Area Jodjokodi Convention Center (JCC), Jalan Mohammad Yamin alias Jalur Dua, menyuguhkan pemandangan berbeda pada Jumat dan Sabtu (20-21/10/2023). Sekira pukul 17.00 WITA, geberan musik dari perangkat sound system menggema hingga menyamarkan kebisingan knalpot kendaraan bermotor yang hilir-mudik di depannya.
Pengendara yang wira-wiri saat jam pulang kerja sesekali menolehkan perhatiannya menuju sumber suara.
Geberan musik itu berasal dari band dan musisi yang sedang beraksi menampilkan karyanya sebagai pertanda mulainya Festival Titik Temu (FTT) 2023.
Kehadiran FTT yang diinisiasi RNR Experience merupakan kali kedua. Seperti penyelenggaraan tahun lalu, panitia juga menghadirkan puluhan band dan musisi asal Sulawesi Tengah untuk manggung tahun ini.
Akses penonton masuk harus melalui pintu utara Gedung JCC. Sepanjang jalan masuk itu telah berdiri stan-stan dari berbagai pelaku UMKM, mulai produk kosmetik, fesyen, industri kreatif, dan beberapa produk lokal lainnya.
Tak ketinggalan area food and beverage alias pasar kuliner hadir untuk menjamin penonton tak kehausan dan kelaparan. FTT tahun ini juga menambahkan beberapa suguhan yang tahun lalu tak sempat hadir.
"Tahun lalu kita ada suguhan musik, seni, kuliner, sama fashion. Tahun ini kita tambahkan komunitas dan film," ujar Andika Pramulia dari RNR Experience selaku penyelenggara acara kepada Tutura.Id, Jumat (20/10).
View this post on Instagram
Atmosfer FTT mulai kental terasa sekitar pukul 20.00 WITA. Pengunjung mulai berdatangan hingga memadati setiap sudut area. Tak hanya dari kalangan pemuda, orang dewasa cukup antusias mengunjungi pentas musik dari para musisi kebanggaannya.
Stan-stan UMKM terlihat pula mulai ramai pengunjung. Arjun (24 tahun) dari Toko Buku Djarita mengaku telah menjual beberapa buku. "Kami coba ingin branding lagi kalau di Kota Palu ada toko buku independen namanya Buku Djarita. Supaya lebih dikenal. Alhamdulillah lumayan sudah tiga buku (laku)," ungkap Arjun.
Pergerakan ekonomi juga terlihat bagi pelaku UMKM di area kuliner. Rombongan pengunjung antre menantikan pesanan kelar tersaji. "Menguntungkan, sih, kak. Acaranya bagus, lancar juga (jualannya), " kata Hidayat (23) yang jadi manajer Searah.
Sembari menikmati kudapan dan minuman, pengunjung bisa sekalian mendengarkan sajian musik langsung dari dua panggung yang berdiri, yakni "RNR Stage" dan "Sub Plaza Stage". Sementara di bagian dalam Gedung JCC ada "Fractions Stage".
Deretan penampil juga beragam, mulai dari Season Candy, KB18, Tardigrada, The Hauler Rawk, Sejuk Sendu, Latter Smil, CMGN, Cinerama, Fredxel, Temperament Navigasi, Melagu, Beach Bizzy, Kodara, The Mangge, Rezim, hingga Bicep Boys.
Sebagian band tadi bahkan menghadirkan special show. Salah satunya The Hauler Rawk yang membawakan setlist berupa lagu-lagu dari bakal album Kabir yang belum rilis. Hal ini yang menjadikan FTT berbeda dengan pentas sejenis yang telah banyak hadir sejak awal tahun di Palu.
"Album ini sisa mau dirilis. Tinggal tunggu momen. Yang jelas tahun ini," ujar Iyun, gitaris dan vokalis The Hauler Rawk.
Usai jeda salat magrib, kami coba melongok “bioskop mini” tempat pemutaran film yang letaknya di area dalam gedung. Inisiatif tersebut dipersembahkan oleh Klub Penonton, sebuah platform aktivitas dari Forum Sudutpandang.
Total ada delapan film karya sineas asal Palu yang bisa dinikmati penonton selama dua hari penyelenggaraan FTT, antara lain Boncengan (sutradara Sarah Adilah), Senandung Bunga dari Bulukadia (Ancha Latief), Grand Reveur (Nur Amri Firmansyah), Kabar dari Amal (Mohammad Ifdhal), dan Telur (Vania Qanita Damayanti).
"Oke, sih. Paling berkesan itu Senandung Bunga dari Bulukadia. Awalnya yang saya tidak tahu adat Balia, jadi tahu (setelah menonton). Ternyata itu doa. Prosesnya begitu dan semua ada maknanya. Film Boncengan juga (berkesan)," ungkap Dila Fajar (18), salah satu penonton kepada Tutura.Id.
Suguhan gres lainnya yang tahun ini dihadirkan FTT adalah "Temu Stage". Sesuai namanya, panggung ini khusus menghadirkan semacam diskusi dengan beragam tema seputar industri kreatif.
Ada lagi panggung untuk saling unjuk kemampuan nge-rap. Namanya “Rap Battle”. Para pesertanya melontarkan rima yang terkadang mengundang tawa dan sorak-sorai penonton.
Beragam keseruan yang mewarnai dua hari perhelatan FTT tahun ini diharapkan terpancar lagi tahun depan. Tentu dengan segala perbaikan dan peningkatan dari sebelumnya.
Festival Titik Temu musik industri kreatif UMKM Klub Penonton sineas film pasar kuliner Jodjokodi Convention Center RNR Experience