Membaca gelagat politik di balik dukungan Iwan Lapatta untuk Samuel Yansen
Penulis: Robert Dwiantoro | Publikasi: 1 April 2023 - 20:49
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Membaca gelagat politik di balik dukungan Iwan Lapatta untuk Samuel Yansen
Bupati Sigi, Mohamad Irwan bersama wakilnya, Samuel Yansen Pongi usai peresmian Taman Taiganja Kalukubula, Sigi | Foto: Mardani Putro/Tutura.Ent

Acara malam seni budaya di Taman Taiganja Kalukubula, Sigi berlangsung meriah. Antara lain lantaran sejumlah sajian pertunjukan dan penampilan musik dari para seniman.

Namun, sajian hiburan itu bukan satu-satunya hal yang mengundang tepuk sorak dari warga yang hadir di ruang terbuka hijau kebanggaan Sigi tersebut pada Selasa malam (21/3/2023). Tepukan warga juga pecah saat mendengar sambutan dari Bupati Sigi, Mohamad Irwan.

Satu pesan politik Bupati Irwan yang paling mengundang aplaus ialah sinyal dukungan politiknya kepada Wakil Bupati, Samuel Yansen Pongi. Bupati Irwan seolah tak ragu membentangkan karpet merah agar Samuel bisa turut berkompetisi dalam Pilkada Sigi 2024.

“Pak Wabup (Samuel) luar biasa, punya perhatian besar untuk program Taman Taiganja ini. Jarang bupati dan wabup bisa begini. Beliau sangat membantu sekali. Makanya saya berharap, Pak Wabup bisa jadi magnet di Pilkada 2024,” ujar tokoh yang akrab dengan sapaan Iwan Lapatta itu.

Seketika perkataan Iwan bersambut tepuk tangan warga yang hadir. Perkataan dengan nada demikian berulang kali disampaikan. Sekaligus menyiratkan kedekatan antara kedua tokoh ini.

“Ini belum kampanye, tapi saya berpesan jangan tinggalkan beliau (Samuel). Ini serius. Nanti tinggal dicarikan siapa pasangannya,” kata orang nomor satu di Partai Golkar Sigi itu. 

Hitung-hitungan politik

Achmad Herman, akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Tadulako, menyebut penyataan dukungan serta kedekatan antara bupati dan wakil bupati Sigi merupakan fenomena yang langka dalam lansekap politik di Sulteng. 

Achmad menyebut situasi itu tak lepas pula dari posisi Bupati Irwan yang sudah berada di pengujung masa jabatan keduanya. Merujuk aturan, seorang kepala daerah hanya bisa dipilih dalam dua periode. Artinya, Irwan tak bisa lagi berkompetisi di Pilkada Sigi 2024.

Dukungan Irwan itu, menurut Achmad, tak lepas pula dari bargaining atau tawar-menawar politik.

“Karena bupati tak bisa lagi maju, kemudian berencana maju sebagai calon gubernur, maka dia akan meng-endorse wakilnya. Dengan catatan, kekuatan politik wakilnya bisa menyumbang perolehan suaranya di daerah itu dalam kontestasi pemilihan gubernur,” kata pengajar ilmu komunikasi politik ini.

Saling endorse antara Irwan dan Samuel juga dinilai bakal menguntungkan keduanya dalam Pilkada 2024.

Irwan sudah teruji memenangkan Pilkada Sigi 2015 dan 2020. Ia juga menjabat sebagai ketua Partai Golkar Sigi. Dukungannya bisa jadi modal politik berarti bagi Samuel.

Sebaliknya, Samuel juga punya posisi strategis sebagai wakil ketua PDI Perjuangan Sulteng. Dukungan kepada Samuel bisa pula dilihat sebagai usaha memperbesar peluang Irwan guna beroleh dukungan dari PDI Perjuangan menyongsong Pilkada Sulteng 2024. 

Momen pelantikan Longky-Sudarto sebagai gubernur dan wakil gubernur Sulteng. Kedua tokoh dikenal sebagai pasangan politik nan awet lagi setia di Sulteng. | Foto: Setkab.go.id

Komunikasi politik nan baik jarang terjadi 

Achmad Herman juga menggarisbawahi praktik komunikasi politik yang diajarkan oleh Irwan dan Samuel. Menurut Achmad, kedua tokoh punya komunikasi yang baik dalam memastikan keharmonisan politik. 

“Itulah pentingnya membangun komunikasi politik, bikin kontrak politik antara calon kepala daerah dan wakilnya. Agar tiada riak berujung perseteruan jangka panjang yang muncul ketika menjabat, yang bikin pengaruh negatif terhadap pemerintahan,” ujar Achmad.

Achmad menyebut praktik yang dilakukan kedua tokoh itu bisa mengingatkan sebagian orang kepada relasi antara Longki Djanggola dan Sudarto tatkala memimpin Sulteng. Longki dan Sudarto langgeng ikut dua Pilkada Sulteng dengan tetap berpasangan. 

Banyak orang memuji kedekatan duet biroktrat-militer itu saat jadi pejabat politik. Keduanya nyaris tak pernah diterpa gosip, dan baru benar-benar terpisah karena maut--setelah Sudarto meninggal dunia pada 1 Oktober 2016. 

Butuh hampir tiga tahun, hingga Longki mengusulkan kandidat wakil gubernur pilihannya. Saking melekatnya kedua tokoh ini. Longki yang kini sedang menatap peluang menuju DPR-RI tetap mempromosikan dirinya dengan sebutan “Longki’s”—merujuk pada akronim Longki-Sudarto. 

Di sisi lain, drama politik antara kepala daerah dan wakilnya, jauh lebih sering terjadi. Dalam kurun lima tahun terakhir, kami mencatat ada tiga perseteruan antara bupati dan wakil bupati di Sulteng. 

Contoh pertama ialah protes terbuka Abdul Rahman Hi. Budding kepada Moh. Saleh Bantilan. Saat perseteruan terjadi, Abdul Rahman merupakan wakil bupati Toli-Toli, sedangkan Saleh berstatus bupati. 

Puncak perseteruan keduanya terjadi pada Februari 2018. Saat itu, Abdul Rahman mendatangi Saleh pada momen pelantikan pejabat di lingkungan Pemkab Toli-Toli. Keduanya terlibat cekcok mulut. Saat Saleh sedang berpidato, Abdul Rahman berteriak dan menendang meja. Peristiwa itu terekam kamera dan menjadi viral. 

Peristiwa nyaris serupa terjadi pula di Morowali Utara, antara Aptripel Tumimomor, dan Asrar Abd. Keduanya merupakan bupati dan wakil bupati Morut periode 2015-2020. Pada pertengahan Februari 2018, Asrar melancarkan protes terbuka lantaran tidak dilibatkan dalam proses pemilihan pejabat di Pemkab Morut.

Selanjutnya, dan yang terkini, ada perang dingin antara Bupati Poso, Verna Inkiriwang, dan Wakil Bupati, Yasin Mangun. Bibit perseteruan mulai tercium hanya beberapa bulan setelah keduanya dilantik memimpin Poso untuk periode 2021-2024. 

Akhir Maret 2023, isu pecah kongsi ini kembali mengemuka, setelah Yasin berbicara di hadapan media. Ia mengaku tak lagi dilibatkan dalam urusan pemerintahan dan kepentingan publik.

Menilai sejumlah kasus perseteruan politik antara kepala daerah dan wakilnya itu, Achmad berpesan agar partai politik bisa ambil peran lebih dalam komunikasi politik. Partai politik, kata Achmad, mestinya bisa jadi penegah politik. Alih-alih hanya sekadar hadir saat momentum pilkada.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
5
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Kecelakaan kerja di IMIP: Pekerja atau perusahaan yang lalai?
Kecelakaan kerja di IMIP: Pekerja atau perusahaan yang lalai?
Dua sopir dump truck di IMIP tewas tertimbun longsor. Polisi sebut tak ada unsur kelalaian…
TUTURA.ID - Sulteng masuk lima besar provinsi paling demokratis di Indonesia
Sulteng masuk lima besar provinsi paling demokratis di Indonesia
Sulteng menempati posisi empat dalam Indeks Demokrasi Indonesia. Namun masih tersisa pekerjaan rumah demi demokrasi…
TUTURA.ID - Menjadikan Taman Nasional Lore Lindu sebagai Energy of Celebes
Menjadikan Taman Nasional Lore Lindu sebagai Energy of Celebes
Pemerintah Kabupaten Sigi berkomitmen untuk terus mendukung upaya konservasi dan pengelolaan kawasan Taman Nasional Lore…
TUTURA.ID - Empat kebudayaan Sulteng ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia
Empat kebudayaan Sulteng ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia
Kebudayaan Sulteng yang jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia kian bertambah lisnya. Ada empat produk…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng