Gelanggang olahraga alias Gelora telah lama menjadi bagian dari aktivitas warga Kota Palu. Apalagi selama 32 tahun masa pemerintahan Soeharto yang kita kenal dengan istilah Orde Baru, muncul slogan “memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat”.
Tambah lagi kehadiran istilah “Mens sana in corpore sano” dari Bahasa Latin yang bermakna di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat. Berbagai kegiatan olahraga getol dilaksanakan.
Lidah orang-orang Palu kemudian lebih mengakrabi Gelanggang Olahraga dengan sebutan GOR. Ada GOR Siranindi yang berlokasi di Jalan Moh. Yamin (Jalur Dua), GOR Beladiri Madani di Talise, dan GOR Gawalise di Duyu.
Seturut adanya sengketa kepemilikan lahan di atas GOR Siranindi berdiri, gedung tersebut sudah tak bisa lagi dimanfaatkan untuk beragam kegiatan. Padahal arena ini menyimpan banyak memori peristiwa olahraga dan panggung pertunjukan.
Entah berkaitan atau tidak, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah kemudian membangun satu lagi gelanggang olahraga. Namanya Gelora Bumi Kaktus (GBK) Palu di Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Talise, Kecamatan Mantikulore.
Berbeda dengan beberapa GOR di kota ini yang pengelolaan asetnya menjadi tanggung jawab KONI Sulteng, pengelolaan GBK Palu diserahkan kepada Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sulteng.
Sempat menyembul usulan agar pengelolaan GBK diberikan kepada pihak ketiga alias swasta. Tujuannya untuk mengurangi beban biaya pemeliharaan yang menyedot APBD sekaligus meningkatkan PAD.
GBK yang diresmikan 13 April 2021 menghabiskan anggaran senilai Rp43,6 miliar yang berasal dari APBD Sulteng. Dengan usia dan fasilitas yang terbilang baru, tak heran gedung itu menjadi pusat kegiatan setiap pergelaran olahraga.
Contohnya Turnamen Taekwondo Sulteng Open III Piala Gubernur, (19-22/1/2023), kemudian Turnamen Bola Voli Kapolri Cup Zona VI 2023 (4-8/8), dan Kualifikasi Futsal Grup G menuju PON XXI Aceh-Sumut yang belum lama ini berlangsung.
Walau menyandang nama gelora, fungsi GBK tak sebatas tempat penyelenggaraan pelbagai kegiatan sport.
Paling sering kita jumpai tentu saja jadi tempat perhelatan acara musik. Berderet konser ambil tempat di gedung berkapasitas sekira 4000 orang ini, antara lain “Euphoria Music Fest 2023” yang menghadirkan Ziva Magnolia dan Fiersa Besari, lalu konser Mario G. Klau, Vierratale, hingga “Konser Restoe Boemi” dengan penampil utama Dewa dan The Lucky Laki.
Selain itu, GBK juga pernah jadi lokasi acara Pelantikan DPC dan Srikandi Partai Demokrat yang dihadiri langsung Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (27/2).
Komunitas Stand Up Indo Palu tak ketinggalan memilih arena ini sebagai pusat penyelenggaraan Haha Hihi Fest pada 4 November 2023.
Pendeknya GBK yang fungsi utamanya sebagai training center para atlet daerah ini mengakomodir semua acara alias menjadi gedung serbaguna. Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Dispora Sulteng Alfina A. Deu.
"Event olahraga boleh, masyarakat juga boleh, tergantung jadwal yang kosong. Kadang dilakukan wisuda, kadang digunakan orang luar dalam rangka peringatan hari-hari besarnya," ungkapnya saat ditemui Tutura.Id di ruang kerjanya, Kamis (2/11) siang.
Keputusan ini sempat memicu protes dari para insan olahraga serta pengurus cabang olahraga di Palu. Penggunaan GBK untuk acara-acara lain, semisal konser musik, dikhawatirkan merusak fasilitas olahraga yang terpasang di sana. Contohnya saja matras futsal.
Pun demikian, pihak Dispora Sulteng bergeming. Mereka tetap dengan keputusan semula.
Bagi pihak-pihak yang ingin menyewa GBK sebagai tempat acara, Alfina membeberkan prosedurnya. Paling awal mengajukan surat peminjaman kepada Dispora Sulteng. Setelahnya Dispora akan memasukkan kegiatan yang diajukan ke dalam daftar tunggu.
Adapun tarif sewa yang harus dibayarakan pihak penyewa sebesar Rp500 ribu per hari. Tarif sewa itu nantinya masuk dalam kas Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sulteng seperti termuat dalam Peraturan Daerah.
Selain untuk sewa gedung, penyewa juga harus merogoh kocek untuk retribusi kebersihan dan menyetor uang jaminan. "Kalau ternyata tidak ada yang rusak, maka uang jaminan itu akan dikembalikan," tambah Alfina.
Terkait besaran uang kebersihan dan jaminan yang harus dikeluarkan penyewa, Alfina tidak menyebutkan angka pasti sebab tergantung skala dan durasi acara. Semuanya tentatif.
Menanggapi rumor tentang adanya biaya lain berupa uang pemeliharaan gedung yang juga dibebankan kepada penyewa, Alfina tegas membantah.
"Biaya pemeliharaan tidak dibebankan kepada peminjam. Yang dibebankan itu biaya ketika melaksanakan aktivitas, kemudian ada sampah, itulah yang disepakati antara peminjam gedung dengan pengelola," pungkas Alfina.
Gelora Bumi Kaktus GBK Palu gelanggang olahraga GOR GOR Siranindi GOR Gawalise GOR Madani Dispora Sulteng KONI Sulteng Pemprov Sulteng gedung serbaguna konser musik arena olahraga