Kemelut yang menimpa sebuah band merupakan sebuah kelaziman. Menyikapinya dengan kepala dingin hingga menemukan solusi terbaik jadi tantangan berikutnya. Hal ini yang coba dibuktikan Scarhead Barricade, unit pengusung musik cadas asal Palu.
Diawali perilisan beberapa single hingga kemudian melepas debut album penuh berjudul Earth pada 2018, band ini telah mencicipi beberapa perhelatan festival besar, mulai dari pergelaran Rock In Celebes (2014, 2015, dan 2017) hingga Kukar Rockin Fest (2015).
Sepanjang petualangan musikal tersebut, formasi band kerap bergonta-ganti—mulai dari lini vokal, drum, hingga bass. Faktor yang membuat mereka cukup lama absen merilis karya terbaru. Pun demikian, kelompok yang terbentuk sejak 2010 ini ternyata belum goyah. Barikade masih terpancang dalam dan kokoh.
Berselang lima tahun sejak perilisan album pertama yang nihil persembahan terbaru, alih-alih istikamah dengan sajian grindcore, Scarhead Barricade kini coba meniti babak baru perjalanan musikalnya dengan memperluas ramuan musik. Memainkan subgenre metal yang lebih luas.
Hasilnya tertuang dalam lagu terbaru bertajuk “Fana” yang sumbernya berasal dari Ayyad (gitar), Kevin (bass), Andi (drum), dan Fajar Rahmatu sebagai vokalis tamu sekaligus penulis lirik.
Melalui persembahan terbarunya yang berdurasi lebih dari tiga menit ini, Scarhead Barricade coba mencampurkan ramuan thrash metal, grindcore, hingga unsur industrial ke dalamnya. Kencang dan lugas.
Hal menarik dari lagu jagoan terbaru ini adalah proses produksinya yang berlangsung di dua kota berbeda. Untuk pembuatan lagu hingga perekaman instrumen semua dikerjakan di Palu. Sementara untuk perekaman vokal dilakukan Fajar di Makassar.
Untuk produksi tracking, mixing, dan mastering dipercayakan penuh pada Effort Lab (Palu). Bagian tracking vokal berlangsung di Remains Records (Makassar).
“Semua yang mengedepankan nafsu dunia, banyak yang terpecah belah memperebutkan sesuatu yang fana. Karena kita semua nantinya pasti akan wafat. Tanpa disadari apa yang telah diperbuat selama di dunia bakal menumpuk dosa. Hingga pada akhirnya kita akan berpindah alam untuk menjalani sidang,” tutur Fajar menjelaskan makna lirik yang ditulisnya dalam “Fana”.
Perkara desain visual untuk single tersebut mereka percayakan pengerjaannya kepada Adjust Purwatama, seniman asal Palu yang sejak 2016 memutuskan bermukim di Bandung. Lagi-lagi kendala jarak ternyata tidak mengendurkan tali pertemanan dan upaya kolaborasi mereka.
Kepada Tutura.id yang menghubunginya via WhatsApp (27/9/2022), Adjust menjelaskan makna visual yang ia hadirkan untuk single "Fana".
"Menggambarkan kehidupan yang mati dan kembali menyatu dengan alam. Sementara bagian tubuh yang mengering menggambarkan keadaan yang hanya bisa tertidur dan terkubur. Tidak bisa berbuat apa-apa. Semua yang diusahakan dalam hidup hanya tertinggal dan tak membantu," ungkapnya.
Setelah merilis “Fana”, Scarhead Barricade berikutnya akan menyiapkan banyak materi lagu baru untuk amunisi album selanjutnya.
Komposisinya musiknya juga hadir lebih beragam dengan memasukan sentuhan-sentuhan di luar grindcore.
Posisi vokal secara resmi akan diisi oleh Nanda Bimantara. Suntikan energi baru dari mantan vokalis kelompok Patrick (deathcore) dan Chains Off (hardcore punk) diharapkan makin memperkaya musikalitas Scarhead Barricade.