Perjalanan ''Rakesh Central South Tour 2022'' dalam bidikan kamera
Penulis: Andi Baso Djaya | Publikasi: 24 Desember 2022 - 18:59
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Perjalanan ''Rakesh Central South Tour 2022'' dalam bidikan kamera
Aksi panggung Rakesh di panggung Rock In Celebes 2022 (Foto: Madhani Putro)

Hiruk skena musik independen di Kota Palu sesungguhnya tak pernah henti melahirkan pendatang baru dengan kualitas mumpuni. Salah satunya Rakesh. Kelompok musik yang namanya dicomot dari Bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata; raka yang artinya bulan purnama dan isya berarti penguasa yang kuat.

Fikri Tsani (vokalis), Riskan Ahmad (gitaris), Farid Pramudya (bassis), dan Ais Tompoh (drummer) kemudian memaknai nama band mereka dengan penguasa malam. Cocok dengan kebiasaan para personel yang nokturnal alias lebih banyak beraktivitas malam hari.

Merujuk arsip profil band ini dalam laman bah.asia, disebutkan bahwa Rakesh terbentuk pada 2021. Era ketika pandemi Covid-19 sedang mengganas. Momentum itu justru dimanfaatkan untuk mencipta dan berkarya. Maka brojol lagu; “Penguasa”, “Infidel”, dan “Benci Tak Mau Mengalah”. Semuanya dirilis sekaligus pada 20 Juni 2022.

Bermodal tiga materi kuat yang diaransemen kental dengan musik rock alternatif tadi, Rakesh menjajal berbagai panggung alias gigs di skena musik Kota Palu. Kuantitasnya sungguh tak hanya mencerminkan Rakesh sebagai penguasa malam, tapi juga penguasa panggung.

Rakesh mungkin salah satu yang takzim dengan ungkapan bahwa musik yang bagus pada akhirnya pasti akan menemukan pendengarnya. Pun berbanding lurus dengan makin banyaknya penggemar dan akhirnya tawaran manggung.

Merasa tidak cukup hanya beraksi di atas panggung acara-acara di Kota Palu, kuartet yang sedang berusaha merilis album penuh ini kemudian berinisiatif menggelar tur perdana. Tajuknya “Rakesh Central South Tour 2022”.

Sebuah perjalanan musikal melintasi beberapa tempat secara terencana itu mendapat sokongan penuh dari PT H.M. Sampoerna Tbk. Area Palu. Pihak-pihak lain seperti Enin Store, Suya Group, Taco Cart, dan Bring Archive History turut pula mendukung pelaksanaan tur ini.

Rute pergi pulang dari Palu ke Makassar mereka putuskan melalui jalan darat alias naik mobil. Bermodal bimbingan dari peta digital, 12 orang rombongan tur yang mengendarai Toyota Hilux dan Rush itu memulai perjalanannya sejak Kamis (8/12) petang, kelar mereka menuntaskan penampilan di Friendstage yang jadi titik mula.

Adapun titik-titik lain yang menjadi panggung persinggahan sepanjang tur tersebut adalah Pmancar.Com (10/12), Rock In Celebes (11), Kampung Buku (12/12), FamiliaxShow VIII (12/12), PSS XXVI Smansa (20/12), dan pamungkasnya jadi penampil dalam acara ESOM Lite (21).

Perjalanan kurang lebih sekitar 18 jam yang penuh kelok, pendakian, dan tentu saja penurunan tajam jelas menjadi pengalaman tak terlupa. Lelah sudah pasti mereka rasakan, tapi kebahagian mengguratkan sebuah pencapaian tinggi untuk ukuran band pendatang baru lebih membahagiakan.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
2
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
1
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Andika Pramulia: Festival Titik Temu harus tetap ada setiap tahun
Andika Pramulia: Festival Titik Temu harus tetap ada setiap tahun
Festival Titik Temu diharapkan mendorong terciptanya ekosistem musik di Kota Palu. Menjaga nyala api alias…
TUTURA.ID - Keteguhan Masriani Syukri mewujudkan asa menjadi penyanyi
Keteguhan Masriani Syukri mewujudkan asa menjadi penyanyi
Masriani Syukri turut ambil bagian dalam memperkaya dan memperkenalkan musik daerah Kaili ke ranah yang…
TUTURA.ID - Guritan Kabudul: Ternyata kami juga berperan menciptakan neraka di tanah surga
Guritan Kabudul: Ternyata kami juga berperan menciptakan neraka di tanah surga
Duo folk asal Tentena, Poso, yang sedang merekam lagu-lagu untuk album perdana. Judulnya Budaya Elok…
TUTURA.ID - Membangkitkan lagi kultur zine di Kota Palu
Membangkitkan lagi kultur zine di Kota Palu
Kultur memproduksi dan saling bertukar zine pernah mewarnai komunitas musik di Palu. Generasi muda yang…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng