Hutan Kota Palu yang kini meranggas
Penulis: Syahrul Wardana | Publikasi: 25 November 2023 - 23:58
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Hutan Kota Palu yang kini meranggas
Salah satu taman yang ada di dalam area Hutan Kota Palu (Foto: Syahrul Wardana/Tutura.Id)

Taman Hutan Kota Kaombona jadi nama resminya merujuk dokumen Peraturan Wali Kota Palu Nomor 9 Tahun 2019. Kala itu jadi salah satu ikhtiar Hidayat, M.Si. selaku wali kota untuk menjadikannya lokasi wisata baru yang hijau nan teduh di tengah hiruk dan teriknya matahari.

Lokasi pembangunannya terletak di area perbukitan Jabal Nur, Kelurahan Talise, Kecamatan Mantikulore. Memanfaatkan lahan seluas 65 hektare yang dulunya kawasan arboretum, tempat berbagai pohon ditanam dan dikembangbiakkan untuk tujuan penelitian atau pendidikan. Pengunjung bisa leluasa memandang Teluk Palu dari kawasan ini.

Agar dapat menarik lebih banyak pengunjung, dengan tidak menghilangkan fungsinya sebagai taman hutan kota, ditambahkan berbagai sarana dan prasarana, semisal arena olahraga, pasar seni, pusat jajanan kuliner, penyewaan mainan anak-anak, hingga pembuatan jalan, listrik, hingga drainase.

Beragam fasilitas tadi sukses menyedot perhatian warga untuk datang berbondong. Menjadikannya lokasi rekreasi baru yang menyenangkan bersama handai tolan dan keluarga.

Kehadiran taman hutan kota ini jadi semacam opsi setelah lokasi rekreasi di Anjungan Pantai Talise hancur lebih terkena hantaman tsunami pada 2018.

Masih terbayang betapa ramai Hutan Kota Palu, nama lain kawasan ini, saban sore hingga malam. Jumlah tersebut bisa berlipat saat akhir pekan tiba.

Ada yang datang sekadar ingin menghirup udara segar di tengah rimbunnya pepohonan, menjajal berbagai spot untuk melakukan swafoto, mencicipi beragam menu makanan dan minuman di kafe, hingga jadi tempat berolahraga, khususnya joging.

Area pepohonan di Hutan Kota Palu yang kondisinya kini telah mengering (Foto: Syahrul Wardana/Tutura.Id)

Pemandangan tadi rupanya tak bertahan lama. Saat mencoba mendatangi lagi kawasan ini, Kamis (23/11/2023), kondisinya telah jauh berbeda.

Pepohonan yang dahulu rindang kini mengering. Taman-taman tempat berswafoto tampak tak terawat. Rumput mulai meninggi. Stan UMKM pun terlihat rapuh, bahkan sebagian telah roboh.

Lantaran kondisinya yang sudah tidak terawat, jumlah pengunjung juga berkurang drastis. Hanya ada beberapa fasilitas yang masih memungkinkan untuk menjadi tempat nongkrong di sore hari, seperti di area rumput statis dan tribun.

Aktivitas masyarakat di sekitar kawasan ini jadi tampak sedikit hidup karena lokasinya berdekatan dengan lokasi hunian sementara warga penyintas bencana. Ada juga Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kota Palu.

Gambaran hutan kota yang menyediakan tempat asri, nyaman, dan aman untuk jadi tempat rekreasi warga kini telah berubah 180 derajat. Beberapa aksi kriminal bahkan terjadi di lokasi ini.  

Ambil contoh kejadian pada 13 September 2023. Tim Perintis Presisi Polda Sulteng berhasil membekuk dua pelaku pemalakan. Selain itu pada 13 Juni 2023, terjadi begal payudara yang korbannya seorang wartawan.

Kondisi Taman Hutan Kota Kaombona yang kini meranggas popularitasnya bikin sejumlah pedagang kecil jadi nestapa.

"Dengan keadaan seperti ini sepi. Dulu saya di depan jalan ini sempat berjualan jagung bakar, laris. Saya punya anak di sebelah jual sosis" ujar Sri Tini Haris (54), salah satu pedagang dan penyintas yang tinggal di huntara dekat hutan kota, saat ditemui Tutura.Id.

Kondisi bangunan beberapa stan jajanan di Hutan Kota Palu yang kini tak berpenghuni lagi (Foto: Syahrul Wardana/Tutura.Id) 

Lahan Hutan Kota Palu sejatinya aset milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah. Pemerintah Kota Palu melalui Hidayat, M.Si. mengajukan status pinjam pakai kepada Longki Djanggola yang saat itu menjabat gubernur.

Saat masa pinjam pakai berakhir tahun lalu, pengelolaan kawasan ini jadi terlunta dan tak terurus.

Hadianto Rasyid yang jadi suksesor Hidayat mengaku telah meminta agar kepemilikan aset lahan tersebut diserahkan sepenuhnya kepada Pemkot. Pengajuan tersebut kenyataannya tak berbalas.

Otomatis segala hal yang berkaitan dengan pengelolaan telah berpindah ke tangan Pemprov sebagai pemilik lahan.

Lantas mengapa sejak tahun lalu hingga sekarang kondisi hutan kota ini dibiarkan terbengkalai? Menurut keterangan Suastina Pakamundi selaku Kepala Bidang Aset Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Prov. Sulteng, Berita Acara Serah Terima kembali aset lahan tersebut baru resmi ditandatangani Gubernur Rusdy Mastura pada 24 November 2023.

"Baru diserahkan, makanya kesannya terbengkalai," imbuh Suastina saat ditemui Tutura.Id di kantornya, Jumat (24/11).

Nantinya pengelolaan Taman Hutan Kota Palu diserahkan kepada Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Prov. Sulteng, yang juga mengelola Gelora Bumi Kaktus. Sudah ada beberapa masterplan yang digagas, namun saat ini sedang dalam proses.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
0
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Diar Filateli: Revisi Taman Taiganja bukan terkait fasilitasnya
Diar Filateli: Revisi Taman Taiganja bukan terkait fasilitasnya
Taman Taiganja yang jadi salah satu ruang publik kebanggaan warga Sigi memasuki pembangunan tahap kedua.…
TUTURA.ID - Mengatasi persoalan krisis lahan makam di Kota Palu
Mengatasi persoalan krisis lahan makam di Kota Palu
Di balik siluet Kota Palu yang menawan, terselip kekhawatiran tentang krisis lahan pekuburan. Pengelolaan makam…
TUTURA.ID - Harapan dan realita di kawasan wisata kuliner
Harapan dan realita di kawasan wisata kuliner
Diresmikan sejak awal 2023, “Wisata Kuliner Teluk Tomini” terlihat lengang. Banyak pedagang yang tidak buka,…
TUTURA.ID - Tekad menciptakan Kota Palu bebas juru parkir liar
Tekad menciptakan Kota Palu bebas juru parkir liar
Kadis Perhubungan Kota Palu dan Kodim 1306 Donggala-Palu akan menindak tegas para juru parkir liar…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng