Puncak gerhana matahari hibrida di kawasan Indonesia timur
Penulis: Pintara Dinda Syahjada | Publikasi: 20 April 2023 - 02:10
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Puncak gerhana matahari hibrida di kawasan Indonesia timur
Contoh fenomena Gerhana Matahari Total yang juga tersaji dalam Gerhana Matahari Hibrida (Foto: Shutterstock)

Masyarakat yang tinggal di kawasan Indonesia bagian timur berkesempatan menyaksikan puncak fenomena alam Gerhana Matahari Hibrida (GMH) pada 20 April 2023.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi pemandangan tersebut juga bisa disaksikan warga Sulawesi Tengah, termasuk yang ada di Kota Palu.

Ini adalah fenomena langka yang jarang terjadi di wilayah yang sama. Peneliti menyebut kejadian serupa baru akan terjadi lagi 26 tahun mendatang. Tepatnya pada 25 November 2046.

Dinamakan GMH karena ada beberapa tempat akan terjadi Gerhana Matahari Total (GMT) atau piringannya utuh, sementara beberapa wilayah lain hanya bisa menyaksikan Gerhana Matahari Cincin (GMC) atau sebagian.

Alhasil pengamatan kedua peristiwa tersebut tidak dapat dilihat secara bersamaan pada lokasi yang sama.

Mengutip penjelasan Badan Riset dan Inovasi Nasional, GMH disebabkan oleh berubahnya jarak antara permukaan Bumi yang melengkung dengan Bulan sebagai objek yang menghalangi Matahari saat gerhana terjadi.

GMT terjadi saat bayangan inti (umbra) Bulan yang terbentuk akibat piringan Bulan menutupi piringan Matahari jatuh ke permukaan Bumi.

Jika bayangan yang jatuh ke permukaan Bumi adalah perpanjangan inti Bulan (antumbra), maka akan terjadi GMC.

GMH merupakan rangkaian GMC dan GMT yang terjadi dalam satu waktu secara bergantian. Fasenya dimulai ketika bayangan Bulan yang jatuh ke Bumi adalah antumbra, diikuti umbra, lalu kembali antumbra.

Wilayah-wilayah di Indonesia bisa mengamati kedua peristiwa tersebut, GMT dan GMC.

Daratan pertama di Indonesia yang dilintasi gerhana adalah Pulau Kisar, salah satu pulau terluar wilayah Indonesia yang terletak di perairan Selat Wetar dan berbatasan dengan Timor Leste.

Kawasan Indonesia yang juga dilintasi jalur GMT selain Pulau Kisar adalah Pulau Maopora, Pulau Damar, ujung barat Pulau Manaoka, wilayah Oeta di Kepulauan Watubela, Antalisa, wilayah di leher burung Papua, Roswar, Pulau Num, Pulau Roon, dan Biak.

Sementara wilayah Indonesia yang lain, terkecuali ujung barat Sumatera, hanya kebagian GMC. Pasalnya makin ke barat ketertutupan matahari akan makin sedikit.

Puncak GMH terbaik yang bisa menyaksikan gelap total paling lama, sekitar 1 menit 16 detik, terjadi di perairan selatan Timor Leste, mulai pukul 11.16.45 WIT dengan lebar wilayah jalur totalitas 49 kilometer.

Lintasan Gerhana Matahari Total yang melintasi wilayah timur Indonesia pada 20 April 2023 (Sumber: xjubier.free.fr)

Kota Palu kebagian Gerhana Matahari Cincin

Hendrik Leopatty, S.Si, selaku Koordinator Data dan Informasi, BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Palu, mengatakan warga Kota Palu juga bisa ambil bagian menyaksikan fenomena alam nan langka tersebut.

“Untuk Gerhana Matahari Cincin atau sebagian kemungkinan akan terlihat di wilayah selain Biak, Papua. Misalnya di Palu yang puncaknya terjadi pukul 12.22 WITA,” jelasnya saat dihubungi Tutura.Id (18/4/2023).

Ia juga mengatakan bahwa fenomena GMH pada 20 April 2023 bisa terlihat di seluruh wilayah Sulawesi Tengah jika cuaca bagus. Hanya saja, seperti dijelaskan sebelumnya, yang tersaji adalah GMC.

Kontak awal GMH di Kota Palu bermula pukul 10.52 WITA, lalu puncaknya terjadi pukul 12.22 WITA, dan kontak terakhir sekitar pukul 13.52 WITA.

Warga yang ingin menjadi saksi fenomena ini tidak disarankan melihatnya dengan mata telanjang. Efeknya bisa merusak indra penglihatan.

Jika ingin melihat langsung, harus menggunakan filter atau kacamata khusus yang mampu menyaring radiasi sinar matahari. Jangan mengenakan jenis kacamata fesyen yang banyak di pasaran.

Peneliti Ahli Madya di Pusat Riset Antariksa BRIN, Johan Muhammad, mengungkap bahwa alat lain yang dapat digunakan untuk melakukan pengamatan adalah kamera DSLR, lensa telefoto yang dilengkapi filter Matahari, kamera lubang jarum (pinhole), dan teleskop yang juga dilengkapi filter Matahari.

Solusi untuk masyarakat yang ingin melihat gerhana matahari, tapi tidak memiliki kacamata khusus bisa dengan cara lawas.

“Pakai baskom yang berisi air jernih. Lalu lihat gerhana matahari itu lewat pantulan air yang ada dalam baskom,” tuturnya.

Selain itu, mengabadikan momen gerhana matahari menggunakan kamera ponsel dengan durasi yang lama juga tidak dianjurkan. Sebab efeknya nanti bisa memengaruhi kualitas kamera ponsel.

“Alat bantu seperti peredam cahaya mungkin perlu digunakan untuk mengurangi risiko tersebut,” pungkas Hendrik Leopatty.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
4
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Suhu panas ekstrem, El Nino dan ketahanan pangan di Sulteng
Suhu panas ekstrem, El Nino dan ketahanan pangan di Sulteng
BMKG menilai suhu udara di Mei 2023 masih netral. Tidak se-ekstrem April lalu. Meski ada…
TUTURA.ID - Rekap bencana di Sulteng akibat cuaca ekstrem sepekan terakhir
Rekap bencana di Sulteng akibat cuaca ekstrem sepekan terakhir
Lima  bencana alam terjadi dalam sepekan terakhir di  Sulawesi Tengah. Bencana ini terkait cuaca ekstrem,…
TUTURA.ID - Tok! mulai besok resmi puasa Ramadan
Tok! mulai besok resmi puasa Ramadan
Hasil pemantauan hilal di Desa Marana, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, mengungkapkan munculnya bulan sabit muda.…
TUTURA.ID - Jejak permukiman di Gua Topogaro dan posisi pentingnya dalam memahami penyebaran manusia
Jejak permukiman di Gua Topogaro dan posisi pentingnya dalam memahami penyebaran manusia
Hasil penelitian membuktikan Gua Topogaro menjadi permukiman manusia tertua di Sulteng. Punya peran penting dalam…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng