Mengenal fan service dan praktiknya oleh musisi Palu
Penulis: Mirza Rahmadani | Publikasi: 22 Oktober 2022 - 11:32
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Mengenal fan service dan praktiknya oleh musisi Palu
Justin Bieber melakukan fan service kepada seorang penggemarnya saat tampil di Madison Square Garden, New York, 2011 (Sumber Paramount Pictures)

Gelora Bumi Kaktus (GBK) yang berada di mintakat Talise, Palu, sesak dan pekak oleh ribuan penonton yang datang menyaksikan penampilan Vierratale, Rabu (19/10/2022) malam. Selain kisruh oleh kinerja penyelenggara acara yang menjual tiket melebihi kapasitas gedung, ada sumber kegemparan lain dalam acara musik bertajuk “Emotional Fest 2022”.

Usai membawakan repertoarnya, Widy Soediro Nichlany masih enggan turun panggung. Vokalis Vierratale berumur 32 tahun itu menjura kepada penonton ditemani Raka Cyril Damar yang sibuk membagikan pick-pick gitarnya.

Demi melihat antusiasme tersebut, Widy lantas melempar sarung tangan yang sedari awal manggung dikenakannya ke arah penonton. Balasannya adalah pekik gembira. Sejurus kemudian, usai menanggalkan earbud monitor yang masih terselip di kupingnya, Widy berbalik membelakangi penonton, lalu menanggalkan kaos crop top-nya.

Widy yang kini hanya mengenakan bra hitam lalu berbalik lagi menatap penonton dan secepat kilat melempar kaosnya. Respons para penonton melihat adegan tadi terang lebih heboh.

Mundur beberapa hari sebelumnya. Bertempat di Bengkel Space, Kawasan SCBD, Jakarta Selatan (5/10), pertunjukan solis Pamungkas juga menciptakan kehebohan. Pangkalnya lantaran ia menggesek-gesekkan ponsel yang diserahkan salah seorang penonton ke selangkangannya. Adegan tersebut seketika menjadi viral di Tik Tok dan Twitter.

Dua peristiwa itu sebenarnya bagian dari upaya idola untuk memberikan sebuah persembahan atau perlakuan untuk menyenangkan para penggemarnya. Dalam kultur populer diistilahkan sebagai fan service.

Bentuknya bisa beragam. Pun reaksi orang-orang menanggapinya. Sebagian kalangan menyebut fan service ala Widy dan Pamungkas tidak etis dengan adab ketimuran yang berlaku di Indonesia. Yang lain menyebutnya biasa saja. Bagian dari pertunjukan yang lazim terjadi.

Pamungkas dalam video klarifikasinya menyebut fan service yang dilakukannya juga merupakan bagian dari interaksi membangun keintiman dengan para penggemar.

Nah, sebenarnya perilaku apa saja yang termasuk kategori fan service di atas panggung?

Jabat tangan

Meski tampak sederhana, bisa menjabat tangan sang idola tentu saja meninggalkan pengalaman personal tak terlupakan bagi seorang penggemar berat. Dalam beberapa kejadian, seorang penggemar yang beruntung memegang tangan idolanya rela tidak mencuci tangannya selama mungkin. Episode berjabatan tangan tadi dengan senang hati diceritakannnya di tongkrongan.

Memeluk

Bentuk fan service yang satu ini paling sering ada di pertunjukan konser. Salah satunya pernah dilakukan oleh penyanyi Justin Bieber. Dalam salah satu kota perhentiannya saat menjalani My World Tour pada 2010, Justin kerap mengajak seorang penonton perempuan yang terpilih secara acak untuk naik ke atas panggung menemaninya menyanyikan lagu “One Less Lonely Girl”.

Saat momen tersebut, biasanya Justin akan memeluk, hingga memberikan paket bunga kepada penggemar terpilih tadi. Episode berikutnya sang penggemar akan sesenggukan penuh rasa bahagia.

Bertukar cerita

Ada juga bentuk dari fan service yang tidak memerlukan sentuhan fisik. Contohnya, ketika seorang figur publik atau musisi melakukan fan meeting. Para penggemar bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk mengobrol dan bertukar cerita dengan idolanya sembari meminta tanda tangan.

Iqbaal Ramadhan pernah mengatakan lebih berharap seorang penggemar menghabiskan waktu dengannya bertukar cerita alih-alih sibuk minta foto bareng. “Kalau ketemu sama gue, ya, never take my pictures, instead talk to me. Biar spesial,” ujarnya.

Apa yang dilakukan Iqbaal disebut Idhar Resmadi, penulis buku Jurnalisme Musik dan Selingkar Wilayahnya, sebagai salah satu upaya artis untuk membangun kedekatan bersama penggemarnya. Sehingga penting untuk mengutamakan kenyamanan.

Perihal mengutamakan kenyamanan ketika berinteraksi dengan fans dilakukan juga oleh musisi lokal di Kota Palu. Salah satunya band Season Candy. Mereka punya cara yang cukup unik ketika berinteraksi dengan para penggemar dari atas panggung.

Season Candy yang digawangi Wahyu, Julio, May, Pado, dan David sejak Mei 2022 ini memiliki kebiasaan membagikan permen atau gula-gula ketika mereka sedang manggung.

“Itu salah satu cara berinteraksi kami dengan fans. Kami juga biasa bikin semacam gimik percandaan di atas panggung yang bisa membuat suasana jadi lebih nyaman. Salah satu contohnya kami membagikan gula gula dari atas panggung,” ujar Wahyu, gitaris Season Candy kepada Tutura.Id (21/10).

Band bergenre pop punk yang juga tampil dalam konser “Emotional Fest 2022” ini menganggap bahwa fans mereka bagian dari keluarga. Alhasil cara mereka berinteraksi dengan para penggemar berlandaskan rasa kekeluargaan. Saling menghargai.

Menurut Wahyu, penting untuk berinteraksi dengan fans untuk memelihara hubungan agar tetap solid. “Tunjukkan sikap dan loyalitas kita kepada mereka (fans, red.). Yang paling penting itu menghadirkan rasa bahwa mereka juga adalah bagian dari Season Candy,” sambungnya.

Ketika membahas fan service, sebagai musisi lokal yang juga terbiasa tampil di atas panggung, Season Candy menganggap bahwa setiap musisi sudah pasti memiliki caranya masing-masing dalam berkomunikasi. Termasuk bagaimana cara mereka membawa diri.

“Untuk itu mungkin tergantung dari artisnya. Karena masing-masing pasti punya alasan dari apa yang mereka lakukan. Setiap artis atau band juga membawa gimik yang berbeda-beda. Kalau dari kami, sih, tetap mendahulukan hal-hal yang baik dalam artian positif,” pungkas Wahyu.

Perihal aneka gimik yang dilakukan kepada para penggemar, Achy, vokalis The Box, mengatakan bahwa kita tidak bisa menafikan jika sebagian figur publik menganggap suatu tindakan yang memicu kontroversi tetap penting.

“Karena mereka juga perlu kontroversi sebenarnya. Dalam artian yang akhirnya bisa menjadi sebuah berita. Sebenarnya, ya, kalau saya bilang hari ini Jakarta itu sudah kayak Eropa. Jadi cara berpikir mereka juga sudah lebih bebas dari segi itu. Cuma, kan, perlu juga memposisikan diri sebagai seorang public figure yang otomatis menjadi contoh," ujar Achy.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
0
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Cara The Mangge memaknai rasa kehilangan orang tersayang
Cara The Mangge memaknai rasa kehilangan orang tersayang
Kelompok musik The Mangge hadir lagi dengan single terbaru bertajuk "Cintamu Abadi". Sudah tersedia di…
TUTURA.ID - Target DPC PAPPRI Kota Palu; studio rekaman gratis untuk musisi lokal
Target DPC PAPPRI Kota Palu; studio rekaman gratis untuk musisi lokal
DPC PAPPRI Kota Palu yang diketuai Akbar, S.H. ingin menjadikan semua unsur yang berkelindan dengan…
TUTURA.ID - Menikmati tiga dekade salah satu lagu balada patah hati paling masyhur
Menikmati tiga dekade salah satu lagu balada patah hati paling masyhur
Lewat "November Rain" yang perih mengiris, kelompok Guns N' Roses membuktikan bahwa rocker juga manusia.
TUTURA.ID - Lalove; siulan Elang dari kejauhan
Lalove; siulan Elang dari kejauhan
Nama Lalove semakin dikenal karena menjadi ikon landmark di Jembatan Palu V. Tapi tidak banyak…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng