Menengok tumbuh kembang peminat cosplay di Palu
Penulis: Juenita Vanka | Publikasi: 19 Juli 2023 - 16:06
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Menengok tumbuh kembang peminat cosplay di Palu
Komunitas Plutonium sebagai tempat berkumpulnya penyuka cosplay terbentuk sejak 20 Januari 2013 | Sumber: instagram.com/plutoniumcosplaypalu

Budaya atau kultur populer Jepang termasuk yang menancap kuat di tanah air. Pengaruh tersebut berasal melalui aneka bacaan, tayangan, dan musik.

Salah satu yang kemudian menghadirkan fenomena karena digandrungi masyarakat kita adalah costume play (cosplay) atau lakon kostum. Lidah orang Jepang menyebutnya kosupure. Pelakonnya dapat sebutan cosplayer.

Kemunculan fenomena ini tak lepas dari tampilan visual kostum-kostum unik dan menarik dari para tokoh atau karakter yang menghiasi komik, serial kartun, dan gim video asal Jepang.

Dalam berbagai literatur disebutkan bahwa istilah cosplay diciptakan oleh Nobuyuki Takahashi setelah menghadiri Konvensi Fiksi Ilmiah Sedunia 1984 di Los Angeles, Amerika Serikat.

Takahashi terpesona melihat parade kostum dari berbagai tokoh populer dalam dunia fiksi di acara tersebut. Ia kemudian menuliskan laporan perjalanannya di majalah My Anime, terbitan Juni 1983. Menyebut parade mengenakan kostum tadi dengan kosupure.

Lama-kelamaan istilah tersebut menyebar luas seturut peminatnya yang makin banyak kemudian digunakan hingga sekarang.

Sebelum terjangkit demam cosplay, generasi muda Indonesia—termasuk di Palu—lebih dahulu terpapar komik alias manga, kartun atawa anime, tokusatsu, dan musik Jepang.

Beberapa judul manga yang populer, antara lain Doraemon, Sailor Moon, Dragon Ball, Saint Seiya, hingga Samurai X. Pun versi serial animenya.

Generasi yang tumbuh besar pada era 80an hingga awal 90an juga mungkin masih ingat dengan tokoh Megaloman, Goggle V, Space Sheriff Gavan, Ultramen, hingga Ksatria Baja Hitam alias Kamen Rider.

Para musisi Jepang tak mau kalah meninggalkan kesan citra visual kepada para penggemarnya. Beberapa band sengaja memajukan unsur visual kei saban tampil di atas panggung dan videoklip. Sebut misal X Japan, Luna Sea, L'Arc-en-Ciel, Dir En Grey, dan Alice Nine.

Mereka yang terpengaruh budaya populer tadi kemudian mulai bikin komunitas dan mengadakan acara jejepangan alias semua hal yang berbau Jepang.

Para mahasiswa Program Studi Jepang di Universitas Indonesia termasuk yang awal-awal menginisiasi event seperti ini di Indonesia. Mengenakan kostum tokoh-tokoh fiksi yang berasal dari kultur pop tadi menjadi salah satu suguhannya.

Berbagai komunitas yang menggemari budaya populer Jepang akhirnya tumbuh makin banyak di Indonesia. Mereka tak sekadar kerap berkumpul pada satu tempat untuk mejeng, tapi juga menggelar acara yang menarik perhatian banyak orang.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Plutonium Cosplay Palu (@plutoniumcosplaypalu)

Khusus di Kota Palu, penyuka kultur pop Jepang sebenarnya juga telah lama ada. Hanya saja tumbuh kembangnya mewujud secara personal. Belum hadir dalam sebuah komunitas.

Sekitar dasawarsa 2010-an, komunitas ini muncul satu per satu. Sebut misal Anime Lovers Palu dan Tokusatsu Club Palu. Ada juga Palu Group Tokusatsu Anime United March (Plutonium) yang terbentuk sejak 20 Januari 2013.

“Awalnya ini terbentuk dari tiga komunitas penggemar anime, tokusatsu, dan harajuku cosplay. Akhirnya kami sepakat bikin satu komunitas saja. Platonium fokusnya di bidang cosplay,” ujar Dito Rizki Riyanto, salah satu inisiator Plutonium, saat ditemui Tutura.Id, Senin (17/7/2023).

Dito mengisahkan bahwa tumbuh kembang peminat cosplay di Kota Palu mengikuti arus informasi. Ketika awal memulai, penyebaran infonya hanya melalui Facebook. Sekarang ada lebih banyak kanal dan platform yang bisa dimanfaatkan.

Bahkan menurutnya, usai efek pandemi Covid-19, peminat cosplay justru meningkat pesat. “Mungkin disebabkan karena kita di rumah terus dan perkembangan anime juga, kan, lagi banyak yang minati,” tambah sosok yang biasa mengenakan kostum Kamen Rider Kuuga ini.

Ajang jejepangan yang baru saja dilaksanakan adalah Comifumi Fest pada 15 Juli 2023 di Khan's Studio, Jalan Tembang, Kelurahan Lere. Selain berisi bazar komik, kontes fanart, drawing display, dan karaoke lagu-lagu Jepang, ajang itu juga menghadirkan parade cosplay.

Sebulan sebelumnya juga telah berlangsung Senbonzakura Event 2023 di Auditorium STIA Panca Marga, Palu, yang dihiasi acara cosplay walk.

Faktor yang turut mendorong banyaknya penyuka cosplay di kota ini karena orang-orang tak kesusahan lagi mencari kostum dan aksesori penunjangnya. Bisa beli di lokapasar atau sewa. Ada juga yang bikin kostum dari hasil rancangan sendiri kemudian diserahkan ke tukang jahit.

“Tapi tidak semua tukang jahit mau terima. Karena bahan dan polanya, kan, agak rumit,” terang Fauzan yang terpilih sebagai Ketua Plutonium.

Harga kostum cosplay di lokapasar dalam dan luar negeri sangat bervariasi. Tergantung bahan, tingkat kerumitan, dan jenisnya, semisal armor atau kain, dilengkapi senjata atau tidak.

Salah satu penjual asal negeri Tiongkok membanderol kostum Gilles de Rais alias Bluebeard dari novel visual Fate/stay night seharga Rp2,9 juta (di luar ongkos kirim) di lokapasar Ali Express. Sementara Toko Rigo di Tokopedia melayani prapesan kostum Pegasus dari anime Saint Seiya seharga Rp1,8 juta.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Dito Rizki Riyanto (@dito_rizki_riyanto)

Pun demikian, menjadi cosplayer tak cuma urusan pakai kostum tokoh atau karakter idola berdasarkan preferensi. Penting untuk mempertimbangkan unsur lain, seperti apakah kostum tersebut nyaman saat dipakai, atau apakah karakter dari tokoh yang dipilih sesuai dengan kepribadian pemakainya.

Pasalnya dalam dunia lakon kostum ini, terutama saat lomba, cosplayer tak hanya dinilai kesesuaian kostumnya saja, tapi juga harus mengadopsi tingkah laku dan bahasa tubuh dari sosok yang dipilihnya. Menghidupkan karakter dari sang tokoh.

Jika cosplayer dinilai gagal memenuhi persyaratan tadi, maka bersiaplah mendapat komentar pedas dari warganet. Oleh karena itu, tidak mudah menjadi cosplayer.

Seperti dituturkan Karua, salah satu anggota Plutonium, terkadang sesama anggota komunitas saling mengingatkan soal ini.

“Kayak wignya salah, atau makeup-nya beda, kostumnya tidak cocok, apalagi karakternya tidak bagus saat tampil. Pasti bakalan jadi hal yang wajar kalau dikomentari,” lanjut Karua.

Tergabung menjadi anggota Plutonium bukan semata penyaluran hobi dan jadi wadah berkumpul untuk senang-senang. Menurut Karumi yang juga anggota Plutonium, beberapa dari mereka jadi bisa menghasilkan uang berkat keterampilan yang diperolehnya setelah bergabung dalam komunitas ini.

“Menjadi cosplayer itu, kan, sebetulnya melatih kreatifitas kita sendiri. Banyak teman-teman di Plutonium yang kemudian bisa menjadikan keterampilan yang mereka dapat untuk menjadi cuan. Banyak yang bisa membuka usaha makeup dan ada juga yang kemudian membuat properti dan kostum untuk disewakan dan dijual,” ungkapnya.

Salah satu penyedia jasa sewa kostum cosplay, Yumei Cosplay Rent, menyediakan beberapa karakter, antara lain Ciel Phantomhive (dari manga Kuroshtsuji), Nezuke Kny (Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba), Yae Miko (Genshin Impact), Nazuna Nanakusa (Call of the Night).

Harga sewa kostum di tempat ini mulai dari Rp60 ribu hingga Rp130 ribu. Biasanya sudah termasuk aksesori, seperti dasi, ikat pinggang, sepatu, wig, kalung, anting, bahkan senjata. Durasi penyewaan selama tiga hari. Lewat dari masa tersebut penyewa akan dikenai denda. Pun ketika ada noda atau kerusakan pada kostum.

Anime Lovers Palu alias ALPA juga menyediakan sewa kostum. Tempat ini menyediakan lebih banyak pilihan karena kostum-kostumnya mencakup male dan female cosplay. Kostum Uzumaki Naruto (versi sage mode) lengkap dengan wig dan ikat kepala bisa dipinjam selama tiga hari dengan biaya sewa Rp80 ribu. Beda lagi jika ingin menyewa kostum Zhongli, karakter dalam permainan Genshin Impact. Banderolnya sebesar Rp120 ribu.

Besaran harga sewa kostum biasanya mengambil 10% hingga 15% dari harga beli. “Jadi misalnya kita beli kostumnya Rp500 ribu, berarti harga sewanya berkisar 50-an ribu rupiah. Semisal kostum seharga satu jutaan, biasa harga sewanya Rp100-an,” pungkas Karua yang sering mengenakan kostum Youmu Konpaku.

Andi Baso Djaya turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
2
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Mencegah agar tumpukan sampah tak menjadi malapetaka
Mencegah agar tumpukan sampah tak menjadi malapetaka
Aksi bersih-bersih sampah dilakukan DLH Kota Palu bersama banyak pihak untuk memperingati HPSN 2024. Ada…
TUTURA.ID - Melanjutkan spirit kepahlawanan Tombolotutu
Melanjutkan spirit kepahlawanan Tombolotutu
Tombolotutu hingga hari ini masih tercatat sebagai satu-satunya tokoh asal Sulteng yang mendapat gelar pahlawan…
TUTURA.ID - Menyelisik tantangan ekosistem teater di Sulteng
Menyelisik tantangan ekosistem teater di Sulteng
Ekosistem teater diuji dengan bencana dan pandemi. Mengenalkan teater pada generasi baru juga bukan perkara…
TUTURA.ID - Daya pikat D'Masiv dan Dikta menguar di Esom Fest Vol. 2
Daya pikat D'Masiv dan Dikta menguar di Esom Fest Vol. 2
Untuk kedua kalinya Enin Store menghelat Esom Fest di Lapangan Sriti Convention Hall. Kali ini…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng