Berbagai usaha mendapatkan Piala Adipura
Penulis: Juenita Vanka | Publikasi: 5 Maret 2024 - 18:35
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Berbagai usaha mendapatkan Piala Adipura
Wali Kota Palu Hadianto Rasyid (kanan) saat menerima trofi Anugerah Adipura 2023 | Sumber: tangkapan layar akun YouTube PPIDKemenLHK

“Piala Adipura ini dipersembahkan untuk semua warga Palu yang mau bersusah payah mengubah kebiasaan-kebiasaan lama. Jalan masih panjang, masih banyak yang harus kita perbaiki. Semoga Allah ridho, sekali lagi terima kasih,” tulis Hadianto Rasyid dalam unggahannya di Instagram usai menerima trofi Anugerah Adipura di Auditorium Manggala Wanabhakti, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta Pusat, Selasa (5/3/2024).

Selain Palu, wilayah di Sulawesi Tengah yang turut meraih Anugerah Adipura adalah Kabupaten Morowali dan Parigi Moutong yang diterima oleh bupati masing-masing.

Sejak 1986, KLHK (dulu bernama Kementerian Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup) setiap tahun memberikan penghargaan Adipura, kecuali saat krisis moneter 1998-2002 dan pandemi Covid-19 (2020-2022).

Penghargaan Adipura diberikan pemerintah daerah kabupaten/kota yang dianggap berhasil membangun pengelolaan sampah dan ruang terbuka hijau yang bersih, teduh, dan berkelanjutan.

Lantaran jadi penghargaan tertinggi soal kebersihan lingkungan di Indonesia, setiap kota berlomba meraih Piala Adipura dan beroleh julukan sebagai “Kota Bersih”.

Kota Palu sejak awal program Adipura berjalan paling banter hanya kebagian sertifikat sonder trofi. Sertifikat pertama diberikan pada 1995 saat era kepemimpinan Rully Lamadjido. Hampir dua dekade berselang, sertifikat serupa diberikan kepada Rusdy Mastura yang menjabat wali kota pada 2012.

Sertifikat Adipura merupakan satu dari empat penghargaan Program Adipura. Levelnya setingkat di atas plakat Adipura, tapi masih di bawah Anugerah Adipura dan Adipura Kencana sebagai level tertinggi.

Daerah penerima sertifikat ini dinggap sudah memperlihatkan peningkatan kinerja lingkungan hidup yang baik dan jika bisa ditingkatkan akan berpeluang meraih Anugerah Adipura tahun berikutnya.

Sejak pertama kali menjabat Wali Kota Palu pada 26 Februari 2021, Hadianto Rasyid bersama Reny Lamadjido sebagai wakil telah menargetkan Anugerah Adipura dalam salah satu dari 53 program kerja yang hendak diwujudkan.

Tahun lalu, kesempatan tersebut lepas. “Tahun 2021 saya baru dilantik, kemudian kita berhadapan dengan Covid-19, infrastruktur kita juga belum cukup, terus kamu mengharapkan Adipura 2022, mikir kamu!” ujar Hadi mengomentari kegagalan Palu meraih penghargaan Adipura (1/3/2023).

Ambisi meraih Piala Adipura tak surut. Pemkot Palu terus berbenah agar bisa memenuhi hasil maksimal dalam setiap indikator pokok Adipura yang mencakup pengelolaan sampah, luas ruang terbuka hijau, pengendalian saluran dan pencemaran air, serta pencemaran udara.

Ada lagi indikator nonfisik yang meliputi aspek-aspek penting dalam pengelolaan lingkungan, antara lain komitmen pemerintah daerah, kelembagaan, kepemimpinan, dan partisipasi masyarakat.

Kami coba menyarikan beberapa upaya Pemkot Palu demi mewujudkan asa meraih Piala Adipura.

Aktivitas di TPA Kawatuna (Foto: Dwi Efrian/Tutura.Id)

Revitalisasi TPA Poi Panda Kawatuna

Kolaborasi dengan United Nations Development Programme (UNDP) menyelesaikan revitalisasi TPA Kawatuna dalam upaya mengoptimalkan pengelolaan sampah. Lokasi ini mengalami kerusakan imbas gempa bumi hebat yang melanda Palu pada 2018.

Ada beberapa fasilitas yang dibangun di TPA ini, antara lain instalasi pengolahan air sampah, pembangunan sel-3 untuk menampung sampah sebelum ditutup dengan tanah lengkap dengan sistem pengumpulan gasnya, dan penutupan sel sampah yang sudah penuh.

Selain itu, UNDP juga membangun fasilitas pendukung, seperti jalan, drainase, pagar perimeter, zona penyangga, Kantor TPA, bengkel alat berat, rumah pemilahan material, dan pos jaga.

TPA Kawatuna juga telah menerapkan Sistem Sanitary Landfill, sebuah metode pengelolaan sampah yang lebih modern untuk menggantikan sistem open dumping.

Sampah dimusnahkan dengan cara membuang dan menumpuk sampah di lokasi yang cekung, memadatkannya, dan kemudian menimbunnya dengan tanah yang dapat meminimalisir dampak pencemaran air, tanah, maupun udara, sehingga lebih ramah lingkungan.

Perwali pembatasan penggunaan kantong plastik

Menindaklanjuti tegaknya pelaksanaan Peraturan Wali Kota Palu Nomor 40 Tahun 2021 tentang Pembatasan Penggunaan Kemasan Plastik Sekali Pakai dan Styrofoam, Hadiantor Rasyid mengeluarkan Surat Edaran Wali Kota Palu Nomor 100.3.4.3/2591/DLH/2023.

Isinya meminta seluruh ritel modern, restoran, warung makan, dan apotek tidak menggunakan plastik sekali pakai untuk membungkus belanjaan konsumen. Pun konsumen juga harus membiasakan diri membawa kantong kain yang masa pakainya berulang sebagai ganti plastik

Melansir Antaranews, penerapan tersebut berhasil menurunkan volume sampah plastik hampir 50% dari yang semula 220 ton per hari menjadi rata-rata 123 ton per hari ke TPA Kawatuna.

Salah satu truk angkut sampah sedang menuju TPA Kawatuna (Foto: Dwi Efrian/Tutura.Id)

Penambahan truk sampah

Medio 2023, Dinas Lingkungan Hidup Kota Palu mendapat tambahan 22 truk angkut sampah sehingga totalnya menjadi 70 unit.

Semua armada baru terdiri dari mobil bak terbuka. Masing-masing kelurahan mendapatkan satu atau dua kendaraan pengangkut sampah agar upaya pengelolaan sampah di Kota Palu lebih optimal.

Menaikkan gaji anggota Padat Karya

Per januari 2024, Pemerintah Kota Palu meningkatkan gaji para anggota Padat Karya yang semula Rp740 ribu menjadi Rp1 juta. Kenaikan gaji tersebut sebagai bentuk penghargaan kepada garda terdepan pengelolaan sampah di Kota Palu.

Ada sekitar 3.500 orang yang diberdayakan Pemkot Palu dalam program Padat Karya. Tugasnya membersihkan fasilitas publik dan ruang-ruang umum dengan komposisi empat hingga enam pekerja per 200 meter. Mereka terbagi menjadi dua jam kerja; pagi dan sore.

Taman Nasional Bundaran Hasanuddin yang diresmikan 29 Desember 2022 (Foto: Dwi Efrian/Tutura.Id)

Pembangunan RTH

Salah satu yang tampak mencolok sejak masa kepemimpinan Hadi. Undang-Undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang telah mengamanatkan bahwa proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30 persen dari luas wilayah kota.

Jika UU tersebut menjadi acuan, maka Wakil Wali Kota Palu Reny Lamadjido mengeklaim Pemkot Kota Palu sejak 2022 telah memiliki 32% RTH.

Sementara jika yang menjadi rujukan adalah Peraturan Menteri ATR/BPN No. 14 tahun 2022 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan RTH, Pemkot Palu baru memiliki 4,9% RTH Publik. Jauh dari batas minimal pemenuhan 20% RTH Publik dari luas Wilayah Kota/Kawasan Perkotaan.

Oleh karena itu, Pemkot Palu gencar membangun RTH publik, mulai dari taman nasional, taman-taman ukuran kecil di sudut kota, hingga memanfaatkan lahan-lahan terbatas milik pemkot lainnya untuk menanam hortikultura bekerja sama dengan kelompok tani perempuan.

Pembangunan infrastruktur pengendali banjir

Saban hujan deras, banyak titik di Kota Palu pasti kebanjiran. Minimal menimbulkan genangan air. Setelah surut, giliran sampah berserakan memenuhi jalanan. Pemkot Palu berusaha memperbaiki dan membersihkan saluran drainase dari sedimentasi agar kembali berfungsi normal.

Hadi juga mengimbau warga untuk membiasakan diri tidak membuang sampah sembarangan, terutama di saluran air, yang berpotensi menimbulkan genangan air dan mengotori lingkungan.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
0
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Festival Media II di Palu: Antara kolaborasi dan promosi
Festival Media II di Palu: Antara kolaborasi dan promosi
Festival Media II bertema "Aksi Media untuk Perubahan Iklim dan Energi Baru Terbarukan" sukses…
TUTURA.ID - Sulteng: Provinsi paling padat modal asing pada kuartal pertama 2023
Sulteng: Provinsi paling padat modal asing pada kuartal pertama 2023
Sulteng masuk lima besar provinsi dengan investasi terbesar pada kuartal pertama 2023. Bila lebih spesifik…
TUTURA.ID - Gumbuyo, lantunan syair suku Lauje yang sarat doa dan sumber pesan leluhur
Gumbuyo, lantunan syair suku Lauje yang sarat doa dan sumber pesan leluhur
Sulawesi Tengah kaya dengan tradisi lisan. Syair-syair doa penuh makna dalam gumbuyo lestari di lidah-lidah…
TUTURA.ID - Fraksi Bersih-Bersih Sulawesi Tengah tuntut perusahaan tambang tidak gunakan PLTU
Fraksi Bersih-Bersih Sulawesi Tengah tuntut perusahaan tambang tidak gunakan PLTU
Lima NGO asal Sulawesi Tengah menyerukan transisi hijau untuk membersihkan industri nikel dari penggunaan pembangkit…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng