Rehabilitasi DAS Sienjo-Pinotu, meningkatkan penghasilan dan melestarikan lingkungan
Penulis: Robert Dwiantoro | Publikasi: 20 Oktober 2023 - 12:18
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Rehabilitasi DAS Sienjo-Pinotu, meningkatkan penghasilan dan melestarikan lingkungan
Perwakilan PT Cahaya Ginda Ganda, Jasrin Thalib (kedua dari kiri), bersama jajaran pemerintah dalam sosialisasi rehab DAS Sienjo-Pinotu (Foto: Muhammad Syukuran/Tutura.Id)

Kabar baik untuk masyarakat di Kecamatan Toribulu, khususnya Desa Sienjo dan Pinotu, Parigi Moutong.

PT Cahaya Ginda Ganda (CGG) bersedia merehabilitasi daerah aliran sungai (DAS) yang menghubungkan dua desa itu selama tiga tahun.

Merujuk situsweb Universitas Gadjah Mada, DAS tak terbatas hanya wilayah sungai, melainkan hamparan kawasan yang dibatasi oleh pembatas topografi (punggung bukit).

DAS berfungsi menerima/mengumpulkan air hujan, sedimen, dan unsur hara, serta mengalirkannya melalui anak-anak sungai hingga ke hilir. Dengan kata lain, DAS berfungsi sebagai daerah penyangga kawasan di bawahnya.

Rencana rehab DAS Sienjo-Pinotu ini disampaikan perwakilan PT CGG kepada 81 warga dua desa tersebut dalam pertemuan yang berlangsung di Balai Desa Pinotu, Rabu (18/10/2023).

“Selaku pemilik Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH), PT CGG berkewajiban memperbaiki sekitar 160 hektare areal DAS Sienjo-Pinotu. Program ini nantinya akan berlangsung dalam tiga tahap,” ujar Jasrin Thalib mewakili PT CGG.

Sekadar informasi, PT CGG adalah perusahaan yang mengantongi Izin Usaha Pertambangan (IUP) nikel di Desa Siumbatu, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali.

Melansir laman resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, PT CGG telah berproduksi di atas lahan seluas 1.942 hektare sejak 8 November 2010.

Hanya saja, menurut Jasrin, tak ada lagi lahan di Morowali yang cocok untuk kegiatan semacam pemulihan DAS.

Alhasil Sienjo-Pinotu yang kemudian terpilih sebagai area DAS karena letaknya masih berada dalam wilayah Sulteng.

Hal ini sesuai dengan revisi Permen LHK 89/2016 tentang Pedoman Penanaman bagi Pemegang IPPKH dalam Rangka Rehabilitasi DAS. Korporasi diberikan kemudahan untuk menentukan sendiri lahan yang akan diperbaiki.

Dari perwakilan korporasi, pemerintah, hingga akademisi jadi narasumber sosialisasi rehab DAS kepada 81 warga Desa Sienjo dan Desa Pinotu, Kecamatan Toribulu, Rabu (18/10/2023) | Foto: Muhammad | Foto: Muhammad Syukuran/Tutura.Id

Keberhasilan kolaborasi antarpihak

Agenda yang berlangsung selama dua jam itu difasilitasi oleh Dinas Kehutanan Sulteng, Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Dolago-Tanggunung, dan Balai Pengelola DAS Palu-Poso, Pemerintah Kecamatan Toribulu.

Mukmin Muharram, Kepala KPH Dolago-Tanggunung kepada Tutura.Id usai sosialisasi menyampaikan, program ini tak sekadar inisiatif PT CGG semata, tetapi berdasarkan pertimbangan status lingkungan.

“Wilayah hutan yang kami awasi itu seluas 257.533 hektare, termasuk dua desa ini. Dari ratusan areal hutan itu, secara teknis DAS Sienjo-Pinotu yang mengalami degradasi begitu besar dibanding kawasan lain dan pertimbangan hukum lainnya,” tutur Mukmin. Hanya saja, eks camat Toribulu ini tak merinci total kawasan yang mengalami degradasi.

Bagi Mukmin, terpilihnya wilayah KPH Dolago-Tanggunung untuk diintervensi bukanlah proses yang mudah. Maklum, pihaknya harus bersaing dengan unit KPH lainnya di Sulteng.

Perlu diketahui, di Sulteng terdapat 12 unit KPH dan satu unit Taman Hutan Rakyat (Tahura). Secara administrasi, KPH Dolago-Tanggunung mencakup 27 kecamatan dengan sebaran di Parigi Moutong (12), Donggala (8), Palu (5), dan Sigi (2).

Soal rehab DAS, lanjut Mukmin, ada sejumlah alasan utama sehingga DAS Sienjo-Pinotu mendapat program ini, semisal luas lahan kritis, kedekatan administrasi pemerintahan, permukiman, serta banyaknya aktivitas masyarakat di kawasan hutan.

“Bersyukur ada program ini. Kalau hutan lestari, masyarakat bisa sejahtera,” puji Mukmin.

Pada kesempatan terpisah, Agus Haryono Putra selaku fungsional BPDAS Palu-Poso menyebut proyek ini murni sebagai bantuan dari pihak perusahaan kepada masyarakat. Bantuan ini nantinya untuk meningkatkan penghasilan sekaligus melestarikan lingkungan.

“Bantuan rehab DAS Sienjo-Pinotu ini berupa penanaman kembali di lahan kritis. Jenisnya tanaman Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang hanya bisa diambil getah atau buahnya. Contohnya seperti mangga, durian, alpukat, pinus, dan masih banyak lagi,” jelas Agus.

Agus menambahkan, sesuai rencana PT CGG akan ada tiga tahap terkait program ini. Pada tahap pertama, di atas lahan 160 hektare ini akan ditanami berbagai jenis tanaman HHBK.

Pada tahap kedua dan ketiga, akan ada penyulaman bibit baru untuk tanaman yang sebelumnya gagal atau mati.

Kepala Desa Sienjo Faisal Pasau mewakili masyarakat Sienjo menyambut positif rencana pemulihan DAS dari PT CGG | Foto: Muhammad Syukuran/Tutura.Id

Respon positif masyarakat

Progam perbaikan DAS Sienjo-Pinotu dari PT CGG tak akan terealisasi jika tak beroleh persetujuan dari masyarakat selaku pemilik wilayah yang telah bermukim turun temurun.

Sultan (63), tokoh masyarakat Desa Pinotu, mengaku senang mendengar rencana PT CGG. Menurutnya, Desa Sienjo belum pernah tersentuh program seperti rehab DAS.

“10 tahun terakhir kondisi kawasan hutan ini kritis, tidak sanggup bertahan. Akhirnya, sudah banyak kegiatan dikerjakan di areal penggunaan lain,” tutur Sultan sembari tersenyum. Ia mengharapkan kerjasama antara PT CGG dan pemerintah berbuah kesejahteraan bagi mereka.

Kepala Desa Sienjo Faisal Pasau juga mengungkapkan perasaan senangnya karena PT CGG dan pemerintah memilih desanya sebagai penerima program.

“Mata pencaharian di Sienjo itu dominan bertani. Adanya program ini tentu selain pengembalian fungsi hutan, bisa juga sebagai sarana agar areal pertanian di Sienjo diairi memakai DAS yang akan direhab nantinya,” terang Faisal.

Berhubung luas rehab DAS Sienjo-Pinotu mencapai 160 hektare, Faisal berharap agar dibagi secara merata; 80 hektare di Desa Sienjo, begitupula dengan Desa Pinotu.

Program penanaman pohon di DAS bertujuan pula untuk mencegah dampak banjir dengan skala luas. Apalagi wilayah yang berhadapan langsung dengan perairan Teluk Tomini ini kerap merasakan bencana banjir.

Sekadar pengingat, kurun 2020-2022, sedikitnya ada tiga peristiwa banjir menerjang sejumlah permukiman di Parigi Moutong, salah satunya Kecamatan Toribulu.

Pada 18 Juli 2020, banjir merendam empat hunian tujuh kepala keluarga (KK) atau 26 jiwa, dan 50 hektare lahan sawah di Desa Toribulu Selatan.

Setahun kemudian, giliran Desa Sienjo dan Desa Sibalagu yang dilanda banjir. Sedikitnya, 30 hektare lahan sawah di Sienjo dan 104 KK di Sibalagu terisolir akibat banjir pada 11 Juli 2021 silam.

Terkait anggaran rehab DAS, semuanya menjadi tanggung jawab PT CGG. Rencananya, akan dialokasikan senilai Rp21 juta setiap hektare alias Rp3,36 miliar total anggaran untuk 160 hektare. 

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
0
Jatuh cinta
0
Lucu
1
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Petualangan Sherina 2 yang memuat isu besar tentang satwa
Petualangan Sherina 2 yang memuat isu besar tentang satwa
Berjarak 23 tahun dengan perilisan film pertamanya, Petualangan Sherina 2 hadir menawarkan nostalgia dan petualangan…
TUTURA.ID - Hutan Kota Palu yang kini meranggas
Hutan Kota Palu yang kini meranggas
Proses serahterima pengelolaan Hutan Kota Palu jadi alasan mengapa kawasan tersebut jadi terbengkalai. Nantinya akan…
TUTURA.ID - Serba-serbi lalampa Toboli: Dari hari raya hingga kisahan asal-usulnya
Serba-serbi lalampa Toboli: Dari hari raya hingga kisahan asal-usulnya
Hari Raya Lalampa berlangsung meriah di Toboli, Parigi Moutong. Lalampa Toboli memang terkenal kelezatannya. Lantas,…
TUTURA.ID - Apa penyebab banjir bandang Torue?
Apa penyebab banjir bandang Torue?
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah merilis analisis sementara penyebab banjir bandang di Torue, Parigi…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng