnya  tidak buru-buru menentukan sikap. “Meskipun yang kita dukung ada di sini,” katanya.

Usaha memengaruhi partai politik   

Deklarasi relawan (atau manuvernya) bisa dilihat sebagai salah satu cara guna memengaruhi partai politik. Ia bisa dipandang sebagai ikhtiar untuk meyakinkan partai politik bahwa seorang tokoh beroleh dukungan luas dari warga.

Pada konteks Anies dan Ganjar, para pendukung di dua kubu paling minim hendak menyalurkan energi serta semangat mereka agar partai politik tak ragu menetapkan jagoannya sebagai capres.

Konsep kerelawanan politik sejatinya bukan hal baru. Amerika Serikat mengenal istilah Political Action Comitee (PAC) atau Super PAC. Komite itu bebas dibuat oleh siapa pun, mulai dari serikat buruh, pebisnis, masyarakat sipil, dan lain-lain. Lazimnya komite ini dibentuk dalam isu tertentu, atau guna memenangkan kandidat politik .  

Kelompok ini tak hanya memobilisasi dukungan, tapi juga finansial. Bedanya, AS punya aturan yang menaungi komite politik mandiri ini. 

Sebagai misal, ada pembatasan jumlah tiap sumbangan (USD5 ribu) yang diterima PAC. Namun kelompok ini punya keleluasaan untuk berkoordinasi dengan tim kampanye. Beda dengan Super PAC yang boleh sumbang berapa pun tapi harus tetap independen alias tidak boleh mengintervensi tim kampanye. 

Di Indonesia, konsep relawan politik mengemuka sejak Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012. Kelompok relawan dianggap jadi mesin politik baru bagi Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama pada kontestasi politik tersebut. Konsep ini diduplikasi lagi dalam pemenangan Jokowi di Pilpres 2014 dan 2019.  

Tentu saja keberadaan kelompok relawan bukan satu-satunya faktor di balik kemenangan Jokowi dalam tiga kompetisi politik tersebut. Namun, berkat kiprahnya dalam mendukung Jokowi, relawan telah dilihat sebagai kekuatan politik yang laik diperhitungkan.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
1
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Menjaga kewarasan mahasiswa pada Pilkada 2024
Menjaga kewarasan mahasiswa pada Pilkada 2024
Mahasiswa harus menganggap pilkada bukan sekadar ajang momentual, tapi kesempatan untuk memastikan perubahan dan perbaikan…
TUTURA.ID - Kabar Cudy pindah ke Partai Gerindra: Jawaban pasang surut relasi dengan Ahmad Ali?
Kabar Cudy pindah ke Partai Gerindra: Jawaban pasang surut relasi dengan Ahmad Ali?
Rusdy Mastura sempat ramai jadi perbincangan kala meninggalkan Golkar menuju NasDem. Kini hal serupa terjadi…
TUTURA.ID - Kaleidoskop 2023: Sosial Politik
Kaleidoskop 2023: Sosial Politik
Hiruk pikuk peristiwa dari ranah sosial politik terjadi sepanjang 2023. Kami merangkum beberapa di antaranya…
TUTURA.ID - Bursa kandidat gubernur Sulteng: Saling ganggu basis, bagaimana dengan etika?
Bursa kandidat gubernur Sulteng: Saling ganggu basis, bagaimana dengan etika?
Hadianto Rasyid berkomentar soal akses jalan menuju Danau Lindu. Pemkab Sigi berang dan menganggap komentar…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng