Penatu yang memberdayakan tenaga manusia, ketimbang mesin
Penulis: Pintara Dinda Syahjada | Publikasi: 4 Juni 2023 - 20:21
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Penatu yang memberdayakan tenaga manusia, ketimbang mesin
Papan usaha "Londre Cuci Tangan" yang berlokasi di Jalan Jati, Palu Barat, Kota Palu. (Foto: Pintara Dinda Syahjada/Tutura.Id)

Kehadiran mesin dalam kehidupan sehari-hari, sejatinya ditujukan untuk memudahkan pekerjaan manusia. Pekerjaan jadi ringkas; hemat waktu dan tenaga.

Pun halnya dengan kehadiran mesin cuci yang saban hari makin populer. Di Kota Palu, mesin cuci tidak lagi asing. Laiknya alat elektronik lainnya, mesin ini untuk membantu meringkas pekerjaan sehari-hari yakni mencuci pakaian.

Namun tidak semua rumah tangga bisa memiliknya karena harga mesin cuci yang berkisar jutaan rupiah. Semakin baik kualitasnya, semakin mahal. Belum lagi kosumsi daya listrik yang tidak sedikit. Membuat tagihan listrik bertambah.

Dari itu, muncul jasa laundry atau penatu dengan menggunakan mesin cuci. Jasa ini tidak hanya sekadar membuat pakaian bersih, namun juga wangi, lembut, dan tanpa kerutan. Pakaian siap dipakai tanpa perlu lagi repot menyeterika.

Fitur pengering pada mesin cuci juga membuat pakaian yang diitipkan ke jasa laundry tidak memakan waktu yang lama dan bergantung pada cuaca. Oleh karena itu, ada laundry yang menawarkan jasa cuci ekspres. Hanya berhitung jam, pakaian pun siap pakai.

Banyaknya kelebihan yang ditawarkan oleh jasa laundry ini membuatnya digemari. Di Kota Palu, jasa laundry ini pun menjamur. Dari jasa laundry rumahan hingga franchise berupa laundry koin dan laundry dry clean.

Salah satu pekerja saat mengerjakan pesanan pelanggan. Cara mencuci pakaian menggunakan metode konvensional yakni mencuci dengan tangan. (Foto: Pintara Dinda Syahjada/Tutura.Id)

Penatu tenaga manusia

Di antara jasa laundry berbasis mesin itu, “Londré Cuci Tangan” muncul dengan konsep berbeda. Jasa cuci pakaian ini tidak menggunakan mesin cuci dalam operasionalnya. Melainkan menggunakan tenaga manusia.

Irnawati (33), pemilik usaha, mengatakan pihaknya tetap berpegang tegah pada cara konvensional yakni cuci tangan. Konsep ini muncul karena munculnya keluhan terkait kebersihan dan keamanan pakaian dari para pelanggan jasa cuci yang menggunakan mesin.

Perempuan yang telah menjadi pebisnis laundry selama tiga tahun ini, mengungkapkan pada awalnya dia menggunakan mesin cuci. Namun pelanggannya kerap mengeluhkan bila hasil cucian tidak sepenuhnya bersih dan ada pakaian yang rusak.

“Awalnya memang saya laundry mesin, tapi saya perhatikan kalau mesin itu tingkat kebersihannya kurang. Selain itu juga pakaian rusak. Betul memang hemat waktu dan tenaga, tapi saya pikir-pikir kasian sama langgananku yang tidak puas,” ungkapnya saat ditemui Tutura.Id di tempat usahanya, Senin (29/5/ 2023).

Dia pun beralih ke metode cuci tangan ketimbang mesin. Para pekerjanya ia rekrut dari tetangganya dan orang lain yang membutuhkan penghasilan tambahan untuk hidup sehari-hari. Status mereka bukan karyawan tetap dan tidak harus masuk setiap hari. Lebih bebas dan tak terikat.

“Mereka bebas entah itu mahasiswa, ibu rumah tangga, bahkan PNS ada lho. Karena jam empat sore ke atas, kan, sudah pulang kantor. Bisa sambung di sini. Kan tidak ada tuntutan harus kerja full time,” sambungnya.

Saat masa awal membuka model laundry seperti ini, Irnawati mengaku kesulitan karena terkendala modal dan juga harus mengupah pekerja. Walaupun merugi, ia tetap optimistis model laundry miliknya kelak jadi pilihan di tengah banyaknya jasa serupa.

Irna sekarang memiliki delapan orang karyawan. Setiap orang dibatasi paling banyak mencuci sebanyak 16 kilogram dalam satu hari.

“Saya tidak kasih juga lebih dari 20 kilo karena takut berdampak sama cuciannya orang dan semampunya saja. Terus saya di sini tidak mesti kejar target untuk selesai hari itu,” ucapnya.

Untuk upah, Irnawati memberikan Rp2.500 per kilo dan dibayarkan langsung kepada pekerja saban cucian kelar. Namun, ada juga para pekerja yang memilih tidak mengambil upahnya langsung. Sengaja dibiarkan terkumpul lebih banyak.

Menjawab keraguan   

Dalam tiga tahun beroperasi, bisnis laundry cuci tangan ini telah beberapa kali pindah lokasi. Saat ini “Londre Cuci Tangan” bertempat di Jalan Jati 1, Kelurahan Nunu, Palu Barat.

Sebelumnya Irna pernah membuka cabang, namun hanya sanggup berjalan selama enam bulan karena kurangnya tenaga. Belajar dari pengalaman tersebut, cabang baru yang ia buka di Jalan Lekatu, Kelurahan Tavanjuka, Tatanga, hanya berfungsi untuk menerima pesanan.

Dia mengenangkan saat memulai membuka usaha laundry cuci tangan ini masih ada orang yang tidak mempercayainya. Sebab pekerjaan penatu tanpa mesin dianggap mustahil berhasil.

Apalagi, jasa ini tidak hanya menerima pakaian, namun juga gorden, sepatu, selimut, seprei, boneka, bedcover, hingga karpet yang juga dicuci menggunakan tangan.

Sementara harga laundry cuci tangan yang ditawarkannya masih terjangkau dan tidak jauh brebeda dengan laundry menggunakan mesin. Per kilo Rp6 ribu untuk jenis laundry biasa dan Rp9 ribu untuk jenis laundry komplet.

"Kalau tidak percaya silakan masuk ke dapur dan liat langsung para pekerjaku mencuci," tegasnya.

Metode penjemuran menggunakan terik matahari alami. Namun khsusus untuk paket kilat dan express menggunakan fitur pengering di mesin cuci agar dapat selesai dalam hitungan jam saja.(Foto: Pintara Dinda Syahjada/Tutura.Id)

Untuk menjaga kualitas pekerjaan dan ritme kerja, Irna menargetkan setiap pesanan harus selesai dalam tiga hari demi menjaga kepercayaan konsumen. Tentu saja itu dengan syarat kondisi cuaca mendukung. Sebab penjemuran sepenuhnya mengandalkan terik matahari.

Dari segi pemasukan dan operasional, dia mengakui bersyukur bisnisnya masih berjalan baik. Meski menggunakan cara tradisional, permintaan pelanggan per hari bisa mencapai 80 kilogram saat ramai. Sementara saat sepi bisa 40-60 kilogram per hari.

Untuk meningkatkan layanan, Irna akhirnya menerapkan beberapa pilihan pengambilan lebih cepat kepada pelanggannya. Opsi Cuci Premium, misalnya, kelar dalam dua hari. Harga per kilo Rp10 ribu.

Tidak hanya menerima jasa cuci tangan yang pengambilannya berbilang hari, ada juga cuci express dengan waktu 10 jam. Banderolnya Rp12 ribu/kg. Pilihan lebih cepat juga ada yang bisa kelar dalam waktu lima jam. Namanya cuci kilat dengan tarif Rp15 ribu per kilo. 

Khusus untuk dua opsi ini Irna menggunakan bantuan fitur mesin pengering. Sementara pencucian tetap menggunakan tangan.

Jasa lipat pakaian juga disediakan beberapa opsi. Harganya bergantung durasi, mulai dari Rp3000/kg untuk yang biasa, Rp5000/kg untuk setrika dua hari, Rp6000/kg untuk setrika dua hari, Rp8000/kg untuk setrika ekspres, dan Rp10.000/kg untuk jenis setrika kilat.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
3
Jatuh cinta
1
Lucu
2
Sedih
0
Kaget
1
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Festival Dade Reme Vula, upaya membangkitkan kembali tradisi perayaan saat bulan purnama
Festival Dade Reme Vula, upaya membangkitkan kembali tradisi perayaan saat bulan purnama
Dulunya orang Kaili kerap melakukan pesta rakyat saat Bulan Purnama tiba. Tradisi ini kembali dihidupkan…
TUTURA.ID - Harapan dan realita di kawasan wisata kuliner
Harapan dan realita di kawasan wisata kuliner
Diresmikan sejak awal 2023, “Wisata Kuliner Teluk Tomini” terlihat lengang. Banyak pedagang yang tidak buka,…
TUTURA.ID - Merawat momentum Adipura untuk mengelola kebersihan dan kelestarian lingkungan
Merawat momentum Adipura untuk mengelola kebersihan dan kelestarian lingkungan
Euforia kesuksesan menerima penghargaan Adipura jangan bikin terlena. Momentumnya harus dimanfaatkan untuk menciptakan budaya berkelanjutan.
TUTURA.ID - Efek domino penyelenggaraan Palu Sport Event 2023
Efek domino penyelenggaraan Palu Sport Event 2023
Palu Sport Event diharapkan tak hanya soal olahraga, tapi juga bisa memutar lebih kencang roda…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng