Tiga siswi MTs An Nur Buuts Palu meredam polusi suara dari lumut
Penulis: Mohammad Reza | Publikasi: 17 Februari 2023 - 16:08
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Tiga siswi MTs An Nur Buuts Palu meredam polusi suara dari lumut
Titi Mutia Imamah (kiri), Fauzah Musfirah Musawir (tengah), dan Putri Luthfia Rizal (Foto: Mohammad Reza/Tutura.Id)

Ini bukan cerita rakyat Ande-Ande Lumut yang berasal dari Jawadwipa, tapi kisah nyata tiga santriwati asal Palu yang meraih medali emas berkat inovasi memanfaatkan lumut. Tumbuhan perintis yang hidup di tempat atau daerah lembap.

Ketiga santriwati berprestasi itu adalah Fauzah Musfirah Musawir (12), Titi Mutia Imamah (11), dan Putri Luthfia Rizal (13) dari Madrasah Tsanawiyah (MTs) Terpadu An Nur Buuts di Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Trio ini sukses membawa pulang medali emas dari ajang Thailand Inventors Day (TID) yang berlangsung di Bangkok International Trade & Exhibition Center, Bang Na, Thailand. Selama mengikuti lomba yang berlangsung sejak 2-6 Februari 2023, ketiganya bersaing dengan 450 lebih partisipan dari 42 negara.

Para peserta berasal dari beragam kalangan, mulai dari sesama pelajar, mahasiswa, dosen, doktor, dan profesor. “Lombanya untuk umum. Jadi semua kalangan bisa ikut. Karya ini kami bikin dari Palu dan tinggal dipamerkan di sana,” ujar Fauzah saat ditemui Tutura.Id (16/2/2023).

Kegiatan TID edisi ke-27 ini bertujuan meningkatkan kreativitas serta daya cipta melalui kompetisi di bidang penemuan. TID termasuk rangkaian acara tahunan yang diselenggarakan oleh The National Research Council of Thailand (NRCT) sejak 1995.

Temuan ketiga santriwati yang dinamakan Moss Acoustic Panels menggunakan bahan baku dari lumut. Siapa menyangka inovasi yang berhasil mereka ciptakan berfungsi menyerap kebisingan sekitar.

“Kami menggunakan tiga jenis lumut, yaitu Cladonia stellaris, Leucobryum glaucum, dan Vesicularia montagnei. Ketiganya kami masukkan ke dalam sebuah panel,” tutur Putri Luthfia Rizal.

Spesies Cladonia biasa dikenal sebagai lumut cangkir, Vesicularia punya nama lain lumut bantalan pin yang sering dibudidayakan sebagai lumut hias, sedangkan Vesicularia paling umum digunakan dalam akuarium.

Moss Acoustic Panels hasil penemuan Fauzah, Titi, dan Putri dari MTs Terpadu An Nur Buuts, Palu (Foto: Mohammad Reza/Tutura.Id)

Lantaran kondisi lingkungan

Ihwal ide menciptakan wadah yang bisa meredam suara bising, dituturkan Putri, berawal dari mata pelajaran mengenai lumut dan merasa terganggu dengan polusi suara di sekitar.

Bunyi atau suara yang bikin pekak kuping itu asalnya dari deru kendaraan bermotor, sarang burung walet, hingga riuh suara murid-murid lain kala sedang beristirahat.

Mereka mengungkapkan bahwa inovasi yang  dilahirkan ini dipelajari selama tiga bulan “Kami melakukan riset mendalam selama tiga bulan berdasarkan data dan jurnal. Hasil dari riset itu bermacam-macam, mulai dari meredam suara, menghilangkan stres, dan menghilangkan polutan,” tambah Putri.

MTs Terpadu An Nur Buuts yang berlokasi di Jalan Samudra Pasifik, Kelurahan Kabonena, sebelumnya telah mencetak tinta emas saat mengikuti beberapa ajang nasional maupun internasional.

“Sebelumnya mereka ini memenangkan lomba Inovasi Biologi dalam ajang Indonesian Invention and Innovation Promotion Association 2022. Beberapa murid juga ada yang meraih medali saat mengikuti lomba robotika internasional di Malaysia dan Singapura tahun 2020,” kata Kepala Yayasan An Nur Buuts H. Limrah Lc. Mpd. 

Langkah berikut yang akan dilakukan pihak sekolah adalah mendaftarkan hak paten atas penemuan ini ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan HAM. Agar ketiga siswi tadi bisa mengambil keuntungan saat produk hasil penemuan mereka diperjualbelikan.

Merujuk UU No. 13 Tahun 2016, hak paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi untuk jangka waktu tertentu.

Istilah inventor merujuk pada sang penemu, dalam konteks ini adalah Fauzah, Titi, dan Putri. Sementara invensi diartikan sebagai penuangan ide dalam kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi, berupa produk, proses atau penyempurnaan, dan pengembangan produk atau proses tersebut.

“Harapan saya semoga prestasi seperti ini bisa dipertahankan dan bahkan lebih berkembang lagi. Soalnya mereka tidak berhenti sampai di sini saja, masih ada lomba selanjutnya pada bulan Mei nanti,” pungkas H. Limrah.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
1
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Menanti penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca alias hujan buatan di Sulteng
Menanti penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca alias hujan buatan di Sulteng
Beragam ikhtiar dilakukan untuk menurunkan hujan saat musim kemarau panjang seperti ini. Salah satunya menggunakan…
TUTURA.ID - Puan pengemudi ojek daring rentan jadi korban diskriminasi dan pelecehan
Puan pengemudi ojek daring rentan jadi korban diskriminasi dan pelecehan
Echy Abigail alias Mami dan Susanti berbagi kisah sebagai perempuan yang berprofesi menjadi pengemudi ojek…
TUTURA.ID - Novalina jadi perempuan pertama di kursi sekdaprov Sulteng
Novalina jadi perempuan pertama di kursi sekdaprov Sulteng
Meski tak dilantik langsung oleh Cudy, Novalina resmi jadi sekdaprov Sulteng. Apakah pelantikan ini akan…
TUTURA.ID - Debit air Danau Poso susut, pasokan listrik ke Palu mandek
Debit air Danau Poso susut, pasokan listrik ke Palu mandek
Warga Kota Palu dan sekitarnya kembali merasakan pemadaman listrik bergilir. Ini merupakan imbas menyusutnya volume…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng