Kemeriahan begitu terasa dalam acara peluncuran “Palu Sport Event” (PSE) yang berlangsung di Halaman Kantor Wali Kota Palu, Jalan Balai Kota Timur, Lolu Utara, Senin (22/5/2023) malam.
Berbagai penampilan, mulai dari pementasan tari dan musik, disuguhkan kepada para tamu undangan dan masyarakat yang telah datang memenuhi lapangan.
Sanggar Seni Mahardika jadi penampil pertama yang membuka acara. Mereka membawakan tari petomunaka. Tarian untuk menyambut tamu ini hasil kreasi mendiang Hasan M. Bahasyuan. Diciptakan sekitar 1976.
Hiburan lainnya hadir lewat penampilan Diggity Crew Dance, Qwerty Band, The Secret, Sisca Dama, dan Elis.
Wali Kota Palu Hadianto Rasyid dalam sambutannya mengungkap bahwa ajang PSE sejatinya hendak dilaksanakan tahun lalu. Situasi dan kondisi pandemi saat itu yang membatasi kerumunan bikin perhelatan ini urung dilaksanakan.
PSE diharapkan jadi ajang olahraga nasional yang rutin diselenggarakan Kota Palu saban tahun. Tujuannya untuk memperkenalkan dan “menjual” ibu kota Sulawesi Tengah ini dari prespektif yang berbeda.
Bahwa meningkatkan angka kunjungan wisatawan ke Lembah Palu tak melulu via promosi berbagai destinasi wisata alam, tapi juga bisa digerakkan melalui olahraga. Istilahnya sports tourism atau wisata olahraga.
“Olahraga ini nantinya yang kita harapkan juga bisa bisa menjadi salah satu alasan para wisatawan datang mengunjungi Kota Palu,” ujar Hadiyanto.
Banyaknya kunjungan wisatawan bisa memberikan dampak positif bagi perekonomian, terutama para pelaku UMKM di kota ini. Pun juga bagi para pengusaha yang bergerak di bidang perhotelan atau penginapan.
Selain itu, ajang PSE sekaligus menjadi gelanggang bagi para atlet Kota Palu berkompetisi dan mengukir prestasi. Sehingga efeknya bisa mengatrol nama daerah lebih maju dan berkembang dalam berbagai turnamen olahraga.
“Kami berharap event ini berjalan lancar dan bisa menghadirkan banyak peserta juga pengunjung. Semoga kita juga terus bersemangat menjaga kota ini. Mari bersama-sama kita mengembangkan kota ini agar menjadi kebanggaan kita semua,” tambah Hadiyanto.
PSE akan mempertandingkan enam cabang olahraga (cabor), yaitu balap sepeda, bulutangkis, half marathon, sepak bola, paralayang, dan voli.
Ada pun alasan tidak mempertandingkan cabor lainnya, semisal basket, karena venue olahraga yang dimiliki Pemkot Palu saat ini masih terbatas atau kurang memadai.
Oleh karena itu, lanjut Hadi, saat ini Pemkot sudah merencanakan pembangunan prasarana olahraga lebih lengkap. Sehingga dalam pelaksanaan PSE tahun depan bisa mempertandingkan lebih banyak cabang.
Klarifikasi perihal bonus untuk pemenang
Saat tampil memberikan mukadimah, Wali Kota Hadiyanto Rasyid mengungkap disediakan bonus untuk juara kompetisi cabor sepak bola sebesar Rp1 miliar. “Bonusnya 1 miliar untuk bola. Demikian halnya untuk lima cabor lainnya,” sambung politisi Partai Hanura itu
Usman, S.H. selaku Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Palu (Dispora) coba meluruskan mengenai anggaran bonus untuk peserta PSE.
“Jadi hadiahnya itu tergantung dari jumlah pesertanya. Kenapa bonus untuk sepak bola Rp1 miliar, karena itu cabor yang komposisi orangnya banyak. Cabor yang individu tentunya akan berbeda dan lebih sedikit ketimbang yang berdua atau berkelompok,” jelasnya.
Total jenderal Pemkot Palu menyiapkan dana Rp6 miliar untuk pelaksanaan PSE tahun ini. Peruntukannya terbagi, Rp3 miliar untuk para atlet dari enam cabor yang dipertandingkan dan sisanya lagi digunakan untuk penyelenggaraan kegiatan.
Perihal venue pertandingan nantinya akan tersebar ke beberapa titik sesuai yang sudah direncanakan panitia.
Cabor bola voli, misalnya, akan dipertandingan di Gelora Bumi Kaktus, Talise. Pertandingan tepok bulu, merujuk saran PBSI Sulteng, rencananya akan berlangsung di GOR Central Sport, Silae.
Paralayang sudah pasti akan mengambil tempat di Salena, Ulujadi. Lokasi ini sudah kadung terkenal sebagai arena lepas landas yang menawarkan panorama memikat dari ketinggian.
“Kalau sepak bola kami akan memilih 3 sampai 4 lapangan. Maraton tentunya di jalan sekitaran Kota Palu. Rutenya saya belum tahu pasti,” tambah Usman.
Hal lain yang belum diungkapkan secara eskplisit dalam grand launching ceremony semalam adalah tanggal pembukaan. Namun, merujuk hitung mundur yang tertera di laman situsweb PSE, seharusnya pembukaan berlangsung mulai 9 November 2023.
Sebelumnya Wali Kota Palu Hadiyanto Rasyid telah memperkenalkan maskot resmi PSE dalam rupa maleo senkawor (macrocephalon maleo) bernama Senka. Burung ini endemik yang mendiami hutan tropis Sulawesi Tengah dan Gorontalo.
Turut pula diperkenalkan kepada publik adalah logo resmi PSE yang terdiri dari tiga unsur; daun kelor, ketupat, dan peta Kota Palu.
Daun kelor yang berjumlah sembilan lembar melambangkan delapan kecamatan dan satu kota madya.
Lalu ketupat yang dimaksudkan adalah motif tenun belah ketupat. Artinya harapan untuk dapat menjadi kota prioritas yang penuh nilai dan manfaat.
Terakhir tambahan peta Kota Palu dalam tampilan siluet sebagai pertanda lokasi penyelenggaraan PSE.
Sport tourism sebagai penggerak pariwisata
Harus diakui pandemi Covid-19 yang melanda sejak awal 2020 membuat aktivitas wisata menurun sangat drastis. Banyak objek wisata yang tadinya ramai mendadak sepi.
Para pengusaha yang bergerak dalam bisnis pariwisata juga banyak gulung tikar atau terpaksa tutup sementara waktu. Menunggu hingga kondisi kembali stabil dan pulih.
Melansir data Dinas Pariwisata Sulteng, total jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara yang berkunjung ke Kota Palu sepanjang 2022 tercatat sebanyak 165.544. Paling banyak kunjungan mengarah ke Poso (287.100) dan Tojo Una-Una (282.117).
Angka tersebut menyusut dibandingkan periode 2020, awal mengganasnya pandemi, yang tercatat mencapai 206.418 kunjungan wisatawan. Sementara jumlah lawatan wisatawan di Kota Palu sepanjang 2019 tercatat 1.489.083.
Membandingkan jumlah kunjungan para pelancong ke Kota Palu sepanjang 2021 tidak bisa dilakukan. Pasalnya statistik pada tahun tersebut tidak bisa diakses
Ketika akhirnya situasi mulai normal, pelan-pelan jumlah angka wisatawan juga menggeliat. Untuk memancing lebih banyak animo para wisatawan datang berkunjung, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendorong tiap daerah mempromosikan yang namanya sport tourism.
Pasalnya menurut United Nations World Tourism Organizations, wisata yang dikombinasikan dengan olahraga ini merupakan sektor wisata yang pertumbuhannya paling cepat. Makin banyak wisatawan yang tertarik pada aktivitas olahraga.
Diprediksikan pertumbuhan sport tourism di Indonesia bisa mencapai Rp18.790 triliun hingga 2024 mendatang.
Sandiaga Uno selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyebut hendaknya tiap daerah mengusung sport tourism yang sarat kearifan lokal. Indonesia adalah negeri yang mendapat limpahan karunia untuk memanfaatkan itu.
Kontur alam tiap daerah bervariasi dan indah. Pun menyimpan banyak katalog olahraga tradisional yang masih lestari hingga kini. Adapun beberapa olahraga peninggalan nenek moyang yang sekarang mulai ditinggalkan, justru bisa dibangkitkan kembali seturut adanya sport tourism.
“Wisata olahraga merupakan bentuk adaptasi dan inovasi kita. Karena penyelenggaraan event merupakan salah satu cara yang efektif untuk mendatangkan wisatawan ke suatu destinasi,” kata Sandiaga.
Lompat batu di Pulau Nias salah satu contoh bagaimana olahraga berpadu dalam nilai-nilai tradisi.
Contohnya lainnya pacu jalur alias lomba dayung tradisional di Provinsi Riau, karapan sapi di Madura, pacuan kuda gayo di Aceh, dan lomba perahu sandeq di Sulawesi Barat.
Suku Kaili yang mendiami Lembah Palu dan sekitarnya juga punya beberapa olahraga tradisional yang hingga hari ini sebenarnya masih diselenggarakan. Salah dua yang memiliki potensi menarik animo wisatawan adalah sanjasio dan posilumba japi.
Palu Sport Event sport tourism wisata dinas pariwisata olahraga atlet pariwisata pandemi wisatawan cabang olahraga ekonomi UMKM Dispora sanjasio posilumba japi