Hadianto Rasyid: Jalan-jalan politik itu wajar
Penulis: Robert Dwiantoro | Publikasi: 22 September 2023 - 21:11
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Hadianto Rasyid: Jalan-jalan politik itu wajar
Wali Kota Palu Hadianto Rasyid saat meladeni permintaan wawancara Tutura.Id di ruangannya (18/9/2023) | Foto: Robert Dwiantoro/Tutura.Id

Aktivitas di ruang kerja wali kota Palu tampak ramai meski waktu telah menunjukkan pukul 17.00 WITA, Senin (18/9/2023). Belasan pegawai hilir mudik, beberapa yang lain sibuk menata sejumlah dokumen.

Pemandangan itu kelihatan wajar. Maklum, di dalam ruangan itu masih ada Hadianto Rasyid, orang nomor satu di Kota Palu. Hadi—sapaan karib Sang Wali Kota—baru saja menggelar rapat bersama beberapa pejabat di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Palu.

Usai menandatangani sejumlah dokumen, Hadi menghampiri kami. "Apa yang kita mau diskusikan ini?" Sapa Hadi seraya menjabat tangan Robert Dwiantoro, Anggra Yusuf, dan Pintara Dinda Syahjada dari Tutura.Id.

Sore itu, kami mengobrol soal kinerjanya sebagai wali kota, pembangunan daerah, dan polemik di sekitarnya. Termasuk gelagat ingin bertarung dalam bursa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sulteng 2024.

Saat masa kampanye Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Palu 2020, Hadi dan Reny Arniwaty Lamadjido mengusung 53 janji politik yang akan ditunaikan selama lima tahun. Tetapi karena adanya penyesuaian masa jabatan kepala daerah hasil Pilkada Serentak 2020, maka Hadi-Reny hanya akan menjabat selama kurang lebih tiga tahun saja.

Sejak dilantik pada 26 Februari 2021, Hadi tancap gas merealisasikan 53 program politiknya. Membawa Kota Palu meraih Adipura jadi salah satu yang paling getol ingin diwujudkannya.

Beragam cara dilakukan untuk menggolkan niat tersebut, mulai dari penambahan petugas kebersihan, pembelian mobil sampah, hingga menerbitkan aturan denda buang sampah sembarangan, dan pembatasan plastik sekali pakai.

Ternyata beragam ikhtiar tadi belum cukup membuat Palu beroleh penghargaan sebagai kota yang dianggap berhasil dalam hal kebersihan serta pengelolaan lingkungan.

Ketua Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Sulteng itu punya alasan sendiri. “Adipura bukanlah tujuan akhir. Tetapi, menjadi trigger bagi kita semua untuk sama-sama kasih bersih Kota Palu,” kata Hadi.

Hal lain yang turut mengemuka, setidaknya dalam kurun setahun terakhir, sosok Hadi mencuat dalam bursa Pilkada Sulteng 2024. Namanya muncul bersama Rusdy Mastura, Hidayat Lamakarate, Anwar Hafid, Mohamad Irwan, Reny Lamadjido, dan Nilam Sari Lawira.

Mantan anggota DPRD Palu dan Sulteng itu juga kerap mengunjungi sejumlah daerah di Sulteng. Aktivitas yang seolah kian mengentalkan gelagat ingin naik level. Menjadi orang nomor satu dalam skala provinsi.

Dukungan kepada Hadi juga tersirat dalam sejumlah pertemuannya dengan warga, termasuk ragam komentar warganet yang terpampang via akun Instagram @hadiantorasyid.

Kepada Tutura.Id, politisi Hanura itu menjawab beragam polemik hingga tudingan yang menyeret namanya dalam pusaran, termasuk soal Pemilu dan Pilkada Serentak 2024. Berikut petikannya.

Wali Kota Palu Hadianto Rasyid berupaya meninggalkan legacy kepada suksesornya dengan menetapkan standar yang baik dalam hal pelayanan kepada masyarakat | Foto: Robert Dwiantoro/Tutura.Id

Berapa persentase realisasi 53 janji politik Anda bersama Reny Lamadjido selama memimpin Kota Palu?

Kalau kita bicara tentang kualitas, sesuai dengan apa yang terjadi harusnya 39 persen. Tapi, kalau kita berbicara tentang kuantitas sudah 80 persen.

Dari 53 janji politik itu, ada item program Rp4 miliar setiap kelurahan dan Rp2 miliar lagi untuk kelurahan mantap. Apa sebenarnya yang jadi pembeda?

Program Rp4 miliar setiap kelurahan ini program penguatan UMKM. Termasuk dalam program bantuan kepada masyarakat. Misalnya, pada tahun 2022 kita salurkan bantuan 4.000 paket penguatan ekonomi masyarakat. Begitu juga tahun 2023. Ini ada hitung-hitungannya.

Sedangkan Rp2 miliar bagi kelurahan mantap itu dimaksudkan supaya masyarakat menjadi partisipatif dalam mewujudkan kelurahan yang asri, nyaman, dan banyak hal lainnya. Dalam program kelurahan mantap ini akan dipilih mana kelurahan yang terbaik sesuai indikator yang kita buat.

Peringkat pertama akan diberikan Rp1 miliar, peringkat kedua Rp600 juta, dan seterusnya. Mau diapakan insentifnya? Itu sepenuhnya ditentukan oleh masyarakat.

Tahun lalu Anda juga menggulirkan program 1.000 beasiswa untuk keluarga kurang mampu. Hingga tahun ini baru 155 yang terealisasi. Bagaimana merealisasikan sisanya dengan masa jabatan yang kurang dari setahun lagi?

Kami berharap ini bisa tercapai secara optimal.

Contoh lain, kami menjanjikan 1.000 perahu untuk nelayan, tapi ternyata nelayannya tinggal 300 orang. Selebihnya sudah alih profesi. Nah, ini sama seperti target beasiswa. Programnya masih terus berjalan. Kami berusaha optimal untuk membantu anak-anak dari keluarga tidak mampu.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Tutura.Id (@tutura.id)

Palu Adipura menjadi salah satu program unggulan. Sejak 2021, Anda gencar memantau program di lapangan. Tapi belakangan performa menuju Palu Adipura mulai menurun. Apakah karena tidak mencapai  target?

Kalau dibilang performa menurun itu tidak. Malah perubahan kesadaran masyarakat menjadi lebih baik. Sekarang begini, kita mau cari sampah atau tertibkan sampah di mana lagi? Kan sudah berkurang?

Alhamdulilah, sejauh ini masyarakat sudah tahu kapan mengeluarkan sampahnya. Petugas kebersihan juga sudah berjalan dengan teratur. Lingkungan sudah mulai rapi, kerja padat karya tidak lagi berkerumun karena tiap 100-200 meter satu orang saja yang kerja.

Kemudian, setiap hari kami padat karya ini kerja bakti. Setiap Sabtu kerja bakti massal sudah diarahkan oleh kecamatan masing-masing.

Jadi, kalau misalnya ada kesan mulai kendor lagi. Kita pantau, kita dorong, dan kita follow up lagi.

Berarti Anda tak lagi menargetkan Piala Adipura?

Sekali lagi saya bilang, masalah Adipura ini bukan tujuan akhir. Justru menjadi trigger supaya kita jaga kebersihan kota ini. Semangat meraih Adipura ini kita jadikan sebagai senjata.

Saya sering bertemu dengan pejabat kementerian (KLHK, red), saya bilang kalau Kota Palu tidak terlalu berpikir tentang penghargaan. Karena kalau bekerja supaya dapat penghargaan, dibikin berita, selesai.

Sebagai wali kota, saya tidak mau hanya seperti itu. Saya bekerja sebaik mungkin, meskipun ada kekurangannya. Tetapi, paling tidak bisa jadi contoh. Ada pondasi buat wali kota berikutnya.

Karena tidak mungkin saya bisa menyelesaikan urusan di Kota Palu dalam waktu satu periode ini. Misalnya, seperti 1.000 beasiswa tadi. Jadi, kalau sudah selesai 1.000 lantas tidak ada lagi program beasiswa? Ini saya maksud sebagai pesan untuk pemimpin berikutnya.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Hadianto Rasyid (@hadiantorasyid)

Setiap akhir pekan Anda sering jalan-jalan mengunjungi berbagai daerah. aktivitas ini dianggap sinyal menuju Pilkada Sulteng 2024. Tanggapan Anda?

Jalan-jalan politik seperti itu wajar. Apalagi saya sebagai ketua Partai Hanura Sulteng. Semua partai politik, termasuk Partai Hanura, akan menghadapi Pemilihan Legislatif 2024.

Jalan-jalan politik ini hanya sebatas melihat sejauh apa kesiapan Partai Hanura di daerah menjelang Pemilu 2024.

Apakah Anda tidak melihat peluang lain untuk masuk dalam bursa Pilkada Sulteng?

Saya belum melihat peluang lain karena masih fokus di Kota Palu dan menghadapi Pileg 2024.

Tetapi, banyak suara yang mendukung Anda untuk maju di Pilkada Sulteng 2024...

Yang berpikir begitu, kan, mungkin cuma komiu (kamu). Ha-ha-ha. Masyarakat sekarang ini masih melihat mana yang lebih dekat, yakni Pileg 2024.

Apakah sempat bertemu atau sekadar berkomunikasi dengan Anwar Hafid, Hidayat Lamakarate, dan Mohamad Irwan yang notabene juga ramai masuk bursa Pilkada Sulteng 2024?

Sejauh ini tidak ada pertemuan khusus. Tetapi, kalau komunikasi pasti ada.

Kalau jumpa Anwar Hafid di Jakarta, saya pasti menyapa. Beberapa waktu lalu bertemu dengan Hidayat Lamakarate di airport, saya juga menyapa beliau. Kalau dengan Pak Bupati Sigi malah sering saya bilang, "Assalamualaikum, tuaka (kakak, red.)." Saya asyik-asyik saja.

Berarti belum ada komunikasi atau pembahasan sedikit tentang Pilkada Sulteng 2024?

Tidak ada pembahasan terkait itu.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Tutura.Id (@tutura.id)

Hal lain yang juga masih ramai jadi topik pembicaraan soal polemik pembangunan New Tatura Mall yang terbengkalai...

Saya tidak tahu seperti apa polemiknya, karena Mall Tatura itu ada manajemennya. Pembangunan ulang Mall Tatura menelan anggaran hampir Rp500 miliar.

Saya berpikir, Pemkot Palu mau meminjam dana sebanyak itu karena kebutuhannya mendesak? Mendingan dialihkan untuk bangun yang lain, misalnya Pasar Inpres Manonda.

Berarti tak ada kabar baik terkait keberlanjutan pembangunan Mall Tatura?

Saya sudah beri ruang dan kasih jalan, apakah pembangunan ulang modelnya joint, menarik investor, atau seperti apa peluangnya tetap saya buka.

Jika akhirnya ada yang bersedia mendanai pembangunan Mall Tatura, bagaimana?

Saya terbuka jika ada yang mau joint atau berinvestasi. Tetapi perlu dicatat, bahwa jangan sampai mengubah atau menghilangkan saham Pemkot Palu.

Silakan bangun dan mengelola mall. Tinggal nanti pembagiannya Pemkot Palu dapat 20 atau 30 persennya, selebihnya untuk pengelola. Intinya anggaran yang dikucurkan bermanfaat bagi semua, dan tidak menimbulkan kerugian.

Polemik soal perluasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kawatuna juga menyeret nama Anda...

Masalahnya bukan pada saya seperti tudingan beberapa pihak. Masalah TPA Kawatuna ini sudah ada sejak enam tahun lalu dan itu tidak diselesaikan, itu pun baru saya ketahui tahun lalu.

Kemudian, para pemilik lahan dikumpulkan dan dianggarkan agar mereka dapat haknya pada tahun 2023. Ketika mau diselesaikan Januari 2023, ternyata ada aturan ketat terkait pembebasan lahan. Harus melewati aturan ini dan itu.

Padahal sudah niat mau diselesaikan, tapi ternyata banyak prosedurnya. Akhirnya ketemu jalan keluarnya dan sekarang lagi berproses di pengadilan.

Saya minta agar semua prosesnya dilewati. Jangan sampai ada permainan udang di balik batu. Ada pihak yang cari keuntungan. Saya juga berharap warga pemilik lahan untuk bersabar, Insyaallah tahun ini bisa diselesaikan.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Tutura.Id (@tutura.id)

Beberapa waktu lalu, ada kesan pilah pilih data MCP dan SPI (dua indikator pencegahan korupsi dari KPK) yang ditampilkan akun Instagram Pemkot Palu, ditambah lagi kinerja penyelenggaraan Pemkot Palu sangat jeblok

Itu, kan, Survei Penilaian Integritas (SPI) tahun 2021. Sementara kami baru gerak tahun 2022, hanya saja SPI-nya baru diumumkan tahun 2022.

Soal Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah dari Kementerian Dalam Negeri 2022, itu sebenarnya penilaian tahun 2021. Sementara kami belum bergerak tahun 2021.

*) Catatan redaksi: Survei SPI tahun 2022 dilakukan pada Juli-Oktober 2022. Berbeda dengan penjelasan Hadi yang menyebut survei tersebut merupakan tahun 2021. Hasilnya, pada SPI 2022, Pemkot Palu mendapat rapor merah.

Faktanya, Pemkot Palu berada di posisi terbawah dari 13 kabupaten/kota di Sulteng terkait urusan kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah (yang dirilis oleh Kemendagri). Lantas seperti apa penilaian Anda?

Itu evaluasi buat kami, dan kami sudah tahu sejak tahun 2022 lalu. Saya kemudian meminta organisasi perangkat daerah (OPD) untuk memperbaiki performa mereka. Alhamdullilah, tahun ini keluar hasil Monitoring Center for Prevention (MCP) dapat 89,53 persen dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Jadi, apa penyebab sehingga kinerja Pemkot Palu dinilai jeblok oleh Kemendagri?

Hanya pelaporan saja yang tidak optimal dilakukan oleh OPD. Harusnya mereka menginput berdasarkan permintaan informasi dari pusat, tetapi ternyata tidak sehingga menyebabkan nilainya rendah.

Kemudian, saya minta diperbaiki sejak tahun 2022 agar OPD bisa melakukan update, termasuk capaian Pemkot Palu untuk dilaporkan kembali ke pusat.

Selama menjabat sebagai wali kota Palu, prinsip apa yang Anda pegang dalam pengambilan keputusan politik?

Saya hanya mau Kota Palu ini jadi bagus. Saya mau masyarakat dilayani dengan baik. Saya mau pegawai bekerja dengan disiplin, kalau ASN displin maka pelayanan juga cepat.

Sekarang, mau urus KTP tidak perlu lama. Cukup 5-10 menit selesai, urus ini dan itu bisa ke kantor kelurahan saja. Kalau mau mengadu, tinggal datang ke rumah pribadi saya, kantor wali kota, atau lewat kanal lapor wali kota.

Semua itu saya lakukan agar siapa pun jadi wali kota Palu berikutnya punya standar yang baik dari pandangan masyarakat.

Apalagi keinginan kuat saya agar 53 janji politik itu bisa tercapai, tetapi, kan, banyak variabel sehingga keluarlah nilai secara kualitas 39 persen, dan 80 persen secara kuantitas.

Untuk HUT ke-45 Tahun Kota Palu, apa yang akan dilakukan oleh Pemkot Palu?

Nanti akan ada upacara HUT ke-45 Kota Palu, kemudian ada acara dzikir bersama juga. Malamnya ada acara penganugerahan untuk keluarga dan orang-orang tua kita yang telah meninggalkan catatan baik untuk Kota Palu, serta acara makan-makan gratis buat warga masyarakat yang hadir.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
2
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Tardigrada; balutan musik Kaili dan nuansa elektronik menuju iKonseria
Tardigrada; balutan musik Kaili dan nuansa elektronik menuju iKonseria
Lewat bebunyian khas Lembah Palu, Tardigrada sukses menghadirkan musik ciamik. Kerja mereka berbuah posisi ketiga…
TUTURA.ID - Menyelisik penyebab banjir di kawasan IMIP
Menyelisik penyebab banjir di kawasan IMIP
Banjir bandang di kawasan IMIP bukan hanya perkara tingginya curah hujan, tapi karena eksploitasi hutan…
TUTURA.ID - Empat peninggalan sejarah masuknya Islam di Lembah Palu
Empat peninggalan sejarah masuknya Islam di Lembah Palu
Meski terjadi berabad-abad lalu, jejak penyebaran Islam di Lembah Palu, dapat dilihat hingga kini. Jejaknya…
TUTURA.ID - Polusi udara di Palu, dari masalah kesehatan hingga perubahan iklim
Polusi udara di Palu, dari masalah kesehatan hingga perubahan iklim
Kualitas udara di Palu cenderung masuk kategori “sedang” dan “tidak aman.” Polusi tak sekadar mengancam…
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng