Rival Himran mengenangkan Kampung Baru lewat lagu
Penulis: Pintara Dinda Syahjada | Publikasi: 2 Mei 2023 - 16:18
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Rival Himran mengenangkan Kampung Baru lewat lagu
Rival Himran (tengah) bersama MAN, sebuah proyek musik yang dibentuknya untuk memperkenalkan khazanah Kaili lewat lagu (Foto:Denis/instagram.com/rivalhimran)

Usai melakukan reintepretasi terhadap lagu “Vose Sakaya” karya maestro Hasan Bahasyuan pada medio Juni 2021, Rival Himran melalui proyek musikal MAN kembali meluncurkan lagu tunggal terbaru.

Lagu berjudul “Kampung Baru” yang diluncurkan lewat platform YouTube itu punya makna sangat personal. Maklum, pria berambut gimbal yang lahir pada 25 Mei 1981 ini adalah akamba asli alias anak Kampung Baru.

Ia juga tercatat salah satu penggagas Kampung Baru Fair (KBF) yang kini rutin terselenggara saban tahun dirangkaikan dengan perayaan Lebaran Mandura.

Saat diwawancarai Tutura.Id, Sabtu (29/4/2023) petang, Pallo—sapaan akrabnya—mengaku lagu tersebut ciptaan karibnya, Har Aldo Kaili.

“Dia bikin syair yang menceritakan tentang Kampung Baru. Terus dia tunjukin lagu itu dan saya liat liriknya, ‘Wah kok enak, ya.’ Tapi saya ubah dikit lagunya. Liriknya tetap,” ungkapnya.

Bassis kelompok Steven & Coconut Treez ini mengaku langsung terpincut pada kesan pertama mendengarkan.

Makna lagu itu menurutnya menyimpan kesan mendalam. Sangat personal. Hingga tak jarang ia larut dalam kesedihan saat membawakannya.

Rival yang telah beberapa dekade bermukim di Jakarta tak hanya jadi terus mengingat kampung halaman tempatnya lahir dan bertumbuh, tapi juga kerinduan untuk pulang. Bercengkerama dengan teman-teman masa kecilnya. Saling berbagi kenangan suka dan duka yang sama mereka lewati.

Lagu “Kampung Baru” sebenarnya sudah ada sejak tiga atau empat tahun silam. Hanya saja lantaran waktunya tersita oleh berbagai kesibukan, perilisannya baru terealisasi tahun ini. Proses rekaman berlangsung di studio pribadi milik Pallo.

Kampung Baru yang dahulu bernama Boyantongo merupakan satu dari empat kawasan penyangga Kerajaan Palu selain Kampung Lere, Besusu, dan Kamonji.

Wilayah yang sekarang bersalin nama jadi Kelurahan Baru ini jadi melting pot alias kuali peleburan. Posiromuka todea nte Madika. Beragam etnis dan strata sosial hidup rukun berdampingan. Guyub dalam perbedaan. Identitas ini yang terus mereka pelihara.

MAN yang merupakan nama panggilan mediang ayah Rival, Abdul Rahman Himran. Sedari awal Rival meniatkannya sebagai medium untuk memperkenalkan khazanah Kaili melalui lagu.

Entitas musikalnya ini hadir saat Steven & Coconut Treez vakum panjang. Sementara proyek solonya dengan moniker Pallo tampaknya belum tertarik ia lanjutkan pasca perilisan album Wortel & Brokoli (2014). Free On Saturday, band proyekannya yang lain, juga tak kunjung menunjukkan pergerakan akibat kesibukan masing-masing personel.

Alhasil karya perdana MAN meluncur akhir 2016 dalam bentuk mini album yang memuat lima lagu; “Nemo”, “Pakanoto Rara”, “Ina”, “Damai”, dan “Riumba Raramu”.

Selama menjalankan MAN, Rival mengaku tak menyasar target muluk yang pada akhirnya justru menjadi beban. Langsam saja asal pasti. Terpenting baginya misi mengenalkan kampung halamannya kepada khalayak lebih luas bisa terealisasi.

“Tidak hanya bikin lagu dengan lirik Bahasa Kaili, tapi kemasannya juga harus beda dengan yang lain. Makanya di MAN ini kemasan musiknya benar-benar saya pikirkan,” jelasnya.

Jika tak ada aral melintang, rencananya MAN akan meluncurkan album baru lagi pada November 2023. Judulnya Pulang Kampung. Lagu tersebut hadir dengan trilingual alias tiga bahasa; Kaili, Indonesia, dan Inggris.

Titel album itu merujuk pada satu lagu yang mewakili perasaannya saban mudik ke Lembah Palu. “Saya ada bikin lagu yang menceritakan saya pulang kampung. Betapa senangnya saya tiap pulang kampung bisa makan duo, makan lamale, terus ke bukit minum air kelapa, dan lain-lain,” pungkasnya.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
0
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Tentang pohon bunuh diri dan buah bintaro di Jalur Dua Palu
Tentang pohon bunuh diri dan buah bintaro di Jalur Dua Palu
Pohon bintaro tumbuh rindang di Jalur Dua Palu. Ia melindungi dari panas, tapi juga menyimpan…
TUTURA.ID - Berharap pakan dari penjual sayuran di Pasar Inpres
Berharap pakan dari penjual sayuran di Pasar Inpres
Para peternak makin kesusahan mencari pakan lantaran ketiadaan padang rumput. Sisa sayuran di pasar kini…
TUTURA.ID - Cokelat menjawab antara fakta dan fiksi soal sejarah perjalanan karier
Cokelat menjawab antara fakta dan fiksi soal sejarah perjalanan karier
Cokelat yang tahun ini akan berusia 27 tahun punya banyak cerita. Terkadang bahkan campur aduk.…
TUTURA.ID - Kaleidoskop 2023: Seni Budaya
Kaleidoskop 2023: Seni Budaya
Beragam acara terkait seni dan kebudayaan berlangsung selama tahun 2023. Tentu tak semuanya berhasil kami…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng