Detik-detik menuju hari kemenangan umat muslim alias Idulfitri bukan hanya lekat dengan gema takbir. Beragam selebrasi dan tradisi pun kerap mengiringinya, mulai dari skala kecil hingga besar.
Hal itu dilakukan sebagai wujud suka cita usai melewati ujian selama sebulan penuh mengontrol hawa nafsu dengan melaksanakan puasa.
Aneka kegiatan yang dilaksanakan juga bukan sekadar selebrasi untuk mengundang keramaian, tapi sekaligus mengasah kreatifitas orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Semisal contoh tradisi “malam pasang lampu” yang berlangsung di Desa Lobu, Kecamatan Moutong. Seperti namanya, warga sekitar bergotong-royong memasang dan menghias desa mereka dengan semacam terowongan dan kubah masjid yang terbuat dari bambu.
Tambahan hiasan LED strip pada setiap instalasi tadi agar makin kinclong dipandang mata saat malam takbiran.
Beda lagi dengan yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Karya Mukti, Kecamatan Dampelas, Kabupaten Donggala. Takbir keliling yang dikumandangkan saban malam lebaran serasa karnaval.
Pasalnya warga masing-masing dusun yang ada dalam wilayah tersebut turut mengarak berbagai miniatur dengan berbagai hiasan lampu.
Suasana malam yang dipenuhi orang-orang berbagai ragam usia itu bertambah semarak dengan pendar cahaya kembang api dan bunyi petasan.
Ratusan warga desa ikut terlibat dalam arak-arakan karena mereka bukan cuma sekadar menonton di tempat, tapi ikut berkeliling sembari terus menggemakan takbir.
Menurut kesaksian Islahudin (50) kepada Tutura.Id (20/4/2023), kebiasaan malam takbiran dengan mengarak berbagai model miniatur ini sudah berlangsung sejak 2003. Penggerak alias partisipannya kebanyakan generasi muda dari berbagai dusun yang ada di wilayah tersebut.
“Soalnya dulu tidak ada acara apa-apa, makanya kami bikin. Waktu acara pertama dulu masih tiga dusun di sini. Sekarang sudah 10 dusun,” ungkap Islahudin yang turut menjadi inisiator kegiatan.
Takbir keliling diiringi karnaval ini rutin berlangsung saban malam takbiran Idulfitri. Seingat Islahudin, hanya sekali acara ini absen lantaran pandemi Covid-19 yang kala itu sedang mengganas.
Sebanyak 8 dari total 10 dusun yang ada di Desa Karya Mukti turut berpartisipasi takbir keliling tahun ini. Adapun dua dusun yang absen ikut serta lantaran mayoritas warganya nonmuslim. Total jenderal ada 8 miniatur yang dihadirkan untuk mengisi arak-arakan keliling desa.
Ada dua metode yang digunakan untuk mengarak berbagai miniatur berkeliling kampung.
Pertama dengan menggotongnya menggunakan kayu. Cara kedua biasa digerakkan dengan bantuan gerobak. Penggunaan dua metode tadi bergantung ukuran yang otomatis memengaruhi berat miniatur.
Acara yang titik awalnya berlangsung di lapangan desa ini mulai bergerak sekitar pukul 20.30 WITA dan berakhir sekitar pukul 22.30 WITA. “Semua orang sangat antusias memeriahkan kegiatan ini setiap tahunnya,” tutup Islahudin.
malam takbiran karnaval Idulfitri Ramadan lebaran Desa Karya Mukti Dampelas Donggala