Taman Taiganja Sigi yang multifungsi
Penulis: Robert Dwiantoro | Publikasi: 24 Maret 2023 - 17:42
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Taman Taiganja Sigi yang multifungsi
Bupati Sigi, Mohammad Irwan Lapatta dalam acara malam seni budaya di Taman Taiganja Kalukubula | Foto: Mardhani Putro/Tutura.Ent

Taman selalu identik dengan pepohonan dan sekumpulan tanaman bunga-bungaan. Di banyak tempat, taman jadi area rekreasi atau sekadar tempat peristirahatan sejenak. Kreativitas bisa mengubah sebuah taman jadi area yang multifungsi.

Untuk membuktikan hal ini, kita boleh menengok ruang terbuka hijau (RTH) di Kalukubula, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi. Oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi, RTH ini diberi nama Taman Taiganja.

Desain Taman Taiganja tak seperti kebanyakan taman yang ada di Sulawesi Tengah, secara khusus di Sigi. Dibangun di lahan seluas 200x70 meter persegi, Taman Taiganja menyediakan sejumlah area multifungsi seperti: tempat bermain anak, olahraga, pertunjukan seni budaya, dan lapak usaha mikro kecil, dan menengah (UMKM).

Merujuk situs lpse.sigikab.go.id, pekerjaan konstruksi dengan nomenklatur Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Desa Kalukubula ini, menghabiskan anggaran senilai Rp12,3 miliar bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Sigi tahun 2022.

Secara teknis, proyek pembangunan ini diusulkan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Sigi. Sedangkan konstruksi teknis, sepenuhnya oleh kontraktor CV Nisa Dika Membangun. Proyek pembangunan Taman Taiganja mulai dibuat sejak 18 Juni 2022, tetapi baru mulai secara aktif per 1 Juli 2022.

Meski baru diresmikan pada 22 Maret 2022, tetapi Taman Taiganja sudah mulai dikunjungi oleh warga kurang lebih dua pekan sebelumnya. Di taman ini, terdapat satu tugu berbahan logam tembaga berwarna kuning keemasan dengan nama yang sama, satu bangunan berisi 10 petak khusus bagi lapak UMKM serta dua bangunan khusus toilet.

Acara malam seni budaya di Taman Taiganja | Foto: Mardhani Putro/Tutura.Ent

 

Di balik penamaan "Taman Taiganja"

Setelah viral di linimasa media, sempat ada isu bahwa pemberian nama Taiganja, punya konotasi negatif. Taiganja diartikan literal oleh sebagian orang. Hal ini mengundang reaksi beragam, termasuk Bupati Sigi, Mohammad Irwan Lapatta.

Pria yang karib disapa Iwan ini menjelaskan, bahwa Taiganja tak boleh sekadar dimaknai secara sederhana, apalagi jika dinilai negatif. Taman Taiganja menjunjung tinggi kearifan lokal dan punya makna filosofis yang mendalam.

Taiganja berasal dari bahasa Kaili. Tai berarti perut atau rahim bagi perempuan, sedangkan ganja artinya bentuk/rupa, sehingga Taiganja diartikan menyerupai atau berbentuk perut/rahim. Taiganja merupakan lambang kekuatan, kesuburan, dan kemakmuran,” ungkap Iwan kala memberikan sambutan pada acara malam seni budaya di Taman Taiganja (21/3/2023).

Meski penamaan Taman Taiganja jadi buah bibir dua pekan terakhir, tetapi simbol Taiganja sejatinya sudah lebih dulu dikenal oleh komunitas Suku Kaili. Merujuk prosiding seminar internasional berjudul Batik Bomba: Kaili's Identity in Artwork, Taiganja menunjukan status sosial seseorang dalam komunitas yang tersebar di enam daerah se-Sulteng ini.

Taiganja kerap tampil dalam acara sakral macam pernikahan, dalam wujud liontin sebagai mahar untuk mempelai perempuan. Ia juga seringkali muncul pada ritual budaya Suku Kaili. Secara umum, Taiganja punya 10 varian.  

Selain itu, simbol Taiganja telah dipakai sebagai logo Universitas Tadulako (Untad). Simbol ini juga pernah dipakai pada logo Musyawarah Nasional (Munas) Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) yang berlangsung pada 24-27 November 2022 di Palu.

Simbol Taiganja juga jadi lambang daerah Kabupaten Sigi, sebagaimana termaktub dalam Peraturan Daerah (Perda) 2/2010.

“Sebagaimana makna filosofisnya itu, saya ingin agar keberadaan Taman Taiganja bisa dimanfaatkan untuk beragam aktivitas masyarakat,” kata bupati Sigi dua periode ini.

Menurut Iwan, saat ini masyarakat tak perlu terjebak pada polemik soal nama, apalagi sampai terpecah belah. Ia ingin agar Taman Taiganja jadi magnet untuk membangkitkan roda perekonomian di Sigi, paska bencana 28 September 2018 silam.

“Kalau sebelumnya banyak warga Sigi, berkunjung ke taman-taman di Palu, kali ini saya berkeinginan agar, warga dari luar yang datang ke Taman Taiganja Sigi,” jelasnya.

Demi mewujudkan harapan untuk bangkit dari keterpurukan paska bencana, Ketua Partai Golkar Sigi ini mengatakan kalau Taman Taiganja yang saat ini sudah bisa dinikmati, barulah tahapan pertama. Akan kembali dilanjutkan untuk tahapan berikutnya, untuk menambah sejumlah fasilitas baru.

Mohammad Irwan Lapatta (Bupati Sigi) didampingi Samuel Yansen Pongi (Wabup) berkunjung ke lapak UMKM di Taman Taiganja | Foto: Mardhani Putro/Tutura.Ent

 

Rencana tahap kedua

Iwan menyebut bahwa rencana Taman Taiganja awalnya bakal berada di Desa Lolu, tetapi karena daerah itu merupakan bekas Likuefaksi yang dilarang untuk pembangunan gedung. Sehingga rencana lokasi tersebut bergeser di tempat seperti sekarang ini.

“Penempatan di tepi sungai ini juga bukan asal-asalan. Selama ini, sungai seringkali dijauhi karena buaya-lah atau karena kotor akibat sampah. Saya sengaja meminta agar lokasinya berhadapan langsung dengan sungai, untuk mengubah imej negatif itu,” terangnya.

Lanjut Iwan, sebelum periode pemerintahannya berakhir, ia masih ingin menambah sejumlah fasilitas lain macam sarana ibadah, area khusus kuliner, sarana olahraga ekstrem, gedung budaya, dan rekreasi mini.

“Akan dibangun masjid terapung berbentuk sambulu gana berada tepat dibelakang tugu Taiganja. Untuk gedung budaya ukurannya 50x40 meter persegi, lalu lintasan olahraga posilumba japi sepanjang 290 meter lebih. Ada juga kolam air mancur, lapangan futsal, bola voli, dan track skateboard. Tahun ini juga akan dibangun jembatan gantung bersambung dengan Taman Taiganja ini,” ungkapnya.

Namun, pembangunan sejumlah infrastruktur tidak serta merta terkonsentrasi di Kalukubula. Akan ada pembangunan Taman Relief di Desa Lolu, dilengkapi fasilitas museum mini peringatan bencana Likuefaksi, 20 lapak UMKM dan joging track.

Jika tiada aral melintang, menyambung pembangunan Taman Taiganja, bakal dibangun pula kolam renang dan waterboom di Desa Kabobona.

Bagi Iwan, keberadaan infrastruktur ini sebagai upaya agar ekonomi warga Sigi, lebih banyak berputar di daerah sendiri, alih-alih keluar daerah, macam Palu atau Donggala.

Saat ini, pengelolaan Taman Taiganja dilakukan oleh dua instansi, yakni Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Koperasi Kabupaten Sigi. Sedangkan, jika pembangunan taman di Lolu dan spot wisata di Kabobona selesai, akan ditambahkan Dinas Pariwisata. Semua pengelolaan itu, diatur lewat Peraturan Bupati (Perbup) Sigi nantinya.  

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
3
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Enam jenis pohon untuk pekarangan rumah dan kawasan perkotaan
Enam jenis pohon untuk pekarangan rumah dan kawasan perkotaan
Keseimbangan alam yang tak lagi terjaga akibat pemanasan global menyadarkan kita betapa penting menanam dan…
TUTURA.ID - Menghadirkan khazanah bacaan anak berbahasa daerah Sulteng
Menghadirkan khazanah bacaan anak berbahasa daerah Sulteng
Kepala Badan Balai Bahasa Sulteng menyebut penerbitan 32 buku cerita anak berbahasa daerah ini sebagai…
TUTURA.ID - Pelaku pembakaran perempuan di Sigi ditangkap; keluarga desak polisi lebih serius
Pelaku pembakaran perempuan di Sigi ditangkap; keluarga desak polisi lebih serius
Polres Sigi menangkap pelaku pembunuhan dan pembakaran seorang perempuan di Sigi. Keluarga korban menyebut penanganan…
TUTURA.ID - Keteguhan Masriani Syukri mewujudkan asa menjadi penyanyi
Keteguhan Masriani Syukri mewujudkan asa menjadi penyanyi
Masriani Syukri turut ambil bagian dalam memperkaya dan memperkenalkan musik daerah Kaili ke ranah yang…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng