Mahasiswa jadi salah satu elemen publik yang peranannya tak asing dalam proses demokrasi. Mereka dikenal sebagai agen perubahan, manusia-manusia tangguh, penjaga nilai, kekuatan moral, sekaligus pengontrol agar perkataan dan perbuatan para pemimpin seiring sejalan.
Jika kita menengok ke belakang dengan membuka lembaran sejarah negeri ini, pergantian dua orde kekuasaan—orde lama dan orde baru—juga dimotori oleh mahasiswa.
Peran politik mahasiswa tidak hanya sebatas saksi perubahan, tetapi juga menjadi pelaku yang aktif dalam membentuk masa depan bangsa ke arah yang lebih baik.
Optimisme mencetak sosok-sosok ideal tadi sebagai generasi penerus sejak bangku kuliah harus senantiasa dihadirkan. Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) Fakultas Hukum Universitas Tadulako (Untad), Palu, menyadari betul hal tersebut.
Kali ini, Ketua Umum BPM Fakultas Hukum Untad Fatihat Nur Muslima bersama jajaran pengurusnya menggelar seminar bertema "Membentuk Karakter Calon Legislator Muda dalam Politik Praktis", Rabu (6/12/2023) petang.
Seminar ini tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis, aktif dalam politik, dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Untuk itu dihadirkan dua sosok narasumber. Pertama Prof. Dr. Aminnudin Kasim, seorang guru besar Universitas Tadulako dengan fokus pada hukum tata negara.
Sementara narasumber kedua, Risharyudi Triwibowo, menjabat Staf Ahli Menteri Ketenagakerjaan RI.
Lantai dua Aula Namira di Gedung Asrama Haji Sulawesi Tengah yang jadi lokasi seminar mulai ramai sejak siang. Hamparan deretan kursi dipenuhi ratusan mahasiswa se-Kota Palu.
Aminuddin dengan penuh semangat dan inspirasi mengingatkan pentingnya mahasiswa melatih jiwa kepemimpinan sejak dini. Caranya bisa melalui organisasi dan lembaga kemahasiswaan.
Demonstrasi dan menyuarakan aspirasi masyarakat juga penting untuk memantapkan mental.
"Turun ke jalan adalah arena belajar mahasiswa. Latihan kepemimpinan, paling tidak latihan orasi, tapi tentu saja dengan izin dan tertib," tegasnya.
Tak lupa, dosen bergelar guru besar ini juga mengingatkan para mahasiswa harus bijak memilih sosok pemimpin untuk masa depan.
Mahasiswa yang termasuk pemilih muda tentu ikut menjadi target dalam mendulang suara. Sebagai kaum yang terdidik secara akademis, mahasiswa seharusnya tidak main asal pilih.
"Paling tidak punya referensi yang kuat dan lengkap," tegas Aminuddin.
Risharyudi Triwibowo menambahkan dimensi baru dengan mengajak mahasiswa untuk tidak hanya menjadi sarjana, tetapi juga berwirausaha.
Kreativitas menjadi kunci jika mahasiswa ingin sukses mengarungi pesatnya kemajuan teknologi era sekarang, terlebih yang akan datang.
"Asah diri kalian. Jangan menjadi anak muda yang biasa-biasa saja. Jangan habiskan waktu satu kali 24 jam untuk berleha-leha," serunya.
Berbicara soal kepemimpinan, Risharyudi meyakini setiap manusia telah dibekali karakter dasar yang bisa saja tertambah, tetap, atau bahkan terkikis. Perjalanan hidup menjadi penentu perubahan karakter tersebut.
"Karakter harus dibentuk. Kalau tidak membentuk karakter mulai hari ini, maka yang ada cobaan dan godaan, bukan barokah," pungkasnya.
Apa yang disampaikan Risharyudi bisa kita jumpai dengan mudah. Banyak sosok yang kini berada dalam lingkar kekuasaan, eksekutif dan legislatif, dulunya seorang mahasiswa, bahkan termasuk aktivis.
Godaan harta dan kekuasaan membuat mereka alih-alih menjalankan tugasnya sebagai pelayan masyarakat, malah bertindak sebaliknya dengan melayani kepentingan diri sendiri dan korporasi besar yang menyengsarakan rakyat.
politik mahasiswa demonstrasi seminar Universitas Tadulako fakultas hukum Badan Perwakilan Mahasiswa guru besar hukum tata negara staf ahli asrama haji