Perayaan Lebaran Mandura yang sudah turun-temurun dilaksanakan warga Kampung Baru kembali berlangsung pada 28-30 April 2023.
Tradisi yang konon sudah dikenal sejak akhir abad ke-19 ini jadi makin meriah lantaran sejak beberapa tahun belakangan terangkai dengan Kampung Baru Fair (KBF). Kali ini mengusung tema “Ayo Berlebaran di Kampung Baru Fair”.
Hadir pertama kali pada 2016, penyelenggaraan KBF tahun ini telah menginjak edisi ke-8. Saat gelombang pandemi Covid-19 ganas menerjang dua tahun silam, Lebaran Mandura—juga KBF—diselenggarakan secara hibrid, langsung dan daring.
Situasi yang makin kondusif bikin perayaan ini dikembalikan ke khitahnya. Alhasil berjubel orang datang berkunjung selama pelaksanaan. Ada yang datang sendiri dan berkelompok.
Para pengunjung berseliweran menyinggahi deretan stan yang meramaikan sepanjang Jalan H. Agus Salim dan sebagian Jalan HOS Cokroaminoto. Kebanyakan pengisi stan menjajakan aneka makanan dan minuman. Beberapa lainnnya memilih berdagang pakaian dan aksesori.
Ragam kuliner tradisional, semisal mandura, uta dada ikan dan ayam, sayur kelor, palumara, burasa, gogos, nasi jagung, saraba, nasi kuning, surabe, juga putu siap memuaskan selera. Harga aneka sajian tadi bervariasi, mulai dari Rp5000 hingga Rp20 ribu per porsi.
Tak ketinggalan pula jajanan berupa aneka kudapan yang siap mengganjal perut, mulai dari jagung bakar, pisang goreng, bakso bakar, dan siomai.
Panitia menyediakan total 30 stan untuk para pelaku UMKM yang ingin berjualan selama KBF 2023. Para pengisi bukan hanya warga Kampung Baru, tapi ada juga yang berasal dari kampung atau kelurahan lain.
Vina (42), salah satu pedagang kuliner yang menjual aneka makanan khas Kaili, mengaku tertarik berjualan karena sekaligus ingin melestarikan masakan tradisional daerahnya.
Menurut Vina, penyelenggaraan Lebaran Mandura yang serangkai dengan KBF juga makin berkembang seiring waktu.
“Tahun ini lebih banyak tenant yang disediakan untuk para pelaku UMKM. Harapanku kegiatan ini berlanjut terus karena merupakan pesta rakyat yang sangat membantu para pelaku UMKM di Kota Palu juga,” ujarnya kepada Tutura.Id (28/4/2023).
Pedagang lainnya yang turut mengisi stan berjualan di KBF tahun ini adalah Riskan (24). Ia menjual minuman teh poci, mie, dan seblak.
Beda dengan Vina yang sudah sering berjualan saat KBF, Riskan baru kali ini ikut serta. Ia mengetahui penyediaan stan berjualan untuk UMKM melalui media sosial dan langsung mendaftarkan jualannya. Harga pendaftaran sebesar Rp600 ribu untuk tiga hari menurutnya sepadan.
KBF 2023 tak melulu ramai karena aneka jajanan berupa makanan dan minuman. Ada pula yang menyulut keriangan lain seturut hadirnya lomba mendekorasi tenda antar penghuni Rukun Tetangga di Kelurahan Baru dan lomba gim Playstation.
Adapun kegiatan lainnya menampilkan parade seni lintas budaya dan etnis, arak-arakan mandura diiringi pawai obor, jalan sehat mengitari Kampung Baru yang diikuti sekitar 1000 peserta, pemeriksaan kesehatan gratis, dan tentu saja panggung hiburan yang diisi oleh 36 musisi lokal Kota Palu.
Pembagian mandura gratis kepada pengunjung saat hari pertama jadi salah satu pemandangan menarik nan heboh. Pasalnya tiap-tiap orang harus saling berebut untuk mendapatkan sekitar 100 mandura yang disediakan.
Beberapa orang terlebih dahulu bergotong-royong memanggul mandura keliling Kampung Baru. Usai arak-arakan berakhir di depan Tugu Mandura, tumpah ruah para pengunjung saling berebutan mengambil mandura.
“Saya sudah dua hari mendatangi acara ini. Menurutku ini cerminan betapa menariknya kebudayaan kita warga Kota Palu. Aneka jajanan yang dijual di Lebaran Mandura ini juga sangat enak. Saya berharap kegiatan ini bisa sukses dan terus berlanjut,” ungkap Adi (25), salah satu pengunjung, saat ditemui Tutura.Id di lokasi acara (29/4/2023).
Lebaran Mandura Kampung Baru Fair Kampung Baru jajanan UMKM kuliner makanan tradisional mandura kearifan lokal tradisi