Turnamen sepakbola antarnegara edisi ke-22 yang berlangsung di Qatar oleh banyak orang dianggap sebagai Piala Dunia terbaik, khususnya soal persaingan ketat antartim.
Sejak awal berbagai kejutan sudah tersajikan. Siapa menyangka perjalanan tim sekelas Belgia dan Jerman yang bertabur pemain bintang, pula berstatus unggulan, terhenti di penyisihan grup?
Seiring berjalannya turnamen memasuki fase gugur, tensi pertandingan tak pernah mengendur. Hingga akhirnya duel sengit antara Argentina kontra Prancis tersaji pada laga pamungkas di Stadion Lusail, Minggu (18/12/22) malam.
Sebuah partai final yang seolah didesain untuk menyajikan tontonan terbaik dan duel seru antara dua tim top. Tak cukup selama 120 menit, laga akhirnya dituntaskan lewat drama adu penalti lantaran kedua tim bermain imbang 3-3.
Jutaan pasang mata ibarat menyaksikan sajian film thriller yang membuat jantung berdebar kencang, Tim Albiceleste (putih dan biru langit)—julukan timnas Argentina—akhirnya susah payah keluar sebagai pemenang dengan skor 4-2.
Laga Argentina dan Prancis juga menjadi panggung pertunjukan dua megabintang beda generasi paling moncer saat ini; Lionel Messi (35) dan Kylian Mbappe (24). Keduanya sama-sama memperkuat klub Paris Saint-Germain.
Menganalisis kekuatan Argentina, suka atau tidak, berarti menempatkan La Pulga alias Si Kutu—julukan Messi—sebagai faktor kunci.
Talenta dan kematangan pria kelahiran Rosario, Argentina, itu bikin tim tango punya satu kartu truf yang tidak dimiliki tim lain. Sesuatu yang sulit dilawan, sosok yang akan mengontrol permainan dengan cara apa pun yang dia pilih.
Dalam hal penguasaan bola, Messi membuat rekan setim, lawan, dan mungklin penggemar di seluruh dunia terkagum-kagum seolah melihat sebuah keajaiban.
Tengok saja aksinya saat mengorkestrasi proses gol ketiga Argentina melawan Kroasia di semifinal. Bek muda Josko Gvardiol (20) yang menjadi salah satu palang pintu pertahanan terbaik dalam turnamen kali ini dibuatnya tak berdaya.
“Saya sudah pernah menghadapinya di level klub, tapi dia sangat berbeda ketika membela timnas. Suatu hari saya akan menceritakan pengalaman ini kepada anak-anak saya. Bahwa ayah mereka pernah bermain melawan pemain terbaik dalam sejarah,” ujar Gvardiol yang memperkuat klub RB Leipzig dilansir dalam laman AS.
Is that the BEST ASSIST you've seen in #Qatar2022?
— JioCinema (@JioCinema) December 13, 2022
Watch #Messi???? light up the ????️ in the #FIFAWorldCup Final ???????? Dec 18, 8:30 pm, LIVE on #JioCinema & #Sports18 ????????#ARGCRO #WorldsGreatestShow #FIFAWConJioCinema #FIFAWConSports18 pic.twitter.com/kO2AOC5qY6
Bicara individu, ada banyak pengumpulan data yang mencoba menelisik apa yang membuat pemilik tujuh gelar pemain terbaik dunia ini sangat istimewa. Salah satunya ialah kebiasaan Messi yang hanya “berjalan kaki” di setiap pertandingan.
Bahkan, pada gelaran Piala Dunia 2022, ia menjadi pemain yang paling banyak berjalan di lapangan sepanjang turnamen. Messi tercatat berjalan kaki di lapangan sejauh 30,61 kilometer.
Artinya, ia menggunakan 57,64 persen waktunya atau hampir separuh waktu bermainnya di atas lapangan hijau dengan wira-wiri.
Tak terkecuali melawan Les Blues—julukan tim Prancis, terlihat di banyak bagian pertandingan itu Messi hanya melangkah berjalan. Dia berlari cepat hanya sesekali saat berusaha menyerang ke area kotak penalti Prancis.
Orang awam mungkin menyebut usia yang makin uzur menjadi faktor utama di balik keputusan tersebut. Namun, bukan itu alasan tunggal yang membuatnya lebih banyak berjalan ketimbang berlari.
Pasalnya kebiasaan jalan-jalan di atas lapangan sudah dilakukannya sejak masih berseragam Barcelona.
Josep Guardiola (51), mantan pelatihnya di Barcelona, pernah mengungkap tuah kebiasaan tersebut dalam sebuah film dokumenter berjudul “This Is Football” yang tayang di Amazon Prime pada 2019.
Pep, sapaan Guardiola yang kini melatih Manchester City, menyebut jalan-jalannya Messi di atas rumput pertandingan sebagai bentuk kartografi. Ia akan memindai, mensurvei, menandai, dan memperhatikan letak kelemahan pertahanan lawan.
“Setelah lima atau sepuluh menit dia akan memiliki peta di matanya dan di otaknya untuk mengetahui di mana tepatnya ruang kosong pertahanan lawan. Lalu akan menghitung kapan dan bagaimana peluang bisa dimanfaatkan,” tambah Pep.
Messi kini memang tak lagi banyak beraktivitas di atas lapangan, semisal memberi tekanan alias pressing kepada pemain lawan yang membawa bola.
Kebiasaan mengajak adu sprint bek penjaga seperti yang kerap diperagakannya saat muda juga hanya hadir ketika momen tertentu.
Namun, itulah yang membedakannya dari pesepakbola lain. Kemampuan memanfaatkan ruang, ditambah analisa yang dihimpunnya melalui aktivitas jalan-jalan tadi membuatnya tetap jadi momok bagi barisan pertahanan lawan.
“Hal tersulit saat menghadapi Messi adalah ketika tim kami menyerang, dia akan bersantai menunggu di sudut lapangan. Anda harus sangat jeli dalam hal organisasi pertahanan. Jika tidak, tim Anda akan kesulitan menghalau serangan balik mereka,” ujar Virgil van Dijk, bek sentral timnas Belanda dan Liverpool. Lawan yang ditaklukkan Messi di perempatfinal.
2 - Only two players have both scored 5+ goals and created 20+ chances in a #FIFAWorldCup tournament (since 1966):
— OptaJoe (@OptaJoe) December 18, 2022
Diego Maradona in 1986
Lionel Messi in 2022
Mythical. pic.twitter.com/c3x8IEqcvd
Terbukti, penyerang PSG itu sukses mengemas tujuh gol dan memberikan tiga umpan matang berbuah gol (assist) sepanjang turnamen. Artinya hampir separuh dari total gol Argentina (15) ke gawang lawan berkat andil La Pulga.
Messi juga patut bangga dan berlega hati karena turut berhasil menambahkan emblem bintang ketiga di kostum putih dan biru langit khas timnas Argentina.
Sesuatu yang telah diusahakannya selama empat kali kesempatan berlaga di Piala Dunia sebelumnya. Cerita sedih hanya jadi runner-up di Brazil pada 2014 setelah dikalahkan Jerman kini berganti selebrasi.
Ia mengikuti jejak Mario Kempes dan Diego Maradona yang jadi inspirator kemenangan Albiceleste mengangkat trofi Piala Dunia edisi 1978 dan 1986.
Keberhasilan yang kemungkinan besar juga menuntaskan perdebatan sengit tentang siapa pesepakbola terbaik antara dirinya atau Cristiano Ronaldo.
Piala Dunia Qatar 2022 Lionel Messi sepakbola kartografi Kylian Mbappe Josko Gvardiol Argentina La Albiceleste La Pulga Maradona Mario Kempes Paris Saint-Germain tim nasional