Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali, kembali jadi obrolan hangat di media sosial dan warung kopi dua hari belakangan. Ali ramai disebut bakal bertarung dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sulawesi Tengah 2024.
Musababnya, karena beberapa akun media sosial milik politisi Partai NasDem dan simpatisan Ahmad Ali yang mulai mengunggah poster digital (flyer) dengan narasi “Berjuang Bersama Rakyat Sulteng 2024”. Latar belakang narasi tersebut memajang foto close up Ahmad Ali. Lengkap dengan logo relawan Kawan Ahmad Ali.
Meski sempat kaget, Pelatih Kepala Tim Nasional Anies-Muhaimin (Timnas AMIN) ini sangat berterima kasih kepada masyarakat Sulteng karena masih memperhitungkan dirinya.
Ali bahkan memberi sinyal ketertarikan dalam pemilihan serentak yang bakal berlangsung pada November mendatang. “Besar kemungkinan saya akan turun di Pilkada Sulteng,” kata Ali saat dihubungi Tutura.Id, Kamis (22/2/2024).
Ali juga kasih catatan bahwa ukuran Pilkada Sulteng 2024 tak boleh sekadar dilihat pada siapa sosok yang dicalonkan atau yang jadi gubernur maupun wakil gubernur. Hal penting yang perlu dilihat ialah kebermanfaatan yang dirasakan rakyat.
“Biasanya pejabat suka sekali berkoar-koar tentang capaian dirinya. Padahal kita (pejabat) lupa bahwa yang merasakan capaian itu bukan kita (pejabat), tetapi masyarakat. Paradigma ini perlu diubah menjadi pejabat bekerja, rakyat berbicara,” terangnya.
Untuk diketahui, pada pemilihan legislatif 2024, Ali maju dari daerah pemilihan DKI Jakarta 1. Merujuk real count Komisi Pemilihan Umum (KPU), Ali saat ini berada di posisi sembilan. Sedangkan Partai NasDem menempati urutan delapan. Dengan enam jatah kursi yang diperebutkan, Ali masih keteteran untuk beroleh posisi aman.
Evaluasi dukungan terdahulu
Sekadar informasi, pada Pilkada Sulteng 2020, Partai NasDem menjadi pengusung utama kandidat Rusdy Mastura-Ma'mun Amir, yang akhirnya menjadi pemenang.
Menyongsong Pilkada 2024, kata Ali, Partai NasDem akan melakukan evaluasi atas kinerja petahana. Evaluasi itu pun harus menyerap aspirasi dan keinginan rakyat.
Ali menjelaskan bahwa Partai NasDem masih membuka kemungkinan untuk mengusung Cudy-Ma'mun sepanjang berkesesuaian dengan keinginan rakyat. Ia juga mengaku siap mengesampingkan ego personal bila rakyat masih menginginkan Cudy-Ma’mun.
Ia menyebut pihak lain juga harus berbesar hati bila ternyata hasil evaluasinya berkebalikan. “Tetapi sebaliknya kalau ternyata tidak, saya juga berharap dengan berbesar hati, monggo (silakan) tidak usah maju lagi. Supaya ada nilai edukasi, kalau jabatan bukan untuk diri sendiri tapi untuk rakyat,” ujarnya.
Menurut Ali, diakui atau tidak, lahirnya Cudy karena adanya kontribusi Partai NasDem. Ia juga menegaskan bahwa Partai NasDem punya rekam jejak membersamai perjuangan Cudy yang tak bisa dihilangkan.
View this post on Instagram
Mantan bendahara umum Partai NasDem ini juga menyebut pihaknya punya modal politik dalam Pilkada Sulteng 2024. Pertama, banyak kader-kader yang bisa diorbitkan untuk maju. Kedua, pihaknya telah dua kali memenangkan pemilihan umum di Sulteng, yakni Pemilihan umum Legislatif (2019) dan Pilkada serentak 2020.
Namun, berdasarkan real count sementara KPU (23/2) untuk Pileg DPRD Sulteng, suara Partai NasDem baru mencapai 125.206. Partai Restorasi ini hanya potensial mengamankan masing-masing satu kursi dari tujuh dapil se-Sulteng.
Sementara dalam pencalonan kepala daerah dan wakil kepala daerah 2024, setiap parpol wajib memenuhi dukungan 20% kursi atau 25% perolehan suara DPRD, di mana pada konteks Sulteng yang punya kuota 55 kursi DPRD, harus punya ‘tiket pencalonan’ minimal 11 kursi.
Dengan begitu, Partai NasDem perlu berkoalisi dengan parpol lain untuk menambah paling sedikit empat kursi agar bisa bertarung dalam Pilkada Sulteng 2024.
Peristiwa menarik terjadi saat poster digital Ahmad Ali diunggah akun Instagram Samsurijal Labatjo (@ijallabatjo). Kiriman itu direspons oleh akun @muharramnurdin214 yang merupakan milik ketua PDI Perjuangan Sulteng, Muharram Nurdin, membalas dengan komentar “Saya wakilnya.”
Meski jawaban terkesan spontan, tetapi tidak menutup kemungkinan PDI Perjuangan bisa tertarik untuk bergabung. Adapun PDI Perjuangan diprediksi bakal mendapatkan enam kursi di DPRD Sulteng. Bila koalisi Partai NasDem-PDI Perjuangan terjadi maka syarat pencalonan sudah terpenuhi dengan total 13 kursi (23,63%).
Dukungan lain bisa saja datang dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang diprediksi punya lima kursi di DPRD Sulteng. Dukungan bisa terjadi mengingat kedekatan Partai NasDem dan PKS selama proses pencalonan Anies Baswedan. Pun Ali memainkan peran penting dalam relasi itu. Pada 12 September 2023, misalnya, Ali memimpin rombongan untuk mengantarkan Muhaimin Iskandar sebagai cawapres pendamping Anies ke DPP PKS, Jakarta Selatan.
Sejauh ini ada beberapa tokoh dan kader partai politik yang masuk bursa Pilkada Sulteng 2024. Partai Demokrat dan PKB misalnya dari jauh hari telah menegaskan akan mengusung pasangan Anwar Hafid-Reny Lamadjido.
Partai Golkar, sebagai pemenang Pileg 2024 di Sulteng, sejauh ini telah menugaskan Mohamad Irwan Lapatta sebagai bakal calon gubenur Sulteng. Namun ada pula nama Ketua Partai Golkar Sulteng, Arus Abdul Karim yang disebut sebagai kandidat potensial untuk Pilkada Sulteng 2024.
Konon petahana Rusdy Mastura juga akan tetap turun berlaga. Bedanya, kali ini, Rusdy sudah tercatat sebagai kader Partai Gerindra. Bila jadi berlaga, maka Cudy tercatat tiga kali ikut Pilkada Sulteng dengan status kader dari tiga partai berbeda. Pada 2015 Cudy mencalonkan diri sebagai Sulteng 1 dengan status kader Partai Golkar; dan sebagai kader Partai NasDem pada PIlkada 2020.
Namun Cudy bukan satu-satunya nama dari Partai Garuda Emas itu. Sebelumnya sudah ada nama Hidayat Lamakarate yang sudah menyatakan siap bertarung di Pilkada Sulteng 2024.