Mengenal ragam rupa batu akik andalan Sulteng
Penulis: Mughni Mayah | Publikasi: 1 April 2023 - 16:57
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Mengenal ragam rupa batu akik andalan Sulteng
Green Sojol, satu jenis batu akik nan populer dari Sulteng. | Foto: Shutterstock

Stan penjaja batu akik berjejer rapi di Jalan Nangka, Kelurahan Kamonji, Palu Barat. Satu gapura mini jadi penanda sentra penjualan batu akik tersebut. Pusat Batu Akik Nangka Bening. Begitu namanya. 

Kawasan ini baru saja diresmikan oleh Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid pada 18 Maret 2023. “Semoga kawasan ini bisa menjadi kawasan tematik khusus batu akik,” ucap Hadianto, saat peresmian kawasan tersebut.

Bisnis batu akik ini memang sedikit redup, tak lagi seperti masa-masa moncernya yang terjadi antara 2014-2015. Saat itu, demam batu akik melanda seantero Indonesia. Orang-orang beramai-ramai jadi pengoleksi batu akik dadakan.

Saking ramainya, harganya bisa selangit. Beberapa jenis batu bisa dilabeli nilai puluhan juta rupiah. Lantaran itu pula tak sedikit yang melekatkan batu akik dengan monkey business–istilah yang merujuk pada praktik lancung menjual barang dengan harga di atas rata-rata.

Meski tak lagi mengetren seperti beberapa tahun silam, batu akik di Sulteng masih diminati. Setidaknya begitu kata Maryam (33), seorang pedagang yang membuka kios di Pusat Batu Akik, Nangka Bening.

"Orang-orang suka batu akik di Sulteng itu karena keunikannya,” tutur perempuan yang sudah memulai usahanya sejak 2014 itu, Senin (20/3/2023). "Sebagian orang percaya bahwa batu bisa bermanfaat dijadikan obat menenangkan pikiran. Alhamdulillah, saya sejak bertahun-tahun berjualan tidak ada yang pernah komplain."

Oleh para peminatnya, batu akik memang dipercaya punya khasiat-khasiat tertentu. Selain bawa pengaruh positif pada kondisi psikis, ia konon berkhasiat bikin fisik prima, berdampak baik bagi terapi kesehatan, dan lain-lain.

Tak hanya pembeli dari Sulteng, Maryam mengaku ukiran batu akiknya juga menembus pasar luar negeri, misalnya Tiongkok. Green Sojol, sebut Maria, merupakan jenis batu akik asal Sulteng yang diminati.

Komunitas Gemslover Sulteng, kumpulan para pencinta batu akik, mengiyakan bahwa bebatuan dari Tanah Kaili masih diminati. "Jenis batu akik di Sulteng masih banyak populer diminati oleh masyarakat Sulteng maupun masyarakat secara luas,” kata Dermawangsa, Sekretaris Komunitas Gemslover Sulteng.

Kepada Tutura.Id, Dermawangsa lantas membeberkan sejumlah jenis batu akik andalan asal Sulteng.

Etalase batu akik di Pasar Batu Akik, Nangka Bening, Kamonji, Palu Barat. | Foto: Tutura.Id

Green Sojol

Jenis batu ini kerap berfungsi sebagai aksesoris cincin, liontin dan gelang. Ia dipercaya bisa memberikan energi dan kekuatan fisik bagi orang memakainya, tak heran bila dijuluki pula sebagai Batu Hercules atau Batu Samson. Ada pula yang menggunakannya untuk terapi pengobatan alternatif.

Harganya berkisar Rp100 ribu sampai Rp5 juta. Pangalasian dan Owu, dua desa di Kecamatan Sojol, jadi asal bebatuan unik ini. 

Candel 

Asalnya dari Pegunungan Candel di Kabupaten Tojo Una-una. Sepintas, penampakannya mirip Black Jade dari Aceh, yang sering dijadikan aksesoris berupa cincin, liontin dan gelang.

Batu candel punya keunikan berupa kandungan magnet, dan teksturnya yang hitam legam. Apabila terkena cahaya dengan intensitas tertentu, batu yang memiliki banyak serat biji-biji besi ini akan memancarkan warna kehijau-hijauan.

Harganya berkisar Rp150 ribu hingga Rp1,5 juta, tergantung besaran dan kualitasnya.

Green Tadulako

Di pasaran lebih dikenal sebagai Batu Akik Lidah Buaya, yang banyak berasal dari Kabupaten Donggala. Coraknya hijau berpadu dengan warna dasar putih. Cincin Green Tadulako dengan kualitas baik bisa terjual dengan harga Rp250 ribu.

Pasar Pusat Batu Akik, Nangka Bening di Kamonji, Palu Barat. | Foto: Tutura.Id

Pink Siniu 

Bebatuan ini berasal dari Desa Marantale, Kecamatan Siniu, Parigi Moutong. Batu ini pernah sangat booming, lantaran motif dan coraknya mirip dengan kubah masjid. 

Warna pink cerah berkombinasi dengan putih ternyata menarik minat para kolektor batu. Banyak orang menjadikannya sebagai aksesori untuk cincin. Cincin Pink Siniu dijual dengan kisaran harga Rp150-250 ribu.

Batu Loreng Janja

Populer juga dengan nama Batu Loreng Brimob. Sesuai namanya, batu yang berasal dari Kabupaten Toli-Toli ini corak loreng a la militer. 

Karena kelangkaan corak lorengnya, para pengrajin biasa menjadikannya sebagai liontin dan gelang. Loreng Janja biasanya dijual dengan harga Rp100-200 ribu.

Fosil Kelor

Bercorak pasir nan keemasan, plus kesan warna perak menambah keindahan batu yang berasal dari Kabupaten Donggala ini. Pada beberapa jenis, ada pula yang berwarna hitam legam, dan cokelat muda.

Sebagian kolektor dan pencinta batu meyakini bahwa Fosil Kelor memiliki khodam alias batu bertuah. Banyak dijadikan cincin, Fosil Kelor dapat dibeli dengan harga Rp100-200 ribu.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
4
Jatuh cinta
1
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
1
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Terjangkau dan lengkap; rekomendasi 6 toko skincare di Kota Palu
Terjangkau dan lengkap; rekomendasi 6 toko skincare di Kota Palu
Bisnis perawatan kulit alias skincare di Kota Palu makin ramai. Berbagai toko bermunculan menawarkan aneka…
TUTURA.ID - Mengintip kans perempuan politisi di bursa Pilkada Sulteng 2024
Mengintip kans perempuan politisi di bursa Pilkada Sulteng 2024
Pada empat Pilkada Sulteng terdahulu, hanya satu perempuan yang berkompetisi. Kini, tiga perempuan politisi ramai…
TUTURA.ID - Kaleidoskop 2022: Sosial Politik
Kaleidoskop 2022: Sosial Politik
Beragam peristiwa terjadi dari ranah sosial politik. Kami menyarikan mulai dari program pemberian vaksin booster…
TUTURA.ID - Siasat menjadikan musik daerah tetap lestari
Siasat menjadikan musik daerah tetap lestari
Dinas Pariwisata Prov. Sulteng menggandeng PAPPRI Sulteng dan Seleksi Alam Management menyelenggarakan Festival Musik Daerah.
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng