Mengintip kesiapan kendaraan listrik sebagai moda transportasi jalan di Kota Palu
Penulis: Mughni Mayah | Publikasi: 12 Oktober 2023 - 14:09
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Mengintip kesiapan kendaraan listrik sebagai moda transportasi jalan di Kota Palu
Empat motor listrik yang jadi kendaraan operasional pegawai Kantor Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) kelas II Sulawesi Tengah (Foto: Mughni Mayah/Tutura.Id)

Langkah pemerintah mewujudkan target nol emisi karbon (Net Zero Emissions) melalui peralihan kendaraan bahan bakar fosil menuju kendaraan bermotor listrik pada tahun 2050 semakin terlihat.

Hal ini didukung dengan terbitnya surat edaran menteri BUMN nomor S-565/MBU/09/2022 tentang komitmen pemerintah dalam percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai sebagai moda transportasi jalan.

Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) kelas II Sulawesi Tengah termasuk instansi yang telah menyediakan 12 unit sepeda motor listrik untuk kepentingan kendaraan kerja operasional bagi pegawai.

Kegiatan Pekan Keselamatan Jalan 2023 (8/10), yang antara lain berisi parade motor listrik, jadi salah satu upaya memperkenalkan penggunaan kendaraan listrik hemat energi ini kepada masyarakat.

Saat Tutura.Id menyambangi Kantor BPTD kelas II Sulteng yang beralamat di Jalan Sekunder, Palu Selatan pada Selasa, (10/10), seorang pegawai mempersilakan kami melihat sepeda motor listrik yang kini menjadi kendaraan khusus operasional Dinas BPTD. 

Empat sepeda motor listrik berplat merah  berderet dalam parkiran kendaraan khusus pegawai. Bagian pinggang kiri dan kanan motor ini tertera merek “Tempur” yang telah diberi stiker dari lambang bertanda kepemilikan BPTD.

Pegawai yang menemui kami mengaku belum bisa memberi keterangan banyak mengenai spesifikasi kendaraan, termasuk pengalaman dalam mengendarainya.

Pasalnya sejak didatangkan hingga sekarang mereka belum pernah dioperasikan. Kendaraan-kendaraan listrik tersebut masih dalam proses kelengkapan surat.

Pegawai lain yang kami tanyakan juga mengemukakan alasan serupa. Dalam kegiatan Pekan Keselamatan Jalan 2023, beberapa orang pegawai mengaku hanya mencoba sekilas dengan jarak tempuh beberapa kilometer saja.

Hadirnya diler motor listrik

Wahyu Adi Suhardika (kiri), pemilik dealer memperliharkan sepeda motor listrik merek Volta.(Foto: dokumentasi pribadi)

Kehadiran kendaraan listrik sebagai upaya pengurangan emisi karbon telah hadir di kota-kota besar di Indonesia. Tak terkecuali di Kota Palu.

Diler alias pedagang penyalurnya juga sudah pula buka. Ini memungkinkan warga Kota Palu membeli dan menjadi pengguna sepeda motor  listrik. 

Wahyu Adi Suhardika, seorang pemilik diler kendaraan listrik yang berlokasi di Jalan Dewi  Sartika, berbagi pengalamannya dalam mengendarai sepeda motor listrik.

Motor listrik yang disediakan diler ini bermerek Volta produksi PT Volta Indonesia Semesta. Secara bentuk mirip skuter konvensional berbahan bakar minyak yang telah beredar luas.

Wahyu mengaku mulai mengendarai motor listrik pertama kali pada tahun 2022. “Pertama kali saya pakai motor listrik ini kaget. Karena selama ini saya bawa motor ada suaranya ada getarannya. Sementara kalau motor listrik sunyi senyap. Pokoknya asyiklah,” ungkap Wahyu.

Melalui diler kendaraan listrik miliknya, Wahyu menyediakan motor listrik Volta dengan beberapa tipe, mulai dari Volta 401, Virgo, dan Mandala. Harga jualnya kisaran Rp20-an juta. Lebih dan kurangnya bergantung spesifikasi motor.

Menyoal harga listrik yang dibayarkan untuk pengisian kendaraan, Wahyu menilai sepeda motor listrik relatif lebih murah dibanding dengan motor berbahan bakar fosil (bensin).

"Kalau satu kali cas dia 3000 rupiah saja bisa full baterai. Itu sudah dapat 60 km/jam," jelas Wahyu

Selain hemat energi, motor listrik tak memiliki knalpot yang mengeluarkan gas buang, seperti sepeda motor konvensional lainnya. Gas buangan ini menghasilkan polutan.

Polutan inilah yang menjadi masalah utama menebalnya jejak karbon penyebab polusi udara. Kendaraan listrik dapat melaju tanpa meninggalkan jejak karbon.

Namun, waktu pengisian baterai sepeda motor listrik ini masih perlu banyak pertimbangan yang kerap menimbulkan range anxiety. Sebuah istilah yang muncul dari kecemasan jarak tempuh oleh pengguna ketika baterai hampir habis.

Hal ini dipicu masih terbatasnya stasiun pengisian listrik untuk kendaraan bermotor, khususnya di Kota Palu.

"Kalau kita bicara soal Volta, waktu pengisian kurang lebih 6 jam jika keadaan baterai kosong. Satu kali full baterai itu jarak tempuhnya 60km/jam. Jadi peruntukannya (perjalanan jarak tempuh, red) itu rumah, kantor, pasar di sekitaran kota saja," lanjut Wahyu.

Untuk mengatasi kekhawatiran kehabisan daya dalam perjalanan jarak jauh, Wahyu menyarankan pengguna memiliki baterai cadangan. 

Baru ada dua stasiun pengisian 

Stasiun pengisian listrik di depan Kantor PLN, Jalan Kartini. Terlihat sepi pengguna. (Foto: Mughni Mayah/Tutura.Id)

Salah satu upaya pemerintah mendorong penggunaan kendaraan listrik adalah menyediakan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). 

SPKLU yang telah menyebar di beberapa titik  dinilai mampu memudahkan pengguna. Proses pengisian daya listrik jadi lebih cepat tanpa hambatan.

Namun, penyediaan SPKLU di Kota Palu masih menjadi pekerjaan rumah. Sebab baru ada dua titik SPKLU yang bisa melayani pengguna kendaaraan listrik.

Satu titik berada di depan kantor PLN UP3 Palu, Jalan Kartini, Kelurahan Lolu Selatan, Kecamatan Palu Selatan. Sedangkan satunya lagi berada di Kantor Gubernur Sulawesi Tengah, Jalan Sam Ratulangi, Kelurahan Besusu Barat, Kecamatan Palu Timur.

Berbeda dengan tempat pengisian bensin SPBU yang dipenuhi antrean panjang kendaraan, suasana di SPKLU berbading terbalik.

Pantauan kami di SPKLU depan kantor PLN UP3 Palu, justru sepi pengguna. Di lokasi ini ada tiga buah nozzle dengan port berbeda yang disediakan. Kapasitasnya hingga 50 kilowatt per jam (kWh). 

Rudi, salah satu Satpam yang berada di loket pintu masuk kantor PLN, menjelaskan hampir tak terlihat pengguna motor listrik yang mengisi daya di SPKLU ini.

“Biasanya yang sering mengisi daya di sini cuma mobil. Pernah ada dorang pe mobil ba isi sampe dia kase tinggal di sini. Kebanyakan saya liat orang ba cas motor listrik itu di rumah saja,” tutur Rudi saat kami temui Selasa (10/10) sore.

Secara umum, pengisian daya motor listrik di SPKLU ini mirip ketika kita mengisi daya baterai ponsel atau perangkat elektronik lainnya. Pemilik kendaraan bisa melakukan pengisian secara mandiri, tanpa perlu dibantu petugas.

Hanya perlu mencolok kepala charger motor listrik yang mirip dengan charger laptop pada soket di rumah. Bedanya motor listrik memiliki adaptor yang lebih besar.

Kebutuhan pengisian daya pada sepeda motor listrik cenderung kecil, hanya memerlukan 450 watt saja. Artinya untuk kebutuhan listrik  rumah tangga yang memiliki daya 900 VA sudah bisa melakukan pengisian daya ke motor listrik.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
0
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Lika-liku Anwar-Reny menuju Pilgub Sulteng 2024
Lika-liku Anwar-Reny menuju Pilgub Sulteng 2024
Pasangan Anwar Hafid-Reny Lamadjido akhirnya resmi mendeklarasikan diri maju di Pilgub Sulteng 2024. Jalan mereka…
TUTURA.ID - Tiga objek sejarah di Sulteng jadi fokus penelitian Badan Riset Inovasi Provinsi Sulteng
Tiga objek sejarah di Sulteng jadi fokus penelitian Badan Riset Inovasi Provinsi Sulteng
BRIDA Sulteng mengandeng sejarawan Haliadi Sadi dalam meneliti tiga objek sejarah di Sulteng. Penelitian ini…
TUTURA.ID - Nostalgia ke zaman keemasan di tengah terpuruknya angkot di Kota Palu
Nostalgia ke zaman keemasan di tengah terpuruknya angkot di Kota Palu
Angkot atau taksi oleh istilah orang Palu pernah berjaya sebagai moda transportasi umum. Kalimat "Belakang…
TUTURA.ID - Ketika konstitusi negara dicederai, kelestarian hutan dipertaruhkan
Ketika konstitusi negara dicederai, kelestarian hutan dipertaruhkan
Aktivitas tambang emas ilegal di wilayah Dongi-Dongi juga telah mengancam habitat berbagai jenis satwa, termasuk…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng