Menjelang keberangkatannya menjadi salah satu penampil dalam ajang Rock In Celebes yang berlangsung di Makassar, 10-11 Desember 2022, kelompok musik Rakesh yang sedang naik daun di Kota Palu merilis videoklip dari single kedua mereka berjudul “Penguasa Malam”. Sebuah lagu yang bermakna sama dengan nama band.
Lirik lagu yang dirilis melalui label May Records ini ditulis oleh gitaris Riskan Ahmad. Sejatinya menggambarkan gejolak jiwa muda yang berapi-api dan penuh semangat. Pendeknya mengandung filosofi terus berkarya dan menggapai lingkup terjauh sedapat mungkin.
“Larutkan diri ketika yang lain telah terlelap dalam mimpi.
Kawanan serigala bersiap ambil peran.
Kota begitu mencekam, berkelana sepanjang jalan.
Terlelap hingga petang. Kita lah penguasa malam.”
Demikian sepenggal lirik yang ditariksuarakan oleh Fikri Tsani. Aransemen musik sebagai penghantarnya tak kalah menyalak. Ramuan musik rock yang kencang dan padat. Semua itu berkat sentuhan dari sisi teknis produksi yang dilakukan oleh Rizky Toar Mangaribi.
Lagu “Penguasa Malam” sebagai jagoan sebenarnya telah rilis sejak akhir Mei 2022. Kala itu, band pengusung alternatif rock yang personelnya turut dilengkapi Farid Pramudya (bassis) dan Ais Tompoh (drummer) ikut melepas dua single lain secara bersamaan, yaitu “Infidel” dan “Benci Tak Mau Mengalah”.
Sementara penggarapan videoklipnya dilakukan oleh Adjust Purwatama sebagai sutradara sekaligus penggagas ide cerita bersama Naldi Cante dan Riskan. Iwan Ince dan Wisnu Putra Pratama menyokong dari kursi produser.
Adjust menafsirkan “Penguasa Malam” sebagai orang-orang yang bekerja keras mencari rezeki hingga larut malam bahkan dini hari. Semua dilakukan demi memenuhi kebutuhan hidup sendiri atau keluarga.
Namun, di sisi lain tetap penting menyisihkan waktu untuk mencari kesenangan agar tetap waras menjalani kehidupan. Tak peduli jika harus menunda pulang.
Interpretasi itu tercermin dalam videoklip yang durasinya hampir menyentuh empat menit. Seorang pria dengan balutan kemeja putih dan celana panjang kain hitam, pula berdasi dan menenteng koper, kesepian berjalan di malam sunyi.
Beberapa tempat coba ia datangi, namun tak satupun orang berhasil ditemuinya. Kemudian ia menemukan sebuah acara yang penuh keramaian. Terbesitlah ide untuk naik ke atas panggung untuk menghilangkan rasa stres akibat tekanan pekerjaan.
Semua itu ternyata hanya mimpi belaka. Mimpi yang berasal dari dorongan untuk mencari sekeping kesenangan di tengah himpitan beban hidup.
Tercetusnya ide menggarap videoklip lagu ini datang mendadak. Adjust yang pertama kali menjadi inisiator bersamaan dengan perayaan setahun Bring Archive History di Festival Titik Temu (11-13 November 2022).
“Kami bertemu di rumahnya Adjust membahas konsep lebih detail. Waktu itu hadir juga Naldi dan Oji Brewok sebagai model videoklip. Adjust mengusulkan cerita tentang orang pulang kerja saja. Naldi menambahkan dengan konsep untuk outfit dan ide memajang poster-poster di beberapa titik. Dua ide itu tersebut kemudian kami gabungkan menjadi satu kesatuan cerita untuk videoklip,” ungkap Riskan dalam siaran pers yang diterima Tutura.Id (31/11/2022).
Pemilihan lokasi syuting sengaja mengambil beberapa tempat usaha yang dikelola oleh lingkaran pergaulan terdekat para personel, semisal 1137, A.M Kopi, Enin Store, Marlah Hub, Sub Plaza, Tagara Coffee Space, hingga Festival Titik Temu.
Maksudnya bukan hanya karena pertimbangan estetik, tapi juga upaya memperlihatkan kepada penonton bahwa tempat-tempat itu bisa jadi opsi yang selalu memberi kewarasan kepada banyak orang, entah itu dari segi menu atau suasana yang ditawarkan.
Adjust terang bersenang hati saat gagasan yang disampaikannya tak bertepuk sebelah tangan. “Selalu menyenangkan ketika ide yang kita sampaikan mendapat respons positif, termasuk teman-teman personel Rakesh. Segala proses dilakukan dalam tempo yang singkat dan cepat, tapi tetap mengutamakan kualitas,” tambah Adjust.