Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Palu kembali melanjutkan eksistensinya lewat kepengurusan baru.
Tongkat estafet kepemimpinan yang sebelumnya dipegang Aqsha Aulia, kini beralih ke Hendra Pakamundi, Ketua Umum HIPMI Palu 2024-2027.
Direktur Utama CV Perdana Khatulistiwa itu terpilih secara aklamasi lewat Musyawarah Cabang ke-VII HIPMI Palu, yang berlangsung di Swiss-Belhotel Silae, Palu, Minggu (19/5/2024).
Kontestasi menuju pemilihan pemimpin organisasinya pengusaha muda di ibu kota Sulteng ini sempat diwarnai persaingan dari dua bakal kandidat lainnya, yakni Budi Hartono (pemilik Elite Grup) dan Riyan Fadila (pemilik Makhayla Beauty).
Hanya saja keduanya tak lolos dalam verifikasi, hingga akhirnya forum menetapkan Hendra sebagai kandidat tunggal.
Dalam pidato perdana sebagai ketua umum HIPMI Palu, pengusaha yang membidangi pengadaan sektor dan jasa ini berjanji akan menjadikan HIPMI Palu sebagai organisasi terkemuka dan terpercaya di bidangnya.
“Pokoknya ke depan, HIPMI Palu sedikit menyala,” kata Hendra disambut tepuk tangan meriah peserta Muscab ke-VII HIPMI Palu.
Didampingi Sekretaris Umum HIPMI Palu Rozan Kahar (pemilik TWD Kopi) dan Wakil Ketua HIPMI Palu Husein (Manajer PT DAR Alhijrah Grup), Hendra bercerita beberapa hal seputar peluang dan tantangan HIPMI Palu menjalankan organisasi sembari berpatisipasi dalam menggerakkan roda perekonomian di daerah berjuluk “Kota Lima Dimensi” ini.
Berikut petikan wawancara Tutura.Id dengan Hendra, Rozan, dan Husein—tiga orang Badan Pengurus Cabang (BPC) HIPMI Palu 2024-2027—di Kantor Media InfoPalu, Jalan M.T Haryono, Besusu Tengah, Palu Timur, Jumat (24/5/2024).
Apa maksud dari pernyataan, “HIPMI Palu sedikit menyala”, usai terpilih sebagai ketua umum HIPMI Palu 2024-2027? Apakah sebatas memakai kutipan yang sedang tren di kalangan generasi milenial atau punya maksud tertentu?
Hendra: Tidak sekadar ikut tren. Maksud dari “HIPMI Palu sedikit menyala” adalah saya menargetkan Hipmi Palu lebih booming di kalangan pengusaha muda yang belum bergabung di HIPMI. Secara luas, bisa dikenal oleh masyarakat Palu.
Mengapa hanya memakai kata "sedikit menyala"?
Hendra: Ada banyak tantangan di dalam HIPMI Palu. Sebagai organisasi yang menghimpun para pendiri dan pemilik perusahaan, tugas ketua umum tidaklah mudah, apalagi yang dipimpin ini juga para pemimpin di usahanya masing-masing.
Daripada berjanji banyak atau lebih tapi tidak tercapai untuk masa tiga tahun, lebih baik memilih kata sedikit. Lebih rasional dan terukur untuk dituntaskan.
Seperti apa target rasional yang bisa dikerjakan ke depannya?
Hendra: Jujur saja selama ini HIPMI Palu kurang begitu dikenal oleh masyarakat di sini. Apa itu HIPMI dan apa yang dibikin HIPMI? Nah, saya tergerak agar organisasi ini justru bisa berperan di masyarakat.
Rozan: Sudah ada beberapa gambaran program terkait ini. Pada intinya, lewat adaptasi perkembangan teknologi digital, kami ingin usaha-usaha anggota HIPMI Palu bisa menjajal pasar luar Palu dan Sulteng. Kami juga ingin membantu calon pengusaha muda atau pengusaha yang lagi running, untuk ikut berkembang.
Berarti selama ini anggota HIPMI Palu tidak berkembang?
Hendra: Di HIPMI Palu ada sekitar 300 anggota, sudah termasuk pengurus. Itupun lebih banyak yang tidak aktif. Masalahnya apa? Namanya saja organisasi pengusaha. Pengusaha lebih sibuk urus usaha masing-masing, dibanding organisasi. Hanya yang aktif, performa usahanya bisa kita pantau.
Masalah lain dan sudah jadi rahasia umum, karena yang di atas (pemimpin, red) yang dapat profit lebih atau cepat kaya dibanding anggota.
Bukankah ini sama saja dengan monopoli?
Rozan: Di dalam HIPMI Palu tidak cuma didominasi satu pengusaha atau bidang usaha yang sama. Tapi, status di organisasi bisa meningkatkan peluang usahanya dilirik calon pembeli. Ia juga punya jaringan kuat di antara sesama pengusaha.
Husein: Tidak juga. Kami bertiga misalnya, punya usaha yang berbeda. Usaha yang saya kelola bergerak di jasa travel umrah dan haji. Rozan di bidang food and beverages (FnB), sementara Hendra lebih dikenal sebagai kontraktor.
Bukankah hal serupa bakal terus berulang, bahkan tak menutup kemungkinan di periode ini juga?
Hendra: Kembali lagi ke visi misi saya. Saya ingin menjadikan organisasi ini dikenal, bukan hanya ketuanya saja, tapi kontribusi organisasi bagi daerah. Itu bisa terwujud, kalau dari pimpinan sampai anggota, usahanya berkembang bersama-sama.
Lihat postingan ini di Instagram
Masalah lainnya, dunia usaha itu persaingannya ketat dalam mendapatkan pasar. Bagaimana siasat HIPMI Palu menghadapinya?
Rozan: Nah, solusi atas tantangan itu sebenarnya datang lewat keberadaan organisasi ini. Selama ini, siapa pun anggota HIPMI Palu, kami upayakan dapat slot prioritas jika berkaitan dengan pasar.
Husein: Kami akan mempererat kerjasama dengan pemerintah. Nantinya kami rencanakan menggandeng platform-platform digital agar usaha-usaha anggota HIPMI Palu bisa terpantau pasar di luar Palu bahkan Sulteng.
Per 2023, tingkat pengangguran di Palu sebesar 5,65%. Meski turun dibanding tahun-tahun sebelumnya, tetapi persentasenya masih terbilang besar. Apakah HIPMI Palu punya perhatian khusus melihat ini?
Hendra: Tidak bisa dipungkiri memang, setiap tahun selalu ada kelompok pengangguran. Selama ini, Pemerintah Daerah (Pemda) sudah punya porsi untuk atasi masalah ini. Mereka selalu berkolaborasi dengan sejumlah organisasi pengusaha, termasuk HIPMI. Kami terbuka untuk berkontribusi untuk persoalan ini.
Setiap momen kelulusan mahasiswa dari perguruan tinggi, hampir selalu diikuti dengan munculnya fenomena “bertambahnya angka pengangguran”. Mungkinkah kejadian berulang ini diperhatikan juga oleh HIPMI Palu?
Husein: Saya ambil contoh di Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya, Jawa Timur. Di sana, sejak proses pengajuan skripsi, para dosen akan mewajibkan para mahasiswa atau calon sarjana untuk menyiapkan judul sebagai output bisnis. Artinya, skripsi mereka semacam jadi acuan membangun usaha selepas kuliah. Tidak lagi menambah angka pengangguran.
Nah, kalau saya bandingkan dengan salah satu kampus ternama di Palu. Waktu saya diskusi banyak hal dengan salah satu guru besar di kampus itu, ternyata kurikulumnya jauh tertinggal. Ini yang tengah ditinjau secara serius.
Apakah ada semacam solusi atas persoalan tersebut?
Hendra: Di HIPMI itu ada badan otonom, namanya HIPMI Perguruan Tinggi (HIPMI PT). Tugasnya memang membawahi kader HIPMI di level kampus. Kami lagi pikirkan format yang cocok untuk di sini.
Rozan: HIPMI PT ini sejatinya tanggung jawabnya Badan Pengurus Daerah (BPD). Kalau di sini, HIPMI Sulteng. Nah, kami akan coba berkomunikasi dengan mereka, supaya HIPMI bisa dihadirkan di kampus-kampus.
Husein: Selama ini banyak anggota HIPMI sudah jadi pengusaha sejak masih mahasiswa. Kami akan berupaya, kalau misal BPD HIPMI Sulteng berkenan, HIPMI Palu bisa mengambil ruang ini.
Menurut HIPMI Palu, tren bisnis apa yang sedang berkembang sekarang? Adakah catatan kritis melihat tren tersebut?
Hendra: Saya melihat ada dua. Bisnis kafe/restoran dan kreator digital.
Husein: Sejauh ini masih seputar bidang FnB ya. Satunya lagi bisnis digital marketing. Tapi, yang paling penting jangan latah ikuti tren. Harus bijak melihat peluang lain yang belum digarap.
Sulteng semakin dilirik seturut hadirnya perusahaan-perusahan nikel dan proyek pembangunan di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur. HIPMI Palu juga melihat ini sebagai peluang?
Rozan: Palu dan Sulteng butuh percepatan lewat prospek ini. HIPMI Palu sudah menyiapkan rencana untuk berkolaborasi dengan HIPMI daerah yang juga berdekatan dengan IKN untuk mengambil peluang ini. Nantinya pembicaraannya sudah tentang rantai pasok kebutuhan ke IKN. Pun, menyasar perusahaan-perusahan besar di Sulteng.
Apakah ada syarat khusus untuk menjadi anggota HIPMI Palu?
Husein: Syaratnya, sedang mengelola usaha dan berusia antara 17-40 tahun. Sesuai pasal 4 dan 5 Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) HIPMI.
Untuk menjadi ketua umum HIPMI level kota, kandidat wajib menyetor Rp100 juta sebagai salah satu syarat. Apakah sepadan dengan apa yang dikerjakan selama tiga tahun?
Hendra: Sebenarnya memang sudah begitu ketentuannya. Soalnya segala operasional muscab butuh biaya. Makanya, jangan memang berani maju sebagai ketua umum kalau usahanya belum running.
Ini juga akan jadi patron dalam kepemimpinan di HIPMI. Di mana pemimpin HIPMI harus lebih dahulu punya usaha yang stabil, supaya bisa membantu kader HIPMI untuk menghidupkan usahanya masing-masing.
Setelah Muscab HIPMI Palu, apalagi agenda yang sedang dipersiapkan?
Hendra: Perekrutan anggota baru HIPMI Palu, pendidikan dan pelatihan (diklat) kader, dan pelantikan BPC HIPMI Palu 2024-2027. Diklat dan pelantikan akan digabungkan, biar efektif. Supaya sesudahnya, kita bisa fokus memantau perkembangan organisasi maupun usaha yang dikelola anggota HIPMI Palu.