Mengenang Tugu Jam Kota dan asal usul penamaan kawasan di sekitarnya
Penulis: Pintara Dinda Syahjada | Publikasi: 31 Mei 2023 - 11:35
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Mengenang Tugu Jam Kota dan asal usul penamaan kawasan di sekitarnya
Kawasan simpang tiga Jalan Juanda-Sudirman-Cut Nyak Dien, yang dikenal dengan sebutan Jam Kota. Kini tugu direhabilitasi dan rencananya akan dipasangi video tron.(Foto: Pintara Dinda Syahjada/Tutura.Id)

Warga Kota Palu yang lahir tahun 1995 ke atas alias generasi millennial (1980-1995), generasi X (1965-1979), hingga baby boomers (1946-1964), boleh jadi paling relate dengan keberadaan Tugu Jam Kota.

Tugu  berwarna putih yang berada di simpang tiga Jalan Sudirman, Jalan Juanda, dan Jalan Cut Nyak Dien ini memiliki jam manual berbentuk lingkaran di tiga sisinya. Tugu ini kemudian disebut dengan Jam Kota.

Penamaan “Jam Kota” tidak hanya melekat pada tugu. Bagi warga Palu kala itu, Jam Kota juga merujuk pada nama kawasan di simpang tiga ini.

Dulunya, kawasan Jam Kota dikenal sebagai salah satu pusat dan keramaian di Kota Palu. Ada beberapa unit usaha legendaris yang berada di kawasan ini.

Sebut nama Kompleks Pertokoan, Bank BRI Palu, dan Kantor Telkom Palu. Letaknya hanya selemparan batu alias tak jauh dari tugu ini. Dulunya bila ingin naik angkot menuju ketiga tempat itu penumpang acapkali menyebut “Jam Kota” sebagai rujukan alamat pengantaran.

Sekitar tahun 1980-an hingga awal 2000-an, toko buku masih sangat jarang di Kota Palu. Namun, di ujung Jalan Juanda alias di sisi utara Tugu Jam Kota ini ada sebuah toko buku bernama “Toko Buku Jam Kota”. Jualan khasnya adalah beragam majalah, tabloid, hingga koran harian terbitan lokal maupun nasional.

Kini toko buku tersebut telah menjadi tempat jual beli mobil bekas. Nama showroom-nya tetap Jam Kota. Satu-satunya unit usaha yang merekam sejarah nama kawasan ini.

Lurah Besusu Barat Adriani, S.Sos menuturkan Tugu Jam Kota terakhir kali berdiri pada masa pemerintahan (alm) Baso Lamakarate. Wali Kota Palu yang menjabat periode tahun 2000-2004.

Setelah itu tugu dirombak menjadi tugu biasa tanpa jam. Sempat ada beberapa logo perusahaan swasta dipasang mengelilinginya. Namun kawasan ini tetap dikenal dengan nama Jam Kota.

“Dulu memang ada jam di situ, tapi setelah berjalannya waktu sudah tidak ada,” ungkap Adriani saat ditemui Tutura.Id di ruang kerjanya pada Rabu (24/5/2023).

Adriani yang jadi salah satu saksi perubahan wajah Tugu Jam Kota dari masa ke masa, mengaku tidak mengetahui secara pasti muasal sebutan Jam Kota untuk menyebut kawasan di sekitar tugu.  

Pun demikian, sebagai warga yang telah lama bermukim di sekitar Jam Kota, dirinya meyakini penyematan nama tersebut hanya sebagai penanda. “Kayaknya Jam Kota hanya istilah saja karena dulu pernah ada (jam, red) di situ. Tempat mainnya kita itu lari ke Taman GOR sana,” sambungnya.

Setelah jam pada tugu ditiadakan dan diganti menjadi tugu tiang biasa, fungsi tugu hanya menjadi median jalan. Adriani menyebutkan tugu hanya digunakan untuk mengatur arus lalu lintas, semisal jadi tempat kendaraan berputar.

Dia juga menyebut perkembangan kota di sekitar kawasan Jam Kota begitu tinggi. Beberepa dekade terakhir pembangunan di daerah itu cukup pesat. Misalnya, lahan kosong di sisi selatan tugu kini berdiri Mall Sis Aljufri, yang berisi retail Transmart, Toko Sepatu Buccheri, Restoran Richeese factory, hingga Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Sulawesi Tengah.

Dalam perkembangannya, warga yang dulunya bermukim di sekitar tugu, sebut Adriani, kini sudah banyak yang pindah. Ditambah para orang tua dahulu sudah banyak meninggal. Padahal dari kesaksian mereka kita bisa menggali lebih jauh sejarah berdirinya Jam Kota.

Tugu Jam Gadang yang berdiri sejak 25 Juli 1927. Selain jadi penanda kota Bukittinggi, juga dijadikan objek wisata (Sumber: bukittinggikota.go.id)

Perwajahan tugu masa kini

Tugu Jam Kota saat ini berganti rupa. Menjadi apa? Belum diketahui secara pasti. Tetapi berdasarkan pengamatan Tutura.Id di lokasi proyek pembangunan, secara kasat mata tugu dipasangi video tron dengan menggunakan teknologi LED.

Untuk mengetahui rencana pembangunan tugu di kawasan Jam Kota itu dan seperti apa penggunaan video tron nantinya, kami coba mendatangi Kantor Dinas Penataan Ruang dan Pertahanan Kota Palu, Kamis (25/5). Namun, beberapa kali upaya menemui Kepala Dinas PRP Kota Palu Achmad Arwien Afries, S.T., M.T. tak berbuah manis dengan alasan sibuk. 

Sementara itu, Ir. Altim Setiawan, S.T., M.T. selaku pengajar di Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Untad, mengungkapkan penggunaan jam di tugu memiliki tujuan informasi. Pun halnya Tugu Jam Kota di masa lampau.

Keberadaan jam di suatu kota itu penting untuk kebutuhan informasi terhadap waktu. Sebut saja Menara Jam Gadang di Bukittinggi, Tugu Jam Thamrin di Jakarta, hingga Tugu Jam di Kota Pasuruan, Jawa Timur. Di Kota London, Inggris, keberadaan Big Ben sejak 1858 hingga sekarang tetap terpelihara.

“Secara teori, kota memang harus didesain informatif. Contoh nama jalan, nama bangunan, dan petunjuk jalan atau rambu. Biasanya diakomodasi dalam bentuk sign atau penanda. Bentuknya bisa komersial atau nonkomersial seperti rambu jalan, nama jalan, nama bangunan, dan pesan-pesan sosial,” jelas Altim saat bersua Tutura.Id di Lab Perencanaan Fakultas Teknik Untad (26/5).

Namun Altim mengaku tidak tahu bagaimana kisah daerah di sekitar tugu ikut disebut dengan sebutan kawasan Jam Kota. Hanya saja, dia mengetahui bahwa Jam Kota pada waktu itu merupakan salah satu landmark atau penanda daerah di Kota Palu.

“Sebenarnya landmark itu adalah penanda. Contohnya, sebelum Jembatan Kuning ambruk, orang akan langsung tahu lokasinya di Palu bila melihat foto orang di jembatan itu,” ungkap Altim.

Dia pun berharap bila pembangunan Tugu Jam Kota saat ini rampung dan video tron terpasang sempurna bisa menampilkan informasi yang berguna untuk kepentingan publik. Misalnya, promosi wisata di Palu atau bisa juga informasi waktu laiknya “jam”. Bukan hanya semata sebagai media reklame.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
6
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Menilik kesiapan infrastruktur rehabilitasi pengguna narkoba di RSUD Anutapura Palu
Menilik kesiapan infrastruktur rehabilitasi pengguna narkoba di RSUD Anutapura Palu
RSUD Anutapura tak hanya menyediakan poliklinik untuk rehabilitasi pengguna narkoba, tapi juga ruangan khusus tempat…
TUTURA.ID - Denda Rp5 juta bagi pelaku usaha yang tidak menyediakan lahan parkir
Denda Rp5 juta bagi pelaku usaha yang tidak menyediakan lahan parkir
Perda Kota Palu No. 6/2023 menyisipkan pasal yang mewajibkan setiap pelaku usaha menyediakan lahan parkir.…
TUTURA.ID - Upaya Pemerintah Kota Palu menyejahterakan para veteran
Upaya Pemerintah Kota Palu menyejahterakan para veteran
Para veteran menghabiskan hari tua dengan mengandalkan santunan dan tunjangan dari pemerintah. Jumlahnya tak menutupi…
TUTURA.ID - Polusi udara di Palu, dari masalah kesehatan hingga perubahan iklim
Polusi udara di Palu, dari masalah kesehatan hingga perubahan iklim
Kualitas udara di Palu cenderung masuk kategori “sedang” dan “tidak aman.” Polusi tak sekadar mengancam…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng