Menakar keberlanjutan layanan Trans Palu
Penulis: Hermawan Akil | Publikasi: 2 Oktober 2024 - 11:54
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Menakar keberlanjutan layanan Trans Palu
Salah satu bus Trans Palu koridor 01 berhenti di depan Taman GOR untuk mengangkut dan menurunkan penumpang | Foto: Hermawan Akil/Tutura.Id

Transportasi publik di wilayah perkotaan punya fungsi untuk memfasilitasi pergerakan manusia, mengurangi kemacetan, dan mendorong keberlanjutan pengembangan kota.

Kedatangan 26 unit bus Trans Palu dari Malang, Jawa Timur, yang sudah mengaspal saat kemarin (1/10/2024), tujuannya juga demikian. Untuk meningkatkan aksesibilitas dan kenyamanan transportasi publik di Kota Palu.

Pemerintah Kota Palu bersama Dinas Perhubungan Kota Palu ingin mengikuti jejak beberapa daerah lain yang telah membenahi layanan angkutan perkotaannya, termasuk menghadirkan jaringan angkutan massal cepat berbasis bus (Bus Raya Terpadu/BRT).

Sebagai ibu kota provinsi, laiknya Makassar, Balikpapan, Medan, atau Surabaya, Kota Palu sudah seharusnya menyediakan sarana serta prasarana angkutan umum yang lengkap untuk warganya.

Ketika pertama diumumkan bus Trans Palu akan diujicobakan mulai Selasa (1/10), saya langsung menjajalnya. Pilihan saya menaiki bus koridor 03M yang rutenya dari Taman GOR hingga ke Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufri.

Selama masa uji coba yang berlangsung hingga 31 Desember 2024, masyarakat bisa menikmati layanan ini tanpa harus membayar alias cuma-cuma.

Menurut informasi sopir bus yang saya tumpangi, per 1 Januari 2025, penumpang atau pengguna bus cukup membayar Rp5000 untuk sekali jalan. Pembayarannya menggunakan QRIS.

Ongkos tadi jelas masih terjangkau kantong mengingat tiap koridor yang dilayani bus Trans Palu cukup jauh.

Adapun rute yang dilewati adalah Pantoloan—Taman GOR (Koridor 01), Balai Kota—Pasar Inpres Manonda (Koridor 02), Bandara Mutiara—Taman GOR via Jalan Wolter Monginsidi (Koridor 03M), Bandara Mutiara—Taman GOR via Jalan Moh. Yamin (Koridor 03Y), dan rute Terminal Tipo—Bandara Mutiara (Koridor 04).

Semua rute tadi berlangsung bolak-balik. Penumpang juga bisa memanfaatkan rute integrasi keempat koridor di Halte Taman GOR.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Tutura Indonesia Media (@tutura.id)

Antusiasme warga untuk menaiki bus ini terbilang tinggi. Bahkan banyak orang yang rela memarkir kendaraannya di halaman Taman GOR hanya untuk merasakan pengalaman pertama menaiki bus Trans Palu. Sekadar ingin berkeliling kota gratis.

Untuk saat ini belum ada aturan-aturan pasti yang ditetapkan. Semuanya masih dalam proses penyesuaian dan mengumpulkan masukan dari para pengguna. Contohnya apakah diperbolehkan membawa makanan dan minuman? Atau menyertakan hewan peliharaan ke dalam bus?

Biasanya sederet aturan dan tata cara menaiki bus akan terpampang di halte-halte sebagai pemberitahuan. Masalahnya, halte pemberhentian atau tempat untuk menurunkan dan mengangkut penumpang belum lagi berdiri.

Bagi kota yang dilintasi garis khatulistiwa, menaiki bus Trans Palu saat siang hari sungguh pilihan yang tepat. Tempat duduknya lapang, berpendingin udara, dan bergerak pelan laiknya bus wisata. Itu mengapa sepertinya bus ini tidak diperuntukkan bagi mereka yang sedang terburu-buru.

Pasalnya bus ini pelannya bukan main. Ditambah titik pemberhentian yang lumayan banyak sepanajang rute. Masing-masing titik pemberhentian menghabiskan waktu sekitar 10—20 detik. Ketika tiba di halte tujuan akhir, yakni Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufri, bus berhenti sekitar lima menit lalu kemudian bertolak menuju Taman GOR lagi melewati jalur yang sama.

Seorang ibu yang duduk di belakang saya sempat menggerutu mengomentari pelannya bus menyusuri jalanan, tambah lagi menurutnya terlalu sering berhenti. Saya hanya bisa tersenyum mendengarkan celotehannya. Sopir dan kernet bus Trans Palu tampaknya juga harus membiasakan telinganya mendengar para penumpang yang berasal dari beragam latar belakang menggerutu. Saya membayangkan bagaimana jika layanan ini sudah mulai berbayar nanti?

Para penumpang menaiki bus Trans Palu koridor 01 yang rutenya menyusuri Taman GOR hingga ke Bandara Mutiara SIS-Aljufri | Foto: Hermawan Akil/Tutura.Id

Untuk sebuah upaya baik, banyak yang menyambut positif kehadiran bus Trans Palu. Tugas selanjutnya yang harus dituntaskan Pemkot dan Dishub Kota Palu adalah menyiapkan infrastruktur pendukung.

Sejauh ini belum semua titik pemberhentian memiliki halte atau penanda bus stop. Beberapa titik pemberhentian yang telah diberi markah atau plang penunjuk malah digunakan untuk parkir dan jadi tempat berjualan.

Hal lain yang patut menjadi perhitungan adalah soal keberlangsungan nasib bus Trans Palu. Telah dijelaskan oleh Wali Kota Palu Hadianto Rasyid dan Kepala Dinas Perhubungan Kota Palu Trisno Yunianto, pembiayaan bus-bus Trans Palu tidak berasal dari kas daerah maupun program stimulus dari pemerintah pusat, laiknya Trans Mamminasata di Makassar, Balikpapan City Trans, Trans Metro Deli di Medan, atau Trans Semanggi Suraboyo.

Pemkot Palu bekerjasama dengan PT Bagong Transport, korporasi transportasi bus antarkota dan provinsi berbasis di Malang, Jawa Timur, menggunakan skema Buy The Service (BTS). Artinya segala biaya pengadaan kendaraan dan bahan bakarnya disediakan oleh PT Bagong Transport. Pemkot Palu hanya menyiapkan halte dan bus stop, serta membayar per kilometer dari setiap bus yang beroperasi.

Dus, perusahaan yang jadi rekanan Pemkot Palu—secara prinsip bisnis—jelas akan mengavaluasi apakah langkah mereka menjual jasa bus transportasi per kilometer akan menguntungkan atau tidak. Sebab bus ini memiliki target 20 rit atau bolak-balik dalam sehari untuk setiap koridor. Ada atau tidaknya penumpang bus mesti jalan.

Jika kedua belah pihak merasa kerja sama ini menguntungkan, bisa jadi ke depan akan ada tambahan koridor dan bus. Sebaliknya, jika terus merugi, kita sudah tahu akhir ceritanya seperti apa.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
2
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Denda Rp5 juta bagi pelaku usaha yang tidak menyediakan lahan parkir
Denda Rp5 juta bagi pelaku usaha yang tidak menyediakan lahan parkir
Perda Kota Palu No. 6/2023 menyisipkan pasal yang mewajibkan setiap pelaku usaha menyediakan lahan parkir.…
TUTURA.ID - Mengais rezeki dari tumpukan sampah
Mengais rezeki dari tumpukan sampah
Para pemulung jadi salah satu garda terdepan mengurangi tumpukan sampah. Pun sedikit mengurangi beban sampah…
TUTURA.ID - Nongkrong dengan sopir angkot; banyak menganggur, sedikit ngopi
Nongkrong dengan sopir angkot; banyak menganggur, sedikit ngopi
Tiga jam duduk bersama sopir angkot, mobil mereka tak bergerak sama sekali; terparkir rapi menanti…
TUTURA.ID - Tekad menciptakan Kota Palu bebas juru parkir liar
Tekad menciptakan Kota Palu bebas juru parkir liar
Kadis Perhubungan Kota Palu dan Kodim 1306 Donggala-Palu akan menindak tegas para juru parkir liar…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng