Rupa-rupa TPS yang mengusung konsep unik
Penulis: Sindi Dian Wahyuningtias | Publikasi: 14 Februari 2024 - 15:48
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Rupa-rupa TPS yang mengusung konsep unik
Seorang petugas KPPS di TPS 11 Talise tampak duduk mengenakan toru alias penutup kepala. Sementara seorang warga yang telah mencoblos dapat oleh-oleh sekantong garam (Foto: Sindi Dian Wahyuningtias/Tutura.Id)

Ada satu bagian yang cukup menarik perhatian dalam pelaksanaan pemilihan presiden dan anggota legislatif yang berlangsung serentak hari ini, Rabu (14/2/2024). Beberapa tempat pemilihan suara (TPS) di Kota Palu hadir dengan konsep unik yang membuatnya tampak berbeda.

Maklum, jumlah TPS di kota ini mencapai 1.072 yang menyebar di delapan kecamatan. Terbanyak di Mantikulore dengan total 228 TPS. Sementara kuota paling sedikit ada di Tawaeli yang cuma 67 TPS.

TPS yang tampil mengusung konsep yang agak lain dari kebanyakan tentu bukan hanya sekadar untuk membetot perhatian, tapi juga semacam bukti adanya gotong royong antara para petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).

Selain itu, menciptakan TPS yang nyaman dan unik diharapkan pula bisa semakin mengundang warga berbondong datang mencoblos.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Palu sebelumnya telah memberikan sosialisasi kepada para anggota KPPS agar tampil santai dan unik saat hari pencoblosan. Pun memperindah tampilan TPS masing-masing. Tujuannya agar pemilu tetap berlangsung dalam suasana santai.

Hasil pantauan Tutura.Id, ada beberapa TPS yang menghadirkan konsep dan dekorasi menarik. Semisal TPS 09 di Kelurahan Kabonena, Kecamatan Ulujadi, yang membuat warga pemilih seolah menghadiri acara resepsi pernikahan. Tambah lagi dekorasinya dominan warna merah muda alias pink. Pas dengan Hari Valentine yang perayaannya juga berlangsung saban 14 Februari.

Masih di kelurahan yang sama, tapi kali ini di TPS 15, konsep pernikahan kembali dihadirkan para petugas KPPS. Hanya saja merujuk aneka ornamen dekorasi yang ditampilkan, tema pernikahan tradisional yang mereka usung. Para petugas di TPS ini juga mengenakan pakaian tradisional.

Beda lagi dengan TPS 07 di Kelurahan Besusu Barat, Kecamatan Palu Timur, yang mengusung tema rindu sekolah. Beberapa gambar pahlawan nasional yang lazimnya kita temui terpajang di dinding kelas tampak menghiasi TPS ini. Beberapa piala juga sengaja diletakkan di atas bangku sebagai pelengkap.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Tutura Indonesia Media (@tutura.id)

Pindah ke daerah pesisir, kami melihat tampilan beda lainnya yang ditawarkan TPS 11, Kelurahan Talise, Kecamatan Mantikulore, Palu Timur.

Lantaran sebagian besar warga di daerah ini bekerja sebagai petani garam alias topogara, para petgas KPSS juga menghadirkan TPS dengan konsep topogara.

Alasan lain memilih konsep ini untuk memperkenalkan kepada masyarakat agar ikut serta menyambut dan lebih menghargai profesi petani garam serta memahami peran mereka dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir.

‘‘Untuk lebih mengangkat dan memperkenalkan budaya khas Talise, karena petani garam hanya ada satu-satunya di Talise,’’ kata Muhammad Fandrian selaku Ketua KPPS.

Seperti TPS pada umumnya, kegiatan pemungutan suara dilakukan mulai dari penggambilan sumpah pada pukul 07.00-13.00 WITA. Para pemilih akan disambut oleh petugas KPPS yang memakai kaos seragam bertuliskan topogara, memakai toru (penutup kepala yang terbuat dari anyaman bambu), sandal jepit, dan handuk tersampir di leher yang merupakan ciri khas para petani garam.

Selain itu, TPS ini juga berhiaskan alat-alat kerja yang lekat dalam kehidupan warga nelayan, mulai dari toru dan tonda (alat menangkap ikan tradisional) yang digantung hampir di berbagai sudut, meja kotak suara yang dililit menggunakan buya kalapasi (kain panjang), dan tanaman hias yang terletak di tengah-tengah TPS. Sementara di depan pintu masuk terdapat miniatur tempat penggaraman lengkap dengan garam asli.

Untuk mewujudkan ide menghadirkan konsep tersebut, Rian, sapaan akrab Muhammad Fandrian, mengaku harus patungan dengan sesama anggota KPPS yang lain.

‘‘Anggaran bikinnya sekitar Rp2,7 juta. Sementara dana dari KPU untuk pembangunan TPS itu Rp2 juta,’’ tutur Rian.

Selain hiasan dan memakai kostum unik, para petugas KPPS di TPS 11 Talisejuga memberikan sekantong garam kepada warga yang telah usai mencoblos sebagai bentuk ucapan terima kasih karena telah berpartisipasi dalam pemilu.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
3
Jatuh cinta
3
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Anca Lamakarate menyongsong debat terbuka antara pasangan calon wali kota Palu
Anca Lamakarate menyongsong debat terbuka antara pasangan calon wali kota Palu
Andi Nur B. Lamakarate, pasangan Hidayat dalam pemilihan wali kota Palu, berharap KPU Kota Palu…
TUTURA.ID - Debat publik calon wali kota Palu; pendukung paslon ramai keluhkan kuota
Debat publik calon wali kota Palu; pendukung paslon ramai keluhkan kuota
KPU Kota Palu membatasi jumlah orang yang ingin menyaksikan debat publik pertama calon wali kota…
TUTURA.ID - Pemilu 2024: Peluang penambahan 10 kursi di DPRD Sulteng
Pemilu 2024: Peluang penambahan 10 kursi di DPRD Sulteng
Lantaran populasi naik, ada peluang tambah 10 kursi di DPRD Sulteng. Adapun kepastiannya butuh tertuang…
TUTURA.ID - Menjaga kewarasan mahasiswa pada Pilkada 2024
Menjaga kewarasan mahasiswa pada Pilkada 2024
Mahasiswa harus menganggap pilkada bukan sekadar ajang momentual, tapi kesempatan untuk memastikan perubahan dan perbaikan…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng