Jumat tengah malam, 25 November 2022, jalanan Kota Palu terlihat lebih ramai dari biasanya. Banyak mobil dan motor masih berkeliaran. Pada sejumlah kafe dan hotel terlihat keramaian; mobil-mobil meluber dari area parkir hingga ke badan jalan.
Pemandangan macam itu, misalnya terlihat di D’TAPARI Cafe & Resto, Jalan Malonda, persis di depan hotel Swis-Bellhotel Silae Palu. Meja-mejanya masih terisi penuh bahkan saat waktu sudah melewati tengah malam. Orang-orang duduk dan pesan pelbagai menu. Sambil lihat laga Piala Dunia 2022, mereka terlibat dalam obrolan, diskusi, atau mungkin saja lobi.
Beberapa dari mereka pakai batik hijau-hitam, padu padan warna khas Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI). Organisasi massa itu memang tengah menggelar Musyawarah Nasional XI di Kota Palu. Hajatan akbar inilah yang bikin Palu jadi lebih ramai dari biasanya.
Pada awal September 2022, hajatan ini menuai kritik dan cibiran. Pusat kritik tertuju pada hibah Rp14 miliar yang bersumber dari APBD-P Sulawesi Tengah yang kala itu baru disahkan. Nilai hibah dianggap berlebihan untuk provinsi yang masih punya masalah macam stunting dan terkatung-katungnya penanganan pasca-bencana 2018.
Panitia Munas XI KAHMI balas kritik dengan klaim bakal ada multiplier effect, alias efek berlapis dari kegiatan tersebut. Harapannya, Munas XI KAHMI bisa hadirkan perputaran uang yang sebanding dengan pengeluaran dari kas daerah.
Pasalnya, acara ini ditaksir bakal menghadirkan 6.000 orang, mulai dari peserta hingga para penggembira maupun peninjau—biasa diistilahkan “romli.” Mereka ini diharapkan akan membelanjakan uangnya di Palu, mulai dari penginapan atau sekadar beli kopi.
Menadah cuan dari Munas XI Kahmi
Antara 25-26 November 2022, Tutura.Id menguji klaim tersebut dengan mendatangi berbagai jenis usaha di Kota Palu. Mulai dari kafe sampai hotel; rental mobil hingga penjualan oleh-oleh.
Selain D’TAPARI Cafe & resto; kami juga lihat keramaian pada area sekitar arena utama Munas KAHMI di Sriti Convention Center, bilangan Jalan Durian, Palu Barat.
Warkop Aweng Auk di Palu, yang berjarak 1,5 kilometer dari pusat acara, bak dapat durian runtuh. Beberapa hari ke depan, warung kopi itu sudah direservasi oleh peserta Munas XI KAHMI.
Anies Baswedan, alumni HMI yang kini jadi calon presiden Partai Nasdem, sempat singgah di Warkop Aweng Auk, Jumat malam (25/11/22). Kehadiran Anies juga jadi magnet tersendiri yang menghadirkan orang lebih banyak.
“Saya bersyukur atas kegiatan ini (Munas XI KAHMI). Minuman kopi untuk tamu di hotel seperti Zamrud dan Alam Raya juga dipesan dari sini,” ujar Faruk Djafar Nasar, pemilik Warkop Aweng Auk.
Jumat malam (25/11/22), beberapa warkop di sisi timur Kota Palu juga terpantau ramai dengan orang-orang berbatik hijau-hitam. Misalnya yang kami saksikan di Tanaris, Jalan Juanda, dan Triple F, Jalan Mangunsarkoro.
Kami juga menyinggahi Palu City Hotel, di bilangan SIS Aljufrie, sekitar 100 meter dari Warkop Aweng Auk. Hotel bintang 1 itu juga terpantau penuh.
“Ada sekitar 30 kamar di sini, semuanya sudah di-booking untuk enam hari, sampai tanggal 28 November. Semuanya peserta Munas XI KAHMI,” ujar Aslam, karyawan Palu City Hotel, Jumat (25/11/22).
Zamrud Resort & Villa, yang berjarak sekitar tiga kilometer dari pusat Munas KAHMI XI, ikut kena tempias laba. Sebanyak 42 kamar yang disediakan sudah terisi selama Munas XI KAHMI.
Belum semua usaha kebagian
Namun rejeki Munas XI KAHMI belum merata. Pengakuan Masran, karyawan satu usaha rental mobil di bilangan Thamrin, bisa jadi contoh.
Meski ada penyewaan, tetapi limpahan untung dari Munas XI KAHMI belum maksimal. “Dari puluhan mobil di sini, hanya satu unit Alphard dan enam Innova yang disewa. Kayaknya dorang cuma suka pakai mobil mewah,” ujar Masran.
Keluh senada kami dengar saat menyinggahi Brajata Coffee, di sekitar kawasan kantor wali kota Palu. Vivi, kasir Brajata Coffee, bilang bahwa jumlah pengunjung belum naik. “Tidak ada perbedaan, tetap sama. Kalo ramai biasanya booking untuk meeting atau event anak muda,” ujar Vivi.
Kami juga sempat singgah di Pusat Oleh-Oleh khas Palu Hj. Mbok Sri, di bilangan Birobuli. Salah satu pusat oleh-oleh paling top di Palu itu belum mengalami kenaikan pengunjung; tiada pula pemesanan khusus untuk para tetamu Munas XI KAHMI.
Meski demikian, mereka berharap pembelian bakal memuncak jelang pengujung Munas XI KAHMI, saat banyak orang bakal bertolak ke daerah asalnya.
“Tentu kegiatan besar ini kami berharap agar berdampak bagi UMKM di Kota Palu tanpa terkecuali. Dalam pengamatan kami, sejauh ini, jumlah pengunjung sama dengan hari–hari lainnya.” ujar Wahyu, karyawan Pusat Oleh-Oleh khas Palu Hj. Mbok Sri.
Sejauh pengamatan kami, mulltiplier effect Munas XI KAHMI memang terasa. Setidaknya potensinya sudah tercium bila menyaksikan keramaian di Palu selama beberapa hari belakangan. Namun efek tersebut belum bisa disebut merata bagi para pelaku bisnis.