Unsafe jadi wujud terbaru Rapakasa yang meluncurkan maxi-single
Penulis: Andi Baso Djaya | Publikasi: 5 Juni 2023 - 21:27
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Unsafe jadi wujud terbaru Rapakasa yang meluncurkan maxi-single
Para personel Unsafe (dari kiri); Dian (gitaris), Bintang (vokalis dan bassis), dan Vikran (drummer) | Sumber: Bah.Asia

Rupanya tak hanya matahari yang sedang panas-panasnya menyinari Palu. Geliat kancah musik independen di kota ini juga sedang berada dalam titik serupa.

Lagu demi lagu dirilis secara beruntun dalam waktu berdekatan. Pekarangan, Rakesh, Scarhead Barricade, Bani Bunyi, Fredxel, Lil Rap aka Rhizaldi, The Mangge, Prince of Mercy, hingga band yang cukup lawas, Sweet Layla, hanya segelintir nama yang telah memanaskan atmosfer skena musik independen di Lembah Palu.

Mereka tak hanya menawarkan keberagaman musikal bagi para penikmat musik, khususnya di Palu, tapi juga kerap berkesempatan menjajal berbagai panggung pementasan.

Tentu ini menjadi pertanda yang menyenangkan. Bahwa kita tak lagi sekadar penikmat, tapi juga turut menjadi pelaku.

Suguhan karya berikutnya yang baru saja rilis datang dari kelompok Unsafe yang membaurkan ramuan punk rock grunge.

Trio ini terbentuk sejak akhir 2021. Personelnya terdiri dari Bintang Toar Mangaribi (vokalis dan bassis), Dian Pranata (gitaris), dan Muhammad Vikran (drummer).

Kala itu masih mengusung nama Rapakasa. Memasuki pergantian tahun 2023, mereka sepakat bersalin rupa menjadi Unsafe.

Melalui identitas baru ini mereka secara teratur merilis single demi single. Rilisan pertama berjudul “Cendala” meluncur April silam.

Melalui lagu tersebut, Unsafe coba menumpahkan segala kritikan mereka terhadap “sang pengatur”.

Apa yang mereka maksud dengan sosok tersebut adalah orang-orang berkuasa yang memaksakan kehendaknya agar dituruti oleh orang lain.

“Begitu, kan, agak risih, ya. (Padahal) kami juga punya cara sendiri. Ya, mungkin karena sang pengatur ini merasa punyai kekuasan lebih tinggi terhadap kami semua,” demikian pernyataan band ini dalam siaran persnya kepada Tutura.Id, Senin (5/6/2023).

Memasuki pertengahan Mei, tiba giliran lagu “Selebrasi” mereka rilis. Berbeda dengan single pertama yang dirilis hanya dalam bentuk audio di berbagai layanan musik dalam jaringan, “Selebrasi” mereka lepas dalam bentuk audio dan video live session.

Sesi perekaman video penampilan langsung mereka telah berlangsung sejak November 2022. Dalam prosesnya, mereka banyak dibantu oleh kerabat-kerabat dekat yang sangat antusias membantu Unsafe.

Peran serta dan keterlibatan teman-teman para personel Unsafe seolah menebalkan makna lirik “Selebrasi” yang berkisah soal jalinan pertemanan.

“Tak ada benci membekas di sini
Masalah jangan dipendam sendiri
Jauhkan diri dari penyakit hati
Lepaskan saja
Tuangkan di sini.”

Berselang tak lama kemudian, tepatnya awal bulan ini, Unsafe mengeluarkan lagi single bertajuk “Rasio 2:1”. Sebuah lagu yang menceritakan banyaknya drama yang tak kunjung selesai dalam satu lingkup pergaulan. Drama yang pada akhirnya membatasi kedekatan antara satu dengan yang lainnya.

Ketiga lagu yang diluncurkan tersebut merupakan bagian dari proyek maxi-single yang sejak awal telah direncanakan band.

Bagi para penikmat musik yang tumbuh besar ketika album format piringan hitam (PH) dan cakram padat (CD) masih berjaya, maxi-single bukan istilah asing. Frasa tersebut merujuk durasi atau kemampuan sekeping PH atau CD menyimpan lagu.

Lantaran diameter atau bentuk sekeping cakram maxi-single sedikit lebih kecil dibandingkan versi reguler yang biasa digunakan untuk merekam album penuh, maka kemampuan menyimpan lagunya juga terbatas. Biasanya hanya 2-3 lagu saja.

Walaupun era medium fisik sebuah album musik kini tak lagi terlalu populer, istilah maxi-single tetap awet digunakan untuk merujuk rilisan sebuah band yang hanya terdiri dari 2-3 lagu. Sekalipun bentuknya telah menjadi berkas digital.

Beberapa band asal Indonesia yang telah merilis karya dalam bentuk ini, antara lain Croud, Nut, Swellow, dan The Kuda.

Khusus proyek perilisan maxi-single milik Unsafe, prosesnya berlangsung selama empat bulan. Sesi perekaman, mulai dari vokal, gitar, dan bass, mereka lakukan di studio rumahan milik Bintang. Beda halnya dengan take drum yang berlangsung di studio rekaman komersil di Palu.

Sementara proses mixing dan mastering dipercayakan kepada Agus Dabo, vokalis dan gitaris kelompok Hotdog in Blue yang sudah malang melintang di skena musik independen kota ini.

Proyek perkenalan Unsafe dalam rupa maxi-single ini sudah bisa didengarkan melalui berbagai platform musik digital.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
2
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Kolaborasi visual Fredxel dan Charles Edward dalam videoklip ''Riuh dalam Dada''
Kolaborasi visual Fredxel dan Charles Edward dalam videoklip ''Riuh dalam Dada''
Kekuatan "Riuh dalam Dada" yang dilantunkan Fredxel bikin Charles Edward, pemilik Kumbaja Photo, terpincut dan…
TUTURA.ID - The Panturas: Duta Jatinangor yang berlayar dengan surf rock
The Panturas: Duta Jatinangor yang berlayar dengan surf rock
Para personel The Panturas kompak mengatakan Jatinangor paling pas jadi tujuan wisata pendidikan. Tempatnya para…
TUTURA.ID - Pemanasan Rakesh jelang perilisan debut album penuh
Pemanasan Rakesh jelang perilisan debut album penuh
Rakesh resmi merilis single terbaru yang bakal mengisi album penuh perdana mereka. Menghadirkan Dique (vokalis)…
TUTURA.ID - Kiprah pengamen sang pelestari lagu daerah Kaili
Kiprah pengamen sang pelestari lagu daerah Kaili
Lima pemusik jalanan dengan wilayah jelajah berbeda. Kerap tampil bersama di SPBU Imam Bonjol, Palu.…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng