Menghindari kebakaran berulang di area pasar
Penulis: Anggra Yusuf | Publikasi: 26 April 2024 - 10:24
Bagikan ke:
TUTURA.ID - Menghindari kebakaran berulang di area pasar
Seorang pedagang tetap berjualan di antara puing sisa kebakaran yang terjadi di Pasar Masomba | Foto: Anggra Yusuf/Tutura.Id

Andi (38) tidak bisa berbuat apa-apa saat melihat seluruh dagangannya kuyup oleh siraman air dari petugas pemadam kebakaran pada Jumat (19/4/2024) tengah malam.

Malam itu, sekitar pukul 23.02 Wita, api melahap 41 lapak pedagang di Pasar Masomba, Tatura Utara. Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan. Sementara kerugian ditaksir mencapai Rp500 juta.

Pedagang pakaian bekas alias cakar, termasuk dirinya, sudah menutup lapak sejak pukul 18.00 Wita. Mereka sudah tidak sempat menyelamatkan los dari kobaran api yang harus dijinakkan dengan sembilan mobil pemadam kebakaran.

"Waktu dapat kabar (peristiwa kebakaran) saya langsung ke tempatku, tapi sudah besar api. Terus sumber api, kan, dari tengah-tengah sini," ucapnya saat ditemui Tutura.Id, Senin (22/4) petang.

Obrolan dengan pria yang mengaku sudah 12 tahun berjualan di Pasar Masomba ini terbilang singkat. Sementara pedagang lainnya yang berada di lokasi kebakaran enggan memberikan pernyataan.

Sambil membersihkan lokasi lapaknya, Andi menuturkan, sejumlah pedagang dan warga yang ada di sekitar lokasi kebakaran mencoba menjinakkan api dengan air seadanya.

Mereka berusaha mengambil air dari toilet umum dan kamar mandi rumah warga di sekitar pasar, tapi nyala api kadung makin besar sehingga susah untuk memadamkannya. Andi dan rekan-rekannya sesama pedagang hanya bisa menatap pasrah.

Pasar yang berdiri sejak 1983 itu kembali jadi korban amukan si jago merah. Total sudah terjadi tujuh kali kebakaran di Pasar Masomba selama 16 tahun terakhir.

Sejauh ini spekulasi ihwal penyebab kebakaran akibat korsleting alias hubungan arus pendek listrik. Biasanya terjadi akibat adanya aliran listrik yang menyimpang dari garis kabel yang telah terpasang.

Tak jauh berbeda dengan Pasar Masomba, Pasar Inpres Manonda ternyata juga kerap mengalami hal serupa.

Kurun satu dekade terakhir, pasar yang terletak di Kecamatan Palu Barat tersebut telah mengalami kebakaran sebanyak lima kali. Peristiwa kebakaran terakhir terjadi pada 29 Maret 2022. Dilaporkan ada 350 lapak ludes dilalap api. Kerugian yang ditimbulkannya mencapai miliaran rupiah.

Sementara itu, berbasiskan penelusuran pemberitaan lainnya, kebakaran terbesar di Pasar Inpres Manonda terjadi pada medio Agustus 2005. Saat itu, 1151 lapak habis terbakar yang meninggalkan kerugian mencapai Rp15 miliar.

Hal tersebut menunjukkan kerentanan pasar sebagai tempat publik dan perputaran ekonomi dari amukan si jago merah.

Risiko kebakaran tersebut dapat dilihat dari minimnya sistem proteksi kebakaran, misalnya alat pemadam api ringan (APAR) maupun alat pemadam api dengan sistem sprinkler atau pancaran air yang biasanya melekat di plafon.

Selain itu, seharusnya pasar juga dilengkapi sistem deteksi dan alarm kebakaran agar dapat memberikan informasi kepada pengunjung bahwa sedang terjadi kebakaran.

Kepala Dinas Pemadaman Kebakaran dan Penyelamatan Kota Palu, Hasan Lahinding, saat memberikan pernyataan terkait kebakaran yang terjadi di Pasar Masomba | Foto: Anggra Yusuf/Tutura.Id

Kepala Dinas Pemadaman Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Palu, Hasan Lahinding, saat ditemui Tutura.Id, Rabu (24/4), mengatakan sistem perlindungan kebakaran di pasar harus diperketat dengan memasang alarm sebagai alat peringatan dini, APAR pada setiap lapak, dan instalasi hidran dilengkapi sumber air.

Para pedagang dan pengunjung pasar juga harus mendapatkan edukasi soal pencegahan hingga penanggulangan kebakaran. Mitigasi bencana kebakaran ini penting untuk mengetahui lebih cepat keberadaan sumber api dan untuk mencegah terjadinya perambatan api.

"Kami akan mengusulkan hal-hal tersebut saat pelaksanaan rapat teknis bersama instansi-instansi lainnya terkait rencana renovasi Pasar Masomba nanti. Untuk pasar lainnya juga akan kami usulkan. Yang tentu setelahnya ada sosialisasi, bahkan simulasi," ujar Hasan.

Penataan pasar juga dinilai penting untuk menghindari bencana kebakaran. Namun, harus dilakukan dengan menghindari risiko-risiko yang dapat membahayakan penghuni dan masyarakat sekitar pasar.

Terkait faktor kelistrikan, Hasan mengingatkan agar pemilik kios cermat dalam menggunakan barang elektronik. Instalasi listrik beserta pelindungnya dan penggunaan MCB (Miniature Circuit Breaker) untuk pengamanan dengan memutus arus saat ada kelebihan beban listrik perlu juga dimiliki setiap kios.

"Karena korsleting dominan jadi penyebab kebakaran. Kabel lainnya sambung menyambung tidak sesuai peruntukan dan standar keamanan," sambung Hasan.

Area tempat berjualan pakaian bekas alias cakar di Pasar Masomba yang habis kena amukan si jago merah | Foto: Anggra Yusuf/Tutura.Id

Sebenarnya, ada peraturan terkait sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung. Hal itu tertuang dalam Peraturan Menteri PUPR  No. 26/PRT/M/2008 mengenai Persyaratan Teknis Sistim Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.

Di dalamnya berisi panduan-panduan untuk mencegah kebakaran, mulai dari alat-alat pemadam kebakaran hingga konstruksi bangunan yang tahan api dan sarana penyelamatan.

Misalnya, ada pintu keluar darurat untuk menyelamatkan diri ketika terjadi kebakaran. Peletakan emergency  exit  terjauh  sekitar 30 meter yang dapat dijangkau oleh seluruh penghuni bangunan atau area dengan durasi kurang dari 2,5 menit.

Sarana jalan keluar harus bebas dari segala hambatan untuk penggunaan sepenuhnya saat terjadi kebakaran atau keadaan darurat lainnya. Jalan yang lega dan bebas hambatan ini nantinya juga berfungsi sebagai arus keluar masuk mobil pemadam.

Tak kalah pentingnya menyediakan dua perangkat hidran pada satu zona atau tiap 35 meter yang letaknya di tengah dengan satu pompa yang  menyuplai dua hidran tersebut.

Usai peristiwa kebakaran di Pasar Masomba, Dinas Perindustrian dan Perdagangan bersama Dinas Pekerjaan Umum Kota Palu telah melaksanakan evaluasi bangunan untuk model pembangunan pasar yang lebih aman dan nyaman.

"Semoga dibangun standar (pasar) yang sesuai dengan aturan," pungkas Andi mewakili rekan-rekannya sesama pedagang yang jadi korban.

Bagaimana perasaanmu setelah membaca artikel ini?
Suka
1
Jatuh cinta
0
Lucu
0
Sedih
0
Kaget
0
Marah
0
Mungkin tertarik
TUTURA.ID - Aksi nyata mitigasi krisis iklim dua remaja Sulteng
Aksi nyata mitigasi krisis iklim dua remaja Sulteng
Rahmi dan Riziq akan mewakili Sulteng berbicara di depan perwakilan G7 tentang dampak krisis iklim…
TUTURA.ID - Bentrokan di Pasar Inpres Manonda: Kronologi, pemicu, dan penangkapan pelaku penikaman
Bentrokan di Pasar Inpres Manonda: Kronologi, pemicu, dan penangkapan pelaku penikaman
Bentrokan di Pasar Inpres Manonda dipicu oleh peristiwa penikaman. Kini pelaku penikaman telah ditangkap. Warga…
TUTURA.ID - Kiprah dan asa Abdullah untuk masa depan kebencanaan di Sulteng
Kiprah dan asa Abdullah untuk masa depan kebencanaan di Sulteng
Ir. Drs. Abdullah, M.T. menekankan pentingnya mempelajari semua jenis bencana, tidak hanya soal gempa dan…
TUTURA.ID - Mempertanyakan ketangguhan warga Palu menghadapi bencana
Mempertanyakan ketangguhan warga Palu menghadapi bencana
Sejauh mana kapasitas warga, regulasi, dan infrastruktur di Kota Palu dalam menghadapi bencana?
TUTURA.ID - Darurat Kekerasan Seksual Di Sulteng