Saling bertukar pasar melalui Ruang ke Ruang
Penulis: Juenita Vanka | Publikasi: 26 Januari 2024 - 21:25
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Saling bertukar pasar melalui Ruang ke Ruang
Suasana penyelenggaraan "Ruang ke Ruang" yang berlangsung di Bilik Selatan (26/1/2024) | Sumber: Hal Seruang

Hal Seruang, sebuah kolektif yang bergerak dalam bidang industri kreatif, kembali mengadakan sebuah acara bertajuk “Ruang ke Ruang”.

Kehadiran “Ruang ke Ruang” edisi kedua ini berlangsung di tiga tempat berbeda; Bilik Selatan, Weel Co, dan The People by Como. Acaranya berlangsung selama tiga hari beruntun (26-28/1/2024).

Acara yang dipersiapkan sekitar dua pekan ini coba menyajikan berbagai hiburan, seperti penampilan musik dari band-band Palu, panggung untuk aksi para komedian tunggal (stand-up comedy), gelar wicara, melapak bersama, dan kolaborasi buah tangan alias suvenir.

Ketika ditemui Tutura.Id, Jumat (26/1) siang, Inu Pratama selaku penanggung jawab acara menjelaskan bahwa “Ruang ke Ruang” bermula tahun lalu. Konsepnya coba menghadirkan acara hiburan di tempat-tempat berbeda dalam waktu berdekatan.

Isinya ada panggung kecil-kecilan tempat band-band dan pekerja kreatif di Palu memamerkan pelbagai karya.

Edisi perdana “Ruang ke Ruang” tahun lalu berlangsung saat bulan puasa. Lokasinya tersebar di halaman Battleboom Store (7/4/2023), Marlah Hub (6/4/2023), Alfamidi Tawaeli (13/4/2023), dan Tagara Coffee Space (16/4/2023).

Tujuannya kala itu untuk menghadirkan hiburan saat ngabuburit alias menunggu waktu buka puasa. Orang-orang yang mampir mereka bagikan takjil.

Inu dkk. berharap “Ruang ke Ruang” menjadi sebuah wadah untuk membiasakan band-band dan juga pekerja kreatif memanfaatkan ruang ataupun tempat-tempat yang ada di Kota Palu sebagai ladang “jualan” mereka.

Pun sebaliknya, tempat atau ruang yang menjadi lokasi acara juga bisa mendapatkan pemasukan.  Semacam simbiosis mutualisme.

“Jadinya kayak saling bertukar pasar. Pemilik kafe bisa dapat keuntungan dari massa yang datang menonton band main. Anak-anak band bisa dapat keuntungan dari pengunjung yang sering ke kafe itu,” jelas Inu.

Walaupun begitu, Inu menegaskan bahwa Hal Seruang hanya sekadar menyediakan ruang atau lapak sebagai sarana hiburan, perihal keberlangsungan pasar antara musisi dan pemilik tempat tentu saja diserahkan masing-masing kepada yang bersangkutan.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Hal Seruang (@halseruang)

Salah satu yang membuat awam terpantik penasarannya dengan acara ini lantaran imbuhan pemanis “gigs tiga hari tiga malam”. Inu menanggapi gimmick untuk menarik perhatian pengunjung itu sembari tersenyum.

“Kalau tiga hari tiga malam betulan, aduh bisa tepar juga itu dari band sampai penyelenggara. Ha-ha-ha,” jawabnya.

Aslinya acara ini berlangsung selama tiga hari beruntun, bukan tiga hari tiga malam tanpa jeda.

Kedai kopi atau coffee shop Bilik Selatan yang berlokasi di Jl. Yodjokodi, Besusu Tengah, Palu Timur, jadi venue pertama (26/1). Acaranya menyuguhkan pentas komedi tunggal dari Abi Umi, Baim Tokichy, Etsar Latif, Genta Yotolembah, Jum Kandouw, dan Reza.

Berlanjut keesokan harinya (27/1), lokasi acara berpindah ke Weel Co di Jl. Mawar, Lolu Utara, Palu Selatan. Kafe yang buka medio akhir tahun lalu itu jadi panggung beraksinya unit hiphop Blurum dan Soul April’s.

Pentas terakhir berlangsung di The People by Como di Jl. Juanda, Lolu Utara, Palu Selatan. Salah satu kafe yang mengusung konsep industrial minimalis ini jadi tempat beraksinya Pekarangan, Beach Bizzy, dan Steady Groove.

Menurut Inu, setiap sajian hiburan masing-masing kafe menyesuaikan segmentasi pengunjung dan lokasi sekitar. Jadi pemilihannya bukan asal-asalan.

“Kami lihat juga kafe ini bagusnya menampilkan apa. Contohnya kayak di Bilik Selatan yang di sekitarnya rumah warga. Kami jadikan tempat penampilan stand-up comedy supaya tidak mengganggu,” jelas Inu.

Bagi mereka yang tertarik datang, Hal Seruang tidak memungut harga tiket tanda masuk alias semua tempat gratis. Harapannya agar lebih banyak orang yang hadir, tidak cuma menonton, tapi pada akhirnya juga mengeluarkan uang untuk jajan di masing-masing kafe tempat berlangsungnya acara.

“Minimal beli mineral botol untuk menghargai yang punya kafe. Soalnya mereka (para pemilik kafe, red.) menyediakan tempatnya ini secara sukarela,” ungkap Inu.

Usaha yang dilakukan Hal Seruang ini lagi-lagi bermaksud hendak menghadirkan multiplier effect atau efek berganda dari sebuah penyelenggaraan acara hiburan.

“Setidaknya teman-teman bisa mengenali bahwa ada band-band dengan beragam genre di Palu, ada tempat nongkrong yang bisa dijadikan pilihan, dan ada barang-barang unik dari UMKM lokal yang tidak kalah menarik. Intinya bisa datang dan lihat langsung menikmati hiburan,” ujar Inu mengakhiri percakapan.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
0
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Anak band berpromosi sekaligus berbisnis memanfaatkan stiker
Anak band berpromosi sekaligus berbisnis memanfaatkan stiker
Ukuran stiker mungkin terlihat kecil, tapi efeknya bagi anak band ternyata cukup besar. Tak heran…
TUTURA.ID - Festival Titik Temu jadi tempat bertemunya beragam keseruan
Festival Titik Temu jadi tempat bertemunya beragam keseruan
Kali kedua penyelenggaraan Festival Titik Temu berlangsung lebih meriah. Beragam suguhan baru dihadirkan.
TUTURA.ID - Membangkitkan lagi kultur zine di Kota Palu
Membangkitkan lagi kultur zine di Kota Palu
Kultur memproduksi dan saling bertukar zine pernah mewarnai komunitas musik di Palu. Generasi muda yang…
TUTURA.ID - Si hitam dengan beragam manfaat untuk kesehatan
Si hitam dengan beragam manfaat untuk kesehatan
Setiap warna yang ada dalam tumbuhan, entah buah, sayur, atau biji-bijian, memiliki aneka kandungan yang…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng